Friday, May 13, 2005

Proses Berpikir


baca/dengar/lihat/rasa >> perolehan informasi >> mengingat/mencatat
>> menyimpulkan >> mengetahui >> mengerti >> memahami >> mencipta




">>" disini adalah proses berpikir.



Secara teknis, dari semua hal yang kita baca/dengar/lihat/rasa, tubuh dan pikiran kita menyerap informasi. Disini, terjadilah proses perolehan informasi. Dari informasi yang kita serap tersebut, lantas kita proses lebih lanjut untuk diingat/dicatat (registering) dalam "bank data" pikiran, untuk lebih lanjut diolah menjadi suatu kesimpulan. Kesimpulan yang didapat membuat kita "mengetahui" (knowing)
bahwa serangkaian informasi yang diterima sebelumnya ternyata berkaitan
dan menunjukkan kalau sesuatu sedang terjadi. Dari serangkaian "tahu",
beberapa diantaranya ternyata terjadi berulang, atau walaupun jarang
namun kita anggap menarik, sehingga kita mulai memberi perhatian
khusus. Dari penelitian lanjutan akah hal yang diberi perhatian khusus
ini, lantas tercetus suatu pengertian (understanding).
Jika ternyata alam pikiran kita berhasil menemukan keterkaitan antara
pengertian ini dengan hal lainnya, maka pengetahuan kita akan semakin
mendalam, membuat kita memahami (comprehending)
dengan baik semua seluk-beluk dari hal tersebut. Setelah memahami
mengenai banyak perkara dan komponen-komponennya, barulah kita sampai
pada kemampuan untuk mencipta.



Karena penciptaan bukanlah bagai petir di siang bolong, tapi terjadi karena pikiran kita menemukan suatu konfigurasi baru atas serangkaian elemen yang sebenarnya sudah terdapat dalam ciptaan lain yang pernah ada.



Hmm... koq narasinya malah bikin pusing ya?





Orang Gila dan Baut Ban (humor)


Tersentuh ama postingan cak U



...



Alkisah, di suatu ketika, seorang pegawai Depkes Bandung berkunjung ke
RS Jiwa di Jl. Riau. Ketika ia meninggalkan bangunan dan mendekati
mobilnya, ia perhatikan mur pengunci roda salahsatu ban hilang semua!
Kebingungan, ia berpikir bagaimana caranya agar mobilnya bisa tetap
jalan, tanpa terjadi masalah.

"Mur nya hilang ya pak?" Seru sebuah suara dibelakang si bapak.
Lekas-lekas ia menoleh, rupanya suara berasal dari balik jeruji
salahsatu ruang rawat pasien.

"Oh... iya pak, bapak tahu siapa yang mengambil?" Sambung si bapak sambil agak berhati-hati.

"Tidak tahu pak, saya kan baru bangun tidur... hoooaaahhhmmmm..." Seru si pasien sambil menggosok matanya.

Si bapak lantas hanya tersenyum, lalu kembali berpikir sambil memegang dagunya...

Melihat hal ini si pasien lalu melanjutkan...

"Begini pak... coba lihat apa mur di ban lainnya masih komplit?"

Si bapak terlihat ragu-ragu untuk menuruti saran si pasien, tapi terus
beranjak untuk meneliti ketiga ban lainnya.... "Iya pak, masih kumplit".

"Kalau begitu gini saja pak..." sambung si pasien.

"Bapak lepas dari tiga ban tersisa, masing-masing satu baut... Nah,
baut-baut ini lantas bapak pasang di ban yang itu" Lanjutnya sambil
menunjuk ban yang kehilangan baut.

"Jadi nanti tiap-tiap ban ada tiga baut, cukup kuat buat bapak
melanjutkan perjalanan" seru si pasien sambil kembali menggosok matanya.

Si bapak terkejut mendengar saran si pasien... "Wah... benar juga pak, terimakasih!"

"..... Ngomong-ngomong, koq bapak bisa sih memikirkan ide seperti itu...?" lanjut si bapak sambil agak heran.

Dengan malas-malasan, si pasien menjawab...

"Lho, saya disini kan karena GILA pak, bukan GOBLOK..."

Thursday, May 12, 2005

USS Enterprise Vs. Borg (humor)

2046 AD

Upon entering an unknown space, USS Enterprise was caught by
surprise by one of the Borg's cubical space ship. The USS Enterprise
was commanded to surrender and be prepare to be assimilated.

Due to the technical failures they experience during the last
mission, the USS Enterprise's resistance was proven to be useless since
the Borg has the capability to mechanically alter their space ship to
make it superior to the USS Enterprise.

In their desperate attempt, Picard is commanding LaForge to search
through the space database of the human history, hoping for a way to
cope with the Borgs...

...minutes passed...

INT. COMMAND CENTER

Picard: Mr. LaForge, have you had any success with
your attempts at finding a weakness in the Borg? And Mr. Data,
have you been able to access their command pathways?

Geordi: Yes, Captain. In fact, we found the answer
by searching through our archives on late Twentieth-century computing
technology.

Geordi presses a key, and a logo appears on the computer screen.

Riker [puzzled] What the hell is Microsoft?

Data [turns to explain] Allow me to explain. We will
send this program, for some reason called "Windows", through the
Borg command pathways. Once inside their root command unit, it
will begin consuming system resources at an unstoppable rate.

Picard: But the Borg have the ability to adapt. Won't
they alter their processing systems to increase their storage
capacity?

Data: Yes, Captain. But when Windows detects this,
it creates a new version of itself known as an "upgrade". The use
of resources increases exponentially with each iteration. The
Borg will not be able to adapt quickly enough. Eventually all
of their processing ability will be taken over and none will
be available for their normal operational functions.

Picard: Excellent work. This is even better than that
unsolvable geometric shape idea.

. . . . 15 Minutes Later . . .

Data: Captain, we have successfully installed the Windows
in the Borg's command unit. As expected, it immediately consumed
85% of all available resources. However, we have not received
any confirmation of the expected upgrade.

Geordi: Our scanners have picked up an increase in
Borg storage and CPU capacity, but we still have no indication
of an upgrade to compensate for their increase.


Picard: Data, scan the history banks again and determine
if there is something we have missed.

Data: Sir, I believe there is a reason for the failure
in the upgrade. Appearently the Borg have circumvented that part
of the plan by not sending in their registration cards.

Riker: Captain, we have no choice. Requesting permission
to begin emergency escape sequence 3F!

Geordi: [excited] Wait, Captain! Their CPU capacity
has suddenly dropped to 0%!

Picard: Data, what do your scanners show?

Data: [studying displays] Appearently the Borg have
found the internal Windows module named Solitaire, and it has
used up all available CPU capacity.

Picard: Lets wait and see how long this Solitaire can
reduce their functionality.

. . . . Two Hours Pass . . .

Riker: Geordi, what is the status of the Borg?

Geordi: As expected, the Borg are attempting to re-engineer
to compensate for increased CPU and storage demands, but each
time they successfully increase resources I have setup our closest
deep space monitor beacon to transmit more Windows modules from
something called the Microsoft Fun-Pack.

Picard: How much time will that buy us?

Data: Current Borg solution rates allow me to predict
an interest time span of 6 more hours.

Geordi: Captain, another vessel has entered our sector.

Picard: Identify.


Data: It appears to have markings very similar to the
Microsoft logo...

[over the speakers] "This is Admiral Bill Gates of the Microsoft
flagship MONOPOLY. We have positive confirmation of unregistered
software in this sector. Surrender all assets and we can avoid
any trouble. You have 10 seconds to comply."

Riker: Sir, it's the Microsoft!

Data: The Borg shown resistance, they ignore the Microsoft threat...

Picard: I don't think that's a smart choice, considering their system is really low on resources.

Riker: Indeed...

Something happened on the monitor

Data: Sir! The alien ship has just opened its forward hatches
and released thousands of humanoid-shaped objects.

Picard: Magnify forward viewer on the alien craft!

The monitors magnified to show the detailed view of the objects.

Riker: My God, captain! Those are human beings floating
straight toward the Borg ship - with no life support suits! How
can they survive the tortures of deep space?!

Data: I dont believe that those are humans, sir. If
you will look closer I believe you will see that they are carrying
something recognized by twenty-first century man as doeskin leather
briefcases, and wearing Armani suits.

Riker and Picard, together [horrified]: Lawyers!!

Geordi: [Nervous] It can't be... All the Lawyers were rounded up
and sent hurtling into the sun in 2017 during the Great Awakening!

Data: True, but appearently some must have survived.

Riker: [Anxious] They have surrounded the Borg ship and are covering
it with all types of papers.

Data: I believe that is known in ancient vernacular
as red tape. It often proves fatal.

Riker: [Emotional] They... they're tearing the Borg to pieces!

Picard: Turn the monitors off, Data! I cant bear to
watch! Even the Borg doesn't deserve such a gruesome death!

[THE END]

Copyright, gak tau... pertama dapet dari temen SMA taun 90an dulu, then nemu lagi di WWW

Isyu dalam Islam: Mobil dan tune-up (Lho?!)

Ibaratnya mobil keluaran sebuah pabrik...

Buat seorang konsumen (manusia), mungkin gak akan ngeh kenapa koq mobil itu harus sering di tune-up, diselaraskan pengapiannya, diganti businya, diatur timing belt nya, dan lain-lain rutinitas yang keliatannya so nggak penting... "Lho, mobil gw masih bisa jalan koq, so what?"

Padahal kalau saja konsumen (Manusia) itu mengerti mengenai mesin, bagaimana pengapian tak selaras mengakibatkan choking atau tenaga mesin timpang, bagaimana momentum ban yang tidak balance akan mengakibatkan ketidak merataan gundul ban (ban cepat habis sebagian), bahwa asupan udara ke karburator turut menentukan kinerja mesin, sampai knalpot yang bocorpun ternyata berpengaruh pada turunnya tingkat kompresi dalam blok mesin, tentu konsumen (Manusia) akan memperhatikan masalah tersebut dengan lebih serius, dan lebih disiplin dalam mengikuti manual dan aturan perawatan yang dikeluarkan oleh pabrik (Tuhan)...

Hal-hal tersebut, yang menurut pabrik (Tuhan) perlu dilakukan secara rutin oleh konsumen (Manusia), sebenernya adalah demi kesejahteraan si konsumen (Manusia) itu sendiri, supaya tetep berada dalam kondisi prima.

"Sudahkan anda tune-up?" (sholat)













Menu Sarapan Pagi Ini: Hati, Bela diri, Agama

Masalah Hati

Jadi orang tuh harus bisa milah-milah masalah, mana yang harus pake hati, mana yang harus sabodo teuing (peduli amat). Di satu sisi kalau kita kerja memakai "hati", maka biasanya kita akan menghasilkan yang terbaik. Tapi di sisi lain kalau apapun kita hadepin dengan hati, bisa berakibat jantungan dan stress... Kalau ada tugas mendesak yang kita merasa gak sesuai dengan situasi hati, pasti ngerjainnya juga berantakan... Saat ada orang gendheng yang keliatannya gak bisa menghargai perbuatan kita, lantas hati kita ngerasa sakit... Itulah akibatnya kalau gak bisa milah mana yang masuk porsi "hati", porsi "hati+pikiran", dan porsi "pikiran" saja. Gawat atuh euy kalau semua hal dimasukin hati...

Untuk mengatasi masalah malas dan gak suka (gw banget deh), salahsatu artikel yang pernah gw baca menganjurkan bahwa dalam ngelakuin hal-hal yang wajib, sebaiknya berlaku pepatah "You don't have to like it, just do it". Kebetulan contohnya adalah belajar beladiri... Dan si pemberi wejangan adalah instruktur salahsatu cabang beladiri yang berpengalaman dua puluhan tahunan melatih.

Beladiri

U see... dalam beladiri, kecakapan itu tidak bisa didapat dalam sehari-dua hari latihan (and so is the case with the rest of the wordly skills). Seringkali seorang praktisi beladiri mundur ditengah jalan karena malas latihan, entah karena faktor jarak, biaya, teman, ketidak-cocokan, kurang visi kedepan, dll. Tidak bisa dipungkiri, tapi tidak bisa juga dibiarkan. Semua hal yang berakhir di tengah jalan tidak akan membawa manfaat yang "penuh".

Gak akan terkuasai ilmu sebenarnya dari beladiri, kalau baru sampai tahap dasar ("Yukyusha" kl di beladiri Jepang). Nggak juga kalau udah sampai dapet blackbelt...

Lho koq?

Hmm... gini... ada yang tau arti filosofis dari "black belt", atau "ban hitam" itu sendiri? Karena kerasnya latihan yang diperlukan untuk mencapai taraf ini, banyak diantara kita yang merasa bahwa black belt adalah tahap tertinggi dari dunia beladiri, sehingga cenderung memberi arti khusus pada level yang satu ini.

Walaupun agak benar dalam hal "tahap tertinggi" beladiri (diatas blackbelt gak ada belt lain, kecuali Capoeira afaik), tapi apa kita sadar arti sebenernya dari level ini? Padahal, ban hitam itu diberikan pada mereka yang semata-mata dianggap sudah menguasai teknik dasar beladiri, nothing more! Ban hitam menyatakan kesiapan dari si bersangkutan untuk belajar beladiri dengan benar.

Inget bagaimana Musashi yang kuat bukanlah Musashi ditahap awal yang membunuh semua yang melawannya, tapi Musashi yang memilah mana yang harus ia lawan mana yang tidak?

Atau bagaimana Kenji Goh yang justru malah murung dan negatif setelah mengalahkan musuh bebuyutannya, Tony Tan? Dan mempelajari kungfu yang dibilang sebagai kungfu terbaik di dunia?

Itu semua terjadi karena sebenarnya tujuan akhir belajar beladiri bukanlah dalam penguasaan teknik dalam mengalahkan musuh, tapi justru bagaimana "mengalahkan diri sendiri dan memahami soal hidup". Dalam perspektif ini, ban hitam justru adalah awalnya pelajaran mengenai beladiri...

Agama

Begitu juga halnya dengan Agama (he he he, kesini lagi ternyata!). Dalam agama apapun, ada serangkaian bentuk ibadah yang wajib dilakukan ummatnya dengan rutin. Di sisi lain, banyak yang merasa dengan telah
memenuhi kewajiban2 ibadah tersebut, yang bersangkutan telah menjadi seorang "saint" atau "malaikat". Di sisi yang berlawanan, banyak yang merasa ibadah-ibadah rutin ini sebagai suatu beban, dan hal yang sia-sia, seperti... "Ah gw rajin sholat juga nggak kaya-kaya!"

Terlepas dari ada atau tidaknya kaitan langsung antara rajin beribadah dengan banyaknya harta, kita seharusnya menyadari kalau Agama itu panduan MORAL, bukan panduan dagang. Tuhan kelihatannya percaya bahwa mahluk manusia ini harus diperkuat landasan moralnya, barulah kemudian mereka bisa menjadi manusia yang paripurna; utuh dan "sempurna". Dan kalau seorang manusia sudah sampai dalam tahap paripurna, baru deh akan keliatan kenapa koq manusia itu dianggap-Nya sebagai mahluk paling mulia, yang Malaikat saja diharuskan sujud kepadanya (kisah Adam AS).

Dalam tahap ini, hal duniawi lainnya bukanlah lagi menjadi masalah bagi si manusia. Mau nggak jadi orang yang nggak punya masalah duniawi? Atau sekurang-kurangnya, punya lebih sedikit masalah duniawi? Ya yang khusyuk (serius) dong sama agama mu!

Nahh... dalam membimbing manusia kearah kesempurnaan ini, maka disusunlah serangkaian bentuk ibadah yang secara sadar or nggak sadar, membangkitkan pemahaman dan penguasaan manusia akan hal MORAL tadi. Hanya saja si manusia nya yang nggak sadar kalau dibalik semua rutinitas ibadah tersebut terdapat desain dari sebuah PROGRAM PELATIHAN.

Ingin ngerti rahasia dari sholat? DO IT REGULARLY. Dalam sholat itu terkandung suatu self-enforcement yang berguna dalam memantapkan hati. Coba resapi tiap kata tiap kalimat yang diucapkan, seakan-akan kita sedang berbicara langsung dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan serangkaian kata yang diucapkan dengan segenap jiwa, dengan bersungguh-sungguh...

Sewaktu kita menghadapkan diri dihadapan-Nya, berbicara kepada-Nya dengan serangkaian kata sumpah dan janji... pasti deh jadinya merinding... hiiii...

Sesudah itu terus maksiat lagi? Mo mulai sholat aja ragu karena ngerasa diri terlalu bejad? Give it up... manusia itu sarangnya dosa.... sholat itu bukan semata-mata untuk mereka yang beriman, justru lebih banyak manfaatnya bagi mereka yang merasa kurang kuat imannya. Karena itu cukuplah komitmen kita dimulai dengan "kalau waktunya sholat, lakukan", percaya atau nggak, setelah itu hal-hal disekitarnya akan mulai meluruskan diri secara otomatis.

Butuh ketenangan jiwa? Dekatkan diri dengan Pencipta mu.

Sholat itu bukanlah "konsumsi" nya mereka yang sudah merasa beriman kuat dan paham baik seluk-beluk agama, justru buat mereka yang merasa ingin memahami Agama.

Sholat itu bukan sesuatu yang eksklusif, justru sesuatu yang berada di level grassroot.

Sholat itu bukan lauk pauk mahal yang kita ngerasa gak layak dapetin walaupun diberi gratis, justru sholat itu justru adalah piring tempat kita makan.

Epilog

Jadi mari kita round-up a bit... Sholat itu, adalah salahsatu teknik dasar yang harus dikuasai kalau ingin meraih "blackbelt" dalam hidup (Islami). Teknik dasar ini akan membawa manfaat kalau dilakukan sepenuh hati (khusyuk), sedangkan untuk memulainya, cukup dengan berpedoman pada "You don't have to like it, just do it".

Hmm... koq akhir-akhirnya ke masalah ini lagi ya..? Ada yang ngerasa kesindir nggak? Selain dari gw sendiri tentunya? (byms)

Wednesday, May 11, 2005

Akhirnya tiga hari persiapan kick-off meeting proyek World Bank nan sibuk usai juga

Tuntaslah rangkaian tiga hari yang hectic dalam persiapan Kick-Off meeting proyek World Bank ini.

Pagi tadi, gw dateng telat karena bangun telat karena tidur telat. Baru merem abis subuh gitu... itupun karena
tengah malemnya kebangun ama Ade yang nelepon, manfaatin masa diskonnya Simpati Hoki. Dan karena gerah banget, jadilah susah balik tidur. Akhirnya, nginternet deh... cek kabar terbaru dari pak Sjarif, kisah-kisah di Multiply, dan tentunya upload foto-foto yang gw post sebelum ini.

Padahal sorenya tuh dah lumayan teler karena cape di jalan. Udah lama gak maen2 ke lapangan, makanya badan rentan banget ama cape... Jadi pas nyampe kost gak banyak cingcong, langsung ke tempat tidur!

Kick-Off meeting nya rada kacau, presentasi dari rekan bisnis kita dari KL kurang dipersiapkan baik. Udah gitu, internet StarOne yang kita bawa buat demo websitenya Perpusnas ngadat, terutama karena dia cuma bisa nangkep satu sinyal. Dan sialnya lagi, website yang kita buka selalu jadi error tiap kali internet kita putus... Salahsatu "kelebihan" WinXP?

Lalu masa diskusi untuk penjelasan mengenai kuesioner yang kita sebarkan, ada satu bapak-bapak dari IPDN Cilandak yang lantas mempertanyakan mengenai kegunaan dari e-library yang kita tawarkan. Alasannya, karena mereka gak punya SDM yang cukup lantas diramalkan kalau e-library ini akan sia-sia buat diterapkan. Dia lantas meminta pihak kita (konsultan) untuk menyediakan juga tenaga webmaster.

Haaaiiiiiyaaaaaaaa ??!?!?!!! Kemane aje bang?? Tiba-tiba nyerang konsep pas proyek udah diapprove?

Anyway, bapak yang dimaksud, selama presentasi sibuk maen2 henpun PDA nya yang gak dimatiin suara "keypress" nya. Dan doi ngomong sambil silang dada, alias bahasa tubuh dari "gw bener, percuma elo ngomong apa". Makanya gw rada bete waktu dengerin hal yang dipertanyakan si bapak ini.

Padahal kalau mengacu pada TOR yang kita terima, tugas kita adalah menyiapkah software dan pelatihan, dan kitapun membatasi sampe situ. Boss gw berusaha dengan sabar dan diplomatis menjelaskan bagian tugas kita, tapi gak masuk-masuk. Debatnya rada terlalu panjang, sampe akhirnya di-cut sama bapak jagoan kita, jawara dari IPDN Jatinangor. Nge-cutnya juga sebenernya ngambang... dan jadi ada hawa2 dingin antara dua cabang bersaudara ini... Kl gw sih sebenernya dah gatel pengen berdiri dan say something, tapi gak sopan dong melangkahi boss gw... apalagi palingan gw cuma nyari masalah.... Ness... gara-gara elo nih :D... makasih yaa! :P

Tapi dari situ juga kita belajar kalau mereka ini sangat tidak siap untuk bersentuhan dengan teknologi canggih, koordinasi internal antar lembaganya buruk, banyak masalah belum settle tapi karena mengejar deadline dan batasan dari lembaga pemberi donor, they wrap things up. Sebenernyapun selain dari bapak yang tadi, sambutannya luar biasa baik, apalagi dari IPDN Jatinangor yang memang lebih siap dari sisi mindset, sdm, dan teknologi.

Tapi juga gak bisa dipungkiri sih kalau ada beberapa pihak yang malah lebih comfort dengan nunjukin negatifisme. So, instead daripada bantuin sebisanya buat make things work, golongan ini tend to menolak dari awal, sehingga pas ada masalah mereka cukup berujar "kan saya udah bilang dulu...", lantas menolak buat ikut nyari pemecahan... Kapan negara mo majunya mas?

Lantas ternyata di kelompok sebelah yang ngebahas mengenai workflow system, masalah lebih dahsyat lagi. Pak Iswan, PM kita bercerita kalau dahsyatnya, beberapa narasumber yang terlibat merasa ini bukan proyek
hasil godokan mereka jadi menolak untuk bekerjasama. Duh njirr... gak bisakah mereka sadar kalau kita ini
cuma konsultan? Debat noh atasan sendiri kalau ada masalah dengan keberadaan proyek ini in the first place! Untung jagoan wanita kita dari World Bank Jakarta, Mrs Lina Lo, ikut hadir dalam acara diskusi di
bagian ini dan membantu mencari solusi.

Pantesan aja ibu yang satu ini sering keliatan garang dan tegas, dan kadang bete... mugkin karena harus ngadepin orang macem mereka ini selama bertahun-tahun yee? Tau sendiri kan gimana betenya kalo harus
berurusan sama birokrasi pemerintah...

Tapi roti sosisnya enak sih... gw abis... hmm... enem biji apa tujuh gitu... padahal ukurannya mayan sedeng. Makan siangnya... not good... not bad... kalah ama Shangrila kecuali cheese cake nya yang nendang banget aroma kejunya.

Enaknya di perusahaan kecil... ur boss IS the most capable guy in the office, jadi gak ada istilah boss yang naek jabatan tapi skill nya teruk. So waktu ada masalah diluar dugaan macem tadi, everything is handled
allright. Boss gw juga gak sungkan2 buat bantuin Faida ngetik list yang dibutuhin oleh rapat... untung gw tau diri dan ngambil alih...

Anyway, temen2 Malaysia kitapun pulang sore hari itu juga. Entah kapan akan berjumpe lagi dengan puan Ara dan puan Noorpishah yang kocak itu... Nanti kalau mereka datang lagi, bakalan kita anterin wisata FO Bandung dengan suka hati deh.... :)

Besok? Dah ada kerjaan website menanti... (byms)

Tol Cipularang - Wisata Konstruksi


Ternyata, desas-desus itu benar adanya... Ke Bandung lewat Tol Cipularang adalah pengalaman menyenangkan! Mungkin buat sebagian orang sih cuma karena faktor waktunya doang, sementara buat gw mah, Tol Cipularang itu cukup experience-ful.

Berbeda sama landscape Tol Cikampek yang luar biasa bikin boring, dimana hiburan yang ada cuman ngecek speedometer dan hitung mundur perkiraan waktu tiba, kalau di Tol Cipularang ("TCP" aja yah, biar ringkas) kasusnya beda.

Pertama, jalan tolnya berkelok-kelok, dengan contour daratan yang cukup dinamis. Di satu saat kita bisa ngeliat bentangan jalan sampai beberapa kilometer kedepan karena sedang berada di puncak bukit, dan di saat bersamaan kita bisa juga merhatiin bentuk interaksi dari TCP ini dengan lingkungan sekitar. Salahsatu bentuk paling lazim dari interaksi ini adalah, dibangunnya jembatan-jembatan penyebrangan dan fly-over jalan raya diatas kita.

Rata-rata jembatan ini ditopang dengan pilar yang kaku, sterile, namun dalam ke disiplinannya itu, malah memberi suatu impresi tersendiri. Soalnya kan bentuk jembatan ini bermacam-macam, dan beragam arah,
jadinya ada jembatan yang terbentang nyaris diagonal dengan TCP, tapi ada juga yang sekedar nyebrang dan memberi bayangan tipis di landasan jalan semen ini.

Ditambah lagi, penampilan sterile nya ini terlihat sangat rapi kala semennya masih berwarna putih, konstruksi masih bebas kusam, benteng-benteng tanah yang terpaksa ada di beberapa bagian jalan, menyaksikan jalan ini memotong bukit raksasa, atau mengangkangi lembah serasa kita sedang berkendaraan di negeri atas awan.

Lantas sisa-sisa show of force kekuatan manusia terhadap alam ini masih terlihat jelas dengan banyaknya bukit-bukit yang terlihat terpotong di kiri-kanan jalan, bebas tumbuhan kecuali rumput yang mulai tumbuh,
dramatis! Selain itu, kita bisa juga menyaksikan konstruksi jembatan KA di beberapa tempat, karena kebetulan TCP ini dibangun berdekatan dengan jalur rel KA Jakarta - Bandung.

Selain dari itu, corak lingkungan yang beraneka ragam juga cukup bikin seru. Kalau pertama-tama kita banyak menyaksikan pemukiman atau pepohonan ala kadarnya, maka tak lama kemudian pemandangan akan berubah menjadi setting kebun karet, kebun teh, dan bukit-bukit kapur... seakan ber-revolusi dalam waktu. Revolusi? terang saja, karena kita berangkat dari ketinggian nol meter (Jakarta) menuju ketinggian 700 meter (Bandung), yang seri tumbuhan alami nya saja sudah berbeda.

Dan begitu sampai di Bandung, jika kita memilih untuk masuk melalui pintu tol Pasteur, maka kita akan kembali disambut oleh konstruksi megah dari jalan layang Pasopati yang kelihatan sedang dalam tahap
kerja lembur. Daerah Pasteur yang tadinya teduh oleh tumbuhan berusia puluhan tahun, kini kembali teduh karena adanya payung beton raksasa yang tak lama lagi akan mengurangi kemacetan di daerah ini (walau cuma memindahkan titik macet, bukan menghilangkan).

Melihat potensi TCP, sebenarnya banyak panorama yang bisa digali atau dimodifikasi untuk keperluan hiburan, atau monumental. Misalnya, kita melihat ada beberapa bongkah batu raksasa yang nongol dari dinding bukit disamping jalan, yang kalau di "beri" kan pada anak Senirupa buat diolah, tentu bakalan jadi karya yang aduhai spesial. Atau meniru contoh dari beberapa perusahaan yang nekat menorehkan namanya di gunung-gunung kapur yang ia garap, agar terlihat dari jauh, kenapa kita nggak meniru Amerika yang menorehkan wajah pemimpin-pemimpin negaranya di salahsatu bukit sehingga menjadi monumen yang unik? TCP memiliki banyak potensi kearah sini. Diantara beberapa tembok penahan erosi pun saat ini sudah ada beberapa keisengan muncul... misalnya tiba-tiba ada patung kepala macan... Walau bentuknya rada-rada "Pemda-is", tapi cukup lucu.

Sungguh, andai saja pengelolaan pemandangan di lingkungan TCP ini diserahkan khusus kepada satu pihak tersendiri, tanpa perlu ada arogansi dari tiap kecamatan yang dilalui TCP untuk mengekspresikan diri, niscaya TCP ini bisa menjadi sarana berkendaraan yang sangat menarik. Coba saja bayangkan... Di suatu tempat, anda akan menemui papan pengumuman berbunyi "Pemandangan Monumen Tokoh Pendidikan, 500m kedepan, sebelah kiri", dan di tempat yang dimaksud lalu anda bisa melihat pemandangan megah wajah-wajah tokoh pendidikan Indonesia dari masa ke masa terpampang... niscaya para guru akan bangga akan profesi mereka.

Atau misalnya dengan menghias jembatan-jembatan penyeberangan yang ada sehingga masing-masing mewakili gaya desain yang berbeda, so, selain dari fungsionalisme, masyarakat sekaligus terdidik untuk lebih mengenal desain dengan benar...

Atau anda punya ide lain?

Btw, perjalanan mulai dari percabangan Tol Cikampek - TCP hingga keluar di pintu tol Pasteur, bisa ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit, dengan kecepatan rata-rata 80km/jam. Tadi siang saja, perjalanan
kembali ke Jakarta dimulai dari pintu tol Pasteur hingga menembus jantung Jakarta di kawasan Semanggi, hanya ditempuh dalam waktu dua jam saja, dan ini sudah termasuk beragam gangguan lalu-lintas selepas masuk Tol Cikampek yang banyak dihuni bus dan truk dengan pengemudi dari Amerika (nyetir di kanan bo'). Sedangkan KA Parahyangan saja butuh waktu tempuh 3.5 jam, dan dulu kalau nyetir sendiri bisa kurang dikit dari itu, asalkan nyetirnya gahar dan gak takut sama truk-truk ber-ban 18 biji dalam memperebutkan hak guna jalan...

Semoga saja, bus dan truk yang seperti demikian tidak akan pernah diperkenankan untuk memakai TCP ini... Walau kelihatannya, harapan ini cuma seperti mimpi di siang bolong. (bay)

Tuesday, May 10, 2005

Dear Friends...

Dear friend, by the time u read this....

Itu artinya gw udah beres siap-siap ke Bandung dan tuntas sarapan bubur... :D

Setelah hari Minggu abis buat ngedumel dan beresin terjemahan, then abis subuh dikelarin, pagi itu gw and fellow officers (temen kantor maksudnya) lantas ketemu sama tim Depdagri dan World Bank buat pre-kick
off meeting di gedung Depdagri.

Abis itu dilanjut sama tinjauan lokasi ke Institut Ilmu Pemerintahan di Ampera, Cilandak, buat ngira-ngira kondisi dari perpustakaan yang harus dibenahi.

Balik ke kantor sorenya, ketemu Ade bentar, ngambek-ngambekan dulu :P, ampir ngebabat pengemis yang pura-pura abis ongkos, then ketemuan ama fellow officers buat ngobrolin rencana ke depan, sekalian dinner.

Di rumah, gak banyak tingkah, maen game bentar then bobo... Dian, adiknya Ade, nelepon dengan panik, minta tolong foto2 dia kemaren di backup ke CD karena ada bbrp yang ilang. Ade nelepon after 11 buat
manfaatin tarif khusus Simpati Hoki. Sementara gw dah cukup tiwas, apalagi malem sebelumnya kurang tidur... Luv u dear

Pagi ini, beresin CD buat Dian, then sarapan bubur, then ngasiin CD ke Dian, then BUKA MULTIPLY DULU (dasar pecandu!), baru deh siap-siap berangkat ke Hotel Nikko di sebelah, buat berangkat ke Bandung, ninjau lokasi proyek satu lagi di STPDN Jatinangor.

Cape... tapi seru! I need this kind of rush!

Cu later guys and gals!

Saturday, April 9, 2005

Dinamika Bahasa Rakyat

Kasus 01 - Kata Serapan

"Awas Spion jangan dialingin" begitu tulisan di kaca depan Metromini S.66 yang sempet bikin gw
terbahak-bahak... "Dialingin" gitu lho... padahal kan yang bener tu "dihalangi". Agaknya gw menertawakan keluguan si supir yang nekad masang tulisan itu.

Tapi waktu gw cerita ama Ade, responnya malah "lho, emang bener kan??"

*dhuengg....

Ternyata kalau di Betawi, "dialingin" adalah kata yang shahih...

Kasus 02 - Kerancuan

Salah seorang temen gw di Bandung dulu pernah cerita, bahwa karena dia anak Jakarta, maka waktu pertama kali kuliah di Bandung, dia kaget, kenapa koq kalo orang Bandung saat mengumpat gak bilang (maaf) "Goblok", tapi "Goblog". Sementara buat gw sendiri, yang nyaris seumur hidup tinggal di Bandung
dan ngerti betul dialek Sunda, akhiran - "k" pada kata itu cenderung mengeliminir aura berwibawa nya, dan berganti jadi suatu kata yang terkesan lucu...

Si teman saya ini akhirnya merasa lebih srek memakai akhiran "g" daripada "k" manakala harus mengumpat sopir angkot Bandung yang terkenal sangat merangsang (emosi).

Untuk kasus yang sama, nyaris 100% masyarakat Jakarta, merefer "Ciledug" sebagai "Cileduk"...
Oh come on... dari segi tata bahasa udah salah, plus dari segi pelafalan juga jadi terasa "tipis"... Tapi mungkin memang begini nasibnya kalau suatu daerah dihuni bukan sama penduduk asal...

Kasus 03 - Rada Serius

Di salahsatu bemo jurusan Manggarai - Manggarai (bener, start ama finish sama), ada stiker di dash board berupa tulisan syahadat dalam lafal Arabic dan terjemahannya. Yang aneh, di terjemahannya ditulis
"Nabi Mukhammad"... Padahal kata "ha" dengan "kha" dalam bahasa Arab itu beda huruf, yang mana beda
penulisan bisa mengindikasikan orang yang berbeda... nah lho... Apa gak menyesatkan tuh?!

Trus kadang ada yang adzan tapi nyebutnya "Allahu Aykbar", bukan "Allahu Akbar" padahal lafal Arab untuk "a", "a' ", dan "ai" atau "ay" itu beda... Yang mana jadi contoh gak bener juga... Dan sama halnya dengan "Allahu Akhbar"... Hal-hal yang simple, kecil, tapi sebenernya ngasi contoh yang salah...

Kasus 04 - Kreatif

Kalo yang satu ini di bagian depan salahsatu bus patas AC 35 jurusan Senen - Ciledug:

"AP KT NT AJ D"

Contoh lain:

"AN3DIS"
"1/3DIS"
"3RUT"

...

Weleh... sebenernya banyak, tapi lupa... Ada yang masih inget yang laennya? (bay)

Thursday, March 17, 2005

Alkohol itu Haram?

Seringkali kita salah kaprah mengelompokkan Alkohol sebagai bahan yang haram untuk dikonsumsi. Padahal yang diharamkan oleh sumber-sumber hukum Islam adalah "khamar", alias "Minuman Keras", yaitu minuman yang sengaja dibuat untuk memabukkan.

Berikut ini cuplikan dari situs Indohalal.com yang diasuh LPPOM MUI di sini.

Pertanyaan dari nenden 10/03/2005 14/29/16 WIB 
Ass wr.wb,sebagaimana diketahui bir yang mengandung alkohol adalah haram, mengapa haram? karena katanya bir itu adalah hasil fermentasi, kalau tape yg mengandung alkohol hasil fermentasi dan makanan lain yang mengandung alkohol itu bagaimana?
Jawaban :
Assalamu'alaikum wr.wb,
Penanya yang budiman, yang diharamkan bukan "bir" (saya tambahin tanda kutip agar lebih jelas, red) akan tetapi "khamar" (juga saya tambahin tanda kutip, red) dan juga bukan karena pati menjadi gula sehingga hasilnya menjadi singkong / ketan yang manis. Akan tetapi apabila air tape diperas dan dipisahkan dari tapenya maka statusnya menjadi khamar.
Sekali lagi bukan karena alkoholnya akan tetapi niatnya untuk membuat sesuatu yang memabukkan. Buah-buah segar juga mengandung alkohol tetapi tetap halal.
Wassalam,
LPPOM MUI

So, beda kan?

Kemudian ada informasi dari situs yang sama pula, bahwa untuk menilai kehalalan suatu makanan untuk tingkat pribadi boleh dilakukan dengan ijtihad (berusaha sekuat tenaga dalam mengambil keputusan paling benar atas suatu perkara), sedangkan untuk tingkat resmi, oleh lembaga yang berwenang, yaitu MUI.

Biar ijtihadnya baik? Banyak baca, dan jangan ragu untuk bertanya sama pihak penyedia makanan soal makanan yang mereka sajikan, jangan takut disangka kampungan. (bay)

Tuesday, February 22, 2005

Angkot Terkutuk dan Busway

Setelah ditunggu cukup lama, satu bis AC 44 jurusan Ciledug pun melintas dengan kecepatan tinggi... Ade dan saya hanya tertegun menyaksikan pemandangan ini, lalu saling berpandangan.

Sekian lama kemudian, lewat lagi satu bis yang sama, kali ini lambat. Namun karena terlihat sudah banyak orang yang berdiri, Ade lantas mengurungkan niatnya untuk naik. Terbayang dua jam berdiri di perjalanan, berdesak-desakan, bukan cara bepergian yang baik...

Setelah lama menunggu lagi, kembali lewat satu bis yang sama, kali ini dengan kecepatan yang lebih tinggi lagi. Kembali kami terbengong-bengong. Apalagi tak lama kemudian, lewat satu bis lagi, tapi kali ini di jalur cepat.

Duh gusti... semoga armada bus AC 44 segera diganti ama Trans Jakarta!!! Mereka gak mikirin buat ngelayanin penumpang, cuma kepikiran balap-balapan menuju tempat tunggu yang strategis.

Huh! Emang sih masalah perut, standar. Tapi apa ini berarti penumpang (kita) cuma dianggap sebagai duit tigaribu tigaratus rupiah sama mereka? Yang berarti kalau kelewat satu-dua penumpang di tempat sepi adalah gak masalah asalkan mereka dapet lima penumpang di tempat strategis? Koq bisnis sekali yah?

Sama seperti taksi... Saat kita butuh, urgent, lagi ujanlah atau perlu cepet lah, kadang si supir gak mau nganterin kita karena jaraknya menurut dia terlalu deket, apa gak gondok? Pura-pura mau pulang lah (padahal masih jam tujuh malem), lagi menuju kearah mana lah (macem angkot), dan alasan-alasan lain yang kita tau sebenernya cuma penolakan karena "argo" kita kecil. Dimana unsur pelayanannya ya? Buat kebanyakan supir taksi, penumpang itu ternyata cuma bernilai sebesar sekian ribu rupiah meter argo yang dihasilkan...

Beda sama taksi-taksi bonafide macem Blue Bird. Kita mo kemana pun, tetep dianterin (kadang satu-dua bandel, but minor). Dengan ngeliat keinginan mereka buat service, apa kita juga nggak nantinya saat mau jalan jauh nyari mereka juga? Atau malah teuteup milih taksi-taksi kelas rendah yang biasa milih2 penumpang?

Trus kalo naek Metromini ato Kopaja... tau gak mereka manggil calon penumpang sebagai apa?... "Sewa"... silakan terka kira-kira maknanya menjurus kemana. Kalau masih belum jelas, silakan perhatikan gimana mereka dengan bersemangat minta kita naek bisnya, tapi ngambek-ngambek kalau kita mau turun, apalagi pas lagi kebut-kebutan ama metromini satu trayek...

Mungkin dah saatnya penumpang diperlakukan lebih dari sekedar rupiah...

Hidup Busway!!!! (tapi diluar jam sibuk gitu lho) (bay)

Monday, February 21, 2005

Old Boy (Korea) - Movie Review

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
(Memuat spoilers, mendingan nonton aja langsung kl demen film unik dan temanya dark - adult)

Film ini gw temui gara-gara menelusuri data film dengan rating tertinggi di situs imdb.com. Film Korea ini ternyata dapet rating yang bagus bener. Nah jadilah setelah itu gw pun mencari-cari satu judul film ini dari toko ke toko dengan tekun... dan selalu gagal...

Terakhir sekitar akhir taun lalu, gw liat pilem ini di Raplas, tapi karena masih import, jadi harganya yang 20 rebu bikin gw mundur.... Kl bisa nunggu bajakan lokalnya keluar, why not?

Dan bener aja, di Ambas bbrp hari lalu, film ini muncul...

Oke, sekarang ke ceritanya... Film ini berkisah mengenai seorang pria (Oh Dae-su) yang ditawan selama 15 tahun di suatu lokasi rahasia, oleh pihak tak dikenal, dengan alasan tak diketahui. Selama ia dipenjara, isterinya dibunuh, dan ia dijebak sebagai tersangka utama. Hari-hari di penjara ini ia lalui dengan penuh keputus-asaan dan nyaris mengakibatkan kegilaan.

Sewaktu ia keluar, Dae-su mendapati dirinya dibuang disuatu atap gedung kosong, dalam sebuah koper, dan langsung berhadapan dengan seorang yang mau bunuh diri. Iapun lalu berangkat ke kota dan berusaha mencari jejak dan identitas dari orang yang bertanggung jawab atas dikurungnya ia selama 15 taun ini. Niatnya? Sudah tentu, BALAS DENDAM!

Selama pencarian dan penyelidikannya, ternyata ada seorang misterius yang terus mengawasinya, dan membantunya untuk menemukan jejak. Orang misterius ini tak lain adalah si orang yang bertanggung jawab atas pemenjaraan Dae-su. Orang inipun mengancam akan menghabisi nyawa puteri Dae-su jika Dae-su tidak berhasil membuka kedok dirinya dalam waktu lima hari.

Dimulailah petualangan Dae-su dalam mencari tokoh misterius ini, plus alasan mengapa ia sedemikian membenci Dae-Su... Jawaban yang kemudian mengarahkan ia kepada pengalamannya di masa lampau.

Film ini berakhir dengan ending yang gak keduga... dan bikin muak... muak karena koq tega2nya sih cerita begitu diangkat jadi filem?

Tapi disamping suasana dark yang menghiasi sebagian besar film, banyak kejutan di film ini, dan beberapa termasuk kategori horror... misalnya waktu Dae-su makan gurita idup-idup di restoran sushi!!! (Menurut produsernya, ada 4 gurita idup yang mati dalam proses pembuatan film ini).

Trus yang cukup mengejutkan juga adalah sadisme nya. Selain dari adegan perkelahian yang hebat (Dae-su bersenjatakan palu, melawan belasan orang), ada juga adegan cabut gigi.

So, kalo nyari film yang bisa bikin uplifting, lupakan Old Boy. Tapi kalau gemar berpetualang sensasi, silakan nonton. Tapi inget, ini film dewasa.

Masih soal handphone (dan sepatu murah)

Alkisah, Ade yakin kalau di Carrefour Raplas (Ratu Plaza) kita pernah liat hape (handphone, red.) dengan harga 1.5jt an, tapi featurenya dah cocok ama yang gw pengen. Sementara menurut gw, pilihan dah fix ke ketiga model yang udah diriset (baca entry sebelumnya), yaitu Motorola C650, Siemens C65, dan Sony Ericsson K500i. So, buat nuntasin penasaran, hari Jum'at kemaren kita jalan-jalan ke sono buat buktiin.

Waktu turun dari metromini, sepatu Ade patah... tapi Adenya sendiri baru nyadar pas kita dah masuk Raplas. Jadinya, kita liat-liat dulu ke toko sepatu buat nyari kalau-kalau ada yang cukup oke.

Di Bata, gak ada yang oke... Trus waktu dah mau keluar, kita inget tadi ada satu toko sepatu kelewatin yang mbak2nya lagi asik rumpi. Tadinya kita ragu, karena keliatannya mahal-mahal, but then, kl liat-liat aja, kenapa nggak? And so jadilah kita balik lagi keatas, ke lantai satu.

Diluar dugaan, ternyata mereka lagi ngadain special sale buat beberapa item. Diantara ini, ada satu seri sepatu kerja yang keliatannya cukup menarik buat Ade, and so, diapun sibuk nyoba-nyoba mana yang paling pas modelnya. Dilain pihak, gw kepikiran soal quest buat nyari sepatu kerja warja coklat yang gak mahal, dan ternyata toko ini punya juga koleksi men shoes yang lagi sale... Bayangin aja, sepatu kerja bahan kulit (walau bukan grade tinggi, tapi modelnya lumayan bagus), dilepas dengan harga cuma 110 ribu saja! Jenis penawaran yang gw yakin gak akan ditemui even di Pasar Baru!

Dan untungnya, karena jenis sepatu import (kata si mbak), maka mereka punya ukuran sampe nomer 44, which nomer 43 nya fit nicely ama kaki gw. Horee!

Jadi rupanya Allah SWT sayang gw bukan dengan ngasi duit banyak buat beli sepatu 500rb an, tapi ngasi barang diskon yang bagus! He he he he

Eh balik ke soal hape... kita trus turun ke Carrefour sambil masing-masing nenteng dua pasang sepatu baru, lalu datengin counter hape. Diluar dugaan, ternyata di counter hape ini lagi ada penawaran kredit menarik, yang mana C650 yang gw incer cuma butuh dibayar 100rb/bulan, dan K500i cuma 150rb/bulan selama setaun!... Sayangna, K500i nya out of stock... kl gak, hari itu gw dah pulang bawa hape baru... Ade tadinya naksir Motorola E398... ga bener banget... masa mau ngalahin aanya yang cuma ngincer C650?... =)

Trus btw, SE ternyata ngeluarin model baru yaitu K508i, yang beda tampilan tuts keypadnya dibanding K500i.

Tau gak gimana akhirnya? Ade bawa pulang satu unit Motorola C650 =), sementara gw yang nyari, malah masih terus mencari... He he he he

Eh tapi then, jadi mikir lagi... Gw mendingan beli Sony Ericsson K508i apa Motorola E398 yaa? (bay)

Masih soal handphone (dan sepatu murah)

Alkisah, Ade yakin kalau di Carrefour Raplas (Ratu Plaza) kita pernah liat hape (handphone, red.) dengan harga 1.5jt an, tapi featurenya dah cocok ama yang gw pengen. Sementara menurut gw, pilihan dah fix ke ketiga model yang udah diriset (baca entry sebelumnya), yaitu Motorola C650, Siemens C65, dan Sony Ericsson K500i. So, buat nuntasin penasaran, hari Jum'at kemaren kita jalan-jalan ke sono buat buktiin.

Waktu turun dari metromini, sepatu Ade patah... tapi Adenya sendiri baru nyadar pas kita dah masuk Raplas. Jadinya, kita liat-liat dulu ke toko sepatu buat nyari kalau-kalau ada yang cukup oke.

Di Bata, gak ada yang oke... Trus waktu dah mau keluar, kita inget tadi ada satu toko sepatu kelewatin yang mbak2nya lagi asik rumpi. Tadinya kita ragu, karena keliatannya mahal-mahal, but then, kl liat-liat aja, kenapa nggak? And so jadilah kita balik lagi keatas, ke lantai satu.

Diluar dugaan, ternyata mereka lagi ngadain special sale buat beberapa item. Diantara ini, ada satu seri sepatu kerja yang keliatannya cukup menarik buat Ade, and so, diapun sibuk nyoba-nyoba mana yang paling pas modelnya. Dilain pihak, gw kepikiran soal quest buat nyari sepatu kerja warja coklat yang gak mahal, dan ternyata toko ini punya juga koleksi men shoes yang lagi sale... Bayangin aja, sepatu kerja bahan kulit (walau bukan grade tinggi, tapi modelnya lumayan bagus), dilepas dengan harga cuma 110 ribu saja! Jenis penawaran yang gw yakin gak akan ditemui even di Pasar Baru!

Dan untungnya, karena jenis sepatu import (kata si mbak), maka mereka punya ukuran sampe nomer 44, which nomer 43 nya fit nicely ama kaki gw. Horee!

Jadi rupanya Allah SWT sayang gw bukan dengan ngasi duit banyak buat beli sepatu 500rb an, tapi ngasi barang diskon yang bagus! He he he he

Eh balik ke soal hape... kita trus turun ke Carrefour sambil masing-masing nenteng dua pasang sepatu baru, lalu datengin counter hape. Diluar dugaan, ternyata di counter hape ini lagi ada penawaran kredit menarik, yang mana C650 yang gw incer cuma butuh dibayar 100rb/bulan, dan K500i cuma 150rb/bulan selama setaun!... Sayangna, K500i nya out of stock... kl gak, hari itu gw dah pulang bawa hape baru... Ade tadinya naksir Motorola E398... ga bener banget... masa mau ngalahin aanya yang cuma ngincer C650?... =)

Trus btw, SE ternyata ngeluarin model baru yaitu K508i, yang beda tampilan tuts keypadnya dibanding K500i.

Tau gak gimana akhirnya? Ade bawa pulang satu unit Motorola C650 =), sementara gw yang nyari, malah masih terus mencari... He he he he

Eh tapi then, jadi mikir lagi... Gw mendingan beli Sony Ericsson K508i apa Motorola E398 yaa?

Friday, February 18, 2005

Kungfu Hustle (Hong Kong) - Movie Review


Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Stephen Chow makin dahsyat... Tadinya di pilem ini gw expect bodor-bodor garing ala dia yang cukup menghibur, apalagi kl pasangan ama paman ndutnya itu. Tapi ternyata di pilem ini yang ditampilin cukup berbeda.

Yang jadi highlight justru spesial efek dan koreografi adegan perkelahiannya. Weits... keren nian! Memang disana-sini banyak muatan komedi, tapi ternyata (surprisingly), cuma dikit! Jadinya gw yang dah pasang mood buat siap-siap ketawa lepas malah jadi salah mood. Ga percaya? Liat aja ndiri...

Alkisah terdapat suatu geng maha kuat, "The Axe Gang" (Geng Kapak). Alkisah juga, terdapat suatu perumahan di daerah pinggiran dengan nama "Pig Sty" (Kandang Babi), yang dihuni beragam jenis manusia, yang semuanya takluk sama sang ibu tuan tanah yang garang. Mereka ini gak ngeh sama sekali soal geng kapak, atau seberapa berkuasanya mereka di daerah kota. Alkisah lagi, ada dua orang preman yang berusaha memeras penduduk perumahan ini, tapi malah jadi kena batunya. Siapa preman-preman ini? Yak, sudah pasti, Stephen Chow! Plus teman tambunnya yang doyan bobo kalo kecapean. Kenapa Stephen Chow jadi penjahat disini? Ada latar belakang yang cukup lucu tapi memelas juga.

Ketika gagal memeras dan mengaku-ngaku sebagai anggota dari geng kapak, Sing (Stephen Chow) membuat terjadi konfrontasi antara penduduk Pig Sty, dengan anggota geng kapak yang menyerang dengan jumlah puluhan, mungkin ratusan.

Twist nya? Ternyata diantara penduduk yang keliatan bego ini terdapat ahli beladiri tingkat tinggi. Siapa??? Liat aja 'ndiri.

Geng kapak lalu menyewa beberapa tenaga pembunuh bayaran untuk menaklukkan Pig Sty, termasuk seorang pembunuh nomer satu yang sudah mengasingkan diri dan masuk RS Jiwa.

Sanggupkah geng kapak meraih kembali gengsi mereka? Sanggupkah penduduk Pig Sty bertahan? Lha terus Stephen Chow ngapain disini?

As I wrote,

LIAT AJA 'NDIRI!!!

Thursday, February 17, 2005

Bingung soal hape...

Lagi bingung... Niat ganti hape nyokap yang rusak ternyata berlanjut ke petualangan buat gantiin Siemens S-45 ku yang sudah heubeul. Tadinya sih mau beliin nyokap Nokia 2100, biar sama ama henpun bokap yang ilang waktu lebaran kemaren. Tapi ternyata, harga secondnya masih mahal, 650 ribu, sedangkan harga barunya ternyata cuma beda dikit; 800 ribu.

Selidik punya selidik, ternyata rata-rata henpun di pasaran cuma selisih harga antara 150 sampe 300 rebu antara second dengan baru. Lha mendingan baru dong?? Exactly.... Tapi waktu tau kalau Nokia 2100 yang baru itu harganya sampe 800 rebu, jadilah pencarian dialihkan sedikit karena saat ini di pasaran banyak henpun merek dan jenis lain dengan harga sedemikian. Waktu ngecek ke salahsatu toko di BEC (Bandung), ternyata dengan harga sedemikian, gw dah bisa dapetin Motorola C-380/C-381 yang termasuk keluaran terbaru dari Motorola. Atau, gw bisa dapetin T-230 nya Sony Ericsson (minus kamera).

Tadinya dah sip mau beli C-380, kalau nggak kemudian kepikiran cita-cita gw awalnya buat move on to PDA like phones... Emang ada bbrp PDA second yang jatuhnya sekitar 1.5 jt-an, tapi dipikir lagi, pola transport gw yang masih angkot-base bener2 ga cocok buat bawa PDA or Communicator. So, pencarian dialihkan ke alternatif lain; pokonya ada simple organizernya buat bantu ngatur jadwal dan nyatet things. Jadi pencarianpun dimulai...

Setelah diliat-liat, diantara jajaran HP baru atau agak baru yang punya spec. sesuai dan cukup bagus, adalah:

Siemens C-65
Motorola C-650
Sony Ericsson T-610

Tapi setelah tau kalau beda antara T-610 dengan T-630 itu cuma dikit, jadinya T-610 dicoret dari daftar dan digantiin ama T-630, so, listnya jadi begini:

Siemens C-65
Motorola C-650
Sony Ericsson T-630

Tadinya dah jatuh cinta ama yang Motorola, karena features nya nyaris sama ama C-65 yang bodinya rada2 look cheap. Cuma penelitian lebih lanjut ternyata mengindikasikan kalau konektivitasnya jelek... Dari beberapa review di web dibilang kalo doi buat konek harus pake kabel USB yang proprietary, plus softwarenya harus beli lagi... weks.... najis... So pandangan beralih ke C-65 dan T-630.

T-630 menang dari segi penampilan, tapi sayangnya, walaupun pake "gigibiru", memori internal doi cuma 1.8 MB. Weks... dibandingin C-65 yang pake 10MB terang aja kebanting abis. Cuma (juga), sayangnya, C-65 menurut review termasuk hape lelet, dan operasi kameranya rada ribet.

Pilihan yang ternyata lebih tepat adalah... K500i, dengan kamera VGA, organizer bagus, batere tahan lama, dan looks nice. Trus kl ga salah, dia bisa juga buat e-mail, walaupun minusnya, ga pake gigibiru.

Di saat-saat terakhir waktu browse iklan, ternyata Panasonic ngeluarin model baru yang cukup chic juga, yaitu X200 yang tipis banget. Model ini masih diselidikin karena data masih kurang, tapi dair bentuknya dah lumayan naksir, terutama karena keliatannya bisa lebih enak buat dikantongin, just like my S-45.

Untuk kelas lebih murah lagi, T-230 nya Sony Ericsson harus dicoret juga, karena kalah teknologi sama C-380, sementara menurut forumponsel.com, hape ini banyak kasus nge-hang. Yayangku nganjurin Samsung X100, dan ternyata keliatan cukup bagus, walau masih belum yakin karena denger2 doi emang menang di tampilan doang, bukan di features. Jadi klpun bakalan ngambil yang minus kamera, kayaknya bakalan milih C-380 nya Motorola.

So, gini kira-kira daftar hape yang lagi gw pelajari. Any inputs?

Dipertimbangkan:
Sony Ericsson K-500
Siemens C-65
Motorola C-380

Diperkirakan:
Panasonic X200

Kalo ada info lebih ya gapapa:
Samsung X200
Samsung X100
Motorola C-650
Sony Ericsson T-630
Sony Ericsson T-610

Monday, January 31, 2005

Fa innama al usri yusron

Memang betul, kesulitan itu membawa berkah... dan harus lewat jalan keras buat bisa bener-bener berasa
(lima "b"!) pengalamannya. Hasil dari tragedi instalasi di rumah pak Sjarif kemaren tu' gw jadi tau soal keberadaan beberapa software yang berguna buat menyelamatkan data dari hard disk yang crash.

Alkisah, setelah gagal mengoprek hard disk nya mas Sarno, itu benda gw bawa ke kost buat di cek di
"Nengiteung", kompie gw tersayang (beda jenis sayangnya 'de, jangan cemburu).

Setelah memutar sekrup berulir dibagian belakang, sisi kiri CPU Nengiteung terbuka dengan mudah. Thanks God gw beli casing yang bagus, jadi ga usah ribet ngobeng sana-sini! Yang bikir repot, kompie gw ini dah already kekurangan colokan power jadi gw harus mencabut kabel data dan power dari CD Writer gw buat dipasang di hard disk tambahan ini. Plus placing nya juga jelek, karena kabel datanya kurang panjang... tapi all in all, ga terlalu ribet.

Kemudian kompie gw nyalain. Pada awal booting up, masalahnya sama dengan di komputernya pak Sjarif, loading up nya lama... dan waktu dah masuk Windows pun, tu disk bikin response lambat nian. Yang pertama gw kejar adalah membereskan sistem data si HD biar readable. Tools yang gw pilih adalah standar nya Windows sejak versi 3.0 dulu; CHKDSK ("Checkdisk"). Tools sederhana ini berhasil membuat HD kembali terbaca setelah belasan kali scroll up layar monitor. Cuma masalahnya, semua data yang dia
temukan ternyata cuma dikonvert jadi lost clusters, jadi ga menjawab masalah karena data-data tulisan harus bisa dikembalikan! So gw delete aja semua lost clusters itu. Ternyata directory structure nya juga ga bisa di revive, dan berhasillah gw bikin kapasitas HD jadi maksimal... padahal harusnya ada sekitar 1GB data... alamakk...

Bulatlah rencana gw buat ke Ratu Plaza dan nyari CD buat ngurusin hal ginian... Rencana balik ke pa Sjarif siang itu gw batalin, dan minta dijemput sorean dengan perkiraan gw bisa beresin proses ini gak lama kl dah ada toolsnya. Hati gw lumayan riang karena TV gw dah bersuara lagi, walau sangat gak stereo... mungkin cuma pengaruh dari "antene" nya (dua meter kabel telepon bekas, yg gw gunting dari deket tangga naek waktu gak ada orang di kost).

Kepikiran deh buat sekalian ke Carrefour buat liat-liat DVD player... he he he...

Singkat kata, di Raplas gw nemu satu toko yang punya ni' software yang dimaksud, dan gw nyoba punyanya iolo berjudul "Search and Recover v.2.0". Sayangnya (walau gak buruk), dia pake sistem disket, yang
berarti setelah instalasi gw harus reboot ulang, plus pindahin HD bermasalah jadi HD master... ribet... tapi sangat make sense sih... mengingat HD yang mati total normalnya tentu gak akan bisa diakses selain dari disket kan?

So, gw nyoba produk alternatif dari iolo juga, yaitu "System Mechanic v.5.0a". Nah gw ngga tau ini the best on field or not, tapi dari semua software yang gw search sebelumnya, cuma dia ini yang menurut penjaga tokonya can do the tricks.

Pilihan laen yang gw sempet temuin adalah "Lost and Found" nya Symantec, tapi tu software cuma ada di toko CD k*****t (keparat? kuprit? kampret?) yang gak mau ngasi bon pembelian. It is said that it can recover a "bare metal" disk! Alias hard disk yang mati total! Ntar gw cari reviewnya dulu di internet, siapa tau bisa buat ngidupin HD komputer lama di kantor gw yang mati total...

So, setelah instalasi System Mechanic yang simple dan bentar, gw coba test buat baca si hard disk yang bermasalah... Eng ing eeeng... Hard disk bisa dibaca dan keliatannya ada isinya.... Dan setelah beberapa menit berjalan gw liat ternyata data yang gw cari bisa kebaca!!! Ha ha ha ha! Thanks God!

Alhamdulillah, setelah beberapa belas menit berlalu untuk proses reviving ini, data-data vital yang gw cari ternyata bisa terselamatkan dan rata-rata masih dalam bentuk utuh! Fiuhh... another mileage traveled and
experience gained. Mission accomplished! (byms)

Bayu Mencari CD

INT. TOKO CD SOFTWARE - SIANG

BAYU mendekat ke counter kasir,
membawa empat buah CD yang ia cari susah payah. Di counter ada seorang
kasir wanita dan seorang anak muda berpenampilan grunge.

Bayu: "Satu disk nya berapa mbak?"
Kasir: "Duapuluh ribu pak"

Bayu mengangguk lega karena berarti ia masih bisa membeli CD lain yang ia butuhkan.

Bayu: "Oke kalau gitu, bisa minta bon?"
Kasir: "Oh gak bisa pak!"

Bayu mengerutkan kening, pertanyaan yang awalnya terlontar untuk basa-basi ternyata menjadi pertanyaan yang penting.

Bayu: "Hah?? Ngga bisa?
Kasir: "Kita sekarang GAK BOLEH ngasi bon pak"
Grunge: "Kalau ada apa-apa bawa aja balik kesini pak, nanti dituker"
Bayu: "Eh bukan gitu, saya perlu buat bukti ke kantor, bisa bikinin gak?"

Kasir tersenyum kecut, atau tersenyum kecil sambil melengos.

Kasir: "Ya tetep ga bisa pak, pokonya sekarang gak pake bon"
Bayu: "Yah, gimana dong?"

Grunge menggeleng-gelengkan kepala sambil menyeringai cuek.

Grunge: "Ga bisa pak"

Bayu cemberut, raut mukanya dingin. Bayu mengerutkan bibirnya, lalu kembali kearah display-display CD yang digantung. Ia berpikir untuk mencari toko CD lain untuk mencari judul yang sama. Namun ia juga berpikir seandainya tidak dapat, dan ia terpaksa harus kembali ke toko ini, maka jangan sampai harus melakukan pencarian ulang yang melelahkan.

Bayu lalu memikirkan cara untuk menyimpan pilihan-pilihan CD nya tersebut, tanpa harus meminta bantuan penjaga atau kasir karena ia sudah agak muak dengan peraturan baru yang aneh tersebut dan ketidakmampuan kasir untuk mencari jalan keluar.

Bayu lalu melihat ke sekeliling dan mencari judul CD yang tidak terlalu populer, untuk menyembunyikan CD
yang sudah ia pilih tersebut. Setelah melihat sekeliling lagi untuk mengecek apa ada orang yang memperhatikan, Bayu lalu beranjak untuk mengambil CD dari display, menyembunyikan CD pilihannya di bagian belakang, dan ditutup kembali dengan CD asli dari deretan tersebut. Beres. Bayu lalu beranjak keluar toko dan melanjutkan pencariannya.

INT. TOKO CD LAIN - SIANG

Bayu muncul dari pintu masuk dan agak terbelalak melihat ruangan yang agak kosong. Rupanya koleksi CD di toko ini tidak terlalu banyak.

Bayu lalu dengan berat hati beranjak menuju deretan display CD di salahsatu dinding sambil masih menyesali keadaan. Seandainya saja toko CD tadi menyediakan bon, tentu ia tidak usah bersusah payah mencari di tempat lain. Apalagi ia menyadari kalau di Ratu Plaza ini hanya terdapat sedikit saja toko yang menjual CD.

Di TV di salahsatu sisi ruangan, sedang menyiarkan acara siraman rohani bersama Aa Gym. Berdasarkan informasi yang Bayu dengar belakangan ini, pandangannya terhadap figur kharismatik ini agak menurun. Namun walaupun demikian, apa yang Aa Gym lakukan dalam berusaha mendidik ummat Islam tetap
mendapat acungan jempol dan respect.

Aa Gym (VO): "...coba ingat saja ayat ini..."

Aa Gym lalu membacakan salah satu ayat dari surat Al-Qur'an.

Aa Gym (VO): "Fa innama al usri yusron, innama al usri yusro... Fa idza faraghta fan(g)shob wa illa robbika farghob"

Bayu mendengarkan dengan serius, ia ingat betul arti ayat itu karena ayat itulah yang sering ia bacakan pada ibunya saat beliau letih menghadapi masalah yang muncul kian berganti.

Aa Gym (VO): "Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, setelah kesusahan itu ada kemudahan. Jika telah selesai mengerjakan satu pekerjaan, lekas kerjakan pekerjaan yang lain. Ya, ibu-ibu dan bapak-bapak?..."

Bayu kemudian memikirkan mengenai seluruh kejadian di hari sebelumnya, kejadian yang menyebabkan ia berada di Ratu Plaza hari Minggu siang itu, saat seharusnya ia beristirahat di rumah.

Bayu berpikir untuk mencari hikmah dari masalah yang ia hadapi ini... Masalah yang muncul akibat keteledoran.


EXT. TOKO CD SOFTWARE "SHALOM" - SIANG

Bayu beranjak memasuki pintu toko dan kembali tergelincir. Hal yang sama persis dengan kejadian sebelumnya waktu Bayu pertama kali memasuki toko ini sekitar lima limabelas menit lalu.

Bayu berusaha terlihat cool dan tidak melirik kearah kasir yang mungkin saja tersenyum ditahan. Bayu lalu beranjak ke bagian DVD software.

Koleksi di toko ini sebenarnya tidak terlalu lengkap, namun dari sedikit toko di plaza ini, ternyata hanya toko ini yang memiliki alternatif software yang dibutuhkan, dan mungkin mereka mau menuliskan bon penjualan.

Setelah menimbang-nimbang dan mencari-cari, Bayu lalu beranjak ke kasir membawa sebuah DVD berisi rangkaian software antivirus, plus sebuah CD berisi rangkaian program maintenance komputer. Sambil menunggu kasir menuliskan bon, Bayu lalu membolak-balik bundel CD yang dipajang di meja kasir dan menemukan satu judul lain yang ia rasa perlu dibeli.

Bayu membolak-balik CD untuk mencari data tambahan dari software yang dimaksud. Setelah membaca beberapa kalimat deskripsi dibelakang CD, Bayu megangguk-angguk dan menunjukkan wajah puas. Bayu menunjukkan bundel CD yang dimaksud ke kasir.

Bayu: "Ini harus dibeli semua mbak?"

Kasir terbelalak, menunjukkan wajah serius.

Kasir: "Oh nggak pak, itu cuma dikelompokin berdasarkan jenis, gak usah semuanya dibeli pak"
Bayu: "Ooooh gitu..."

Kasir tersenyum menyeringai.

Kasir: "Tapi kalau mau dibeli semuanya juga gapapa pak"
Bayu: "Yeee.... kali aja, nggak koq, saya cuma butuh yang ini"

Bayu menunjukkan CD yang dimaksud. Kasir mendekatkan muka untuk melihat. Ia lalu mengambil bundel CD dari tangan Bayu dan menggunting judul CD yang Bayu pilih.

Setelah menuliskan bon terpisah, ia lalu menyerahkan kantong plastik hitam berisi dua CD dan satu DVD, seraya mengucapkan terimakasih.

Kasir: "Terima kasih pak"
Bayu: "Garansinya bisa lebih dari seminggu mbak?"
Kasir: "Seminggu aja pak"
Bayu: "Oh, oke, makasih ya"

Bayu lalu beranjak keluar toko dan memasukkan kantong plastik hitam berisi CD, kedalam tas pinggangnya. (byms)

Sunday, January 30, 2005

Seribujuta Topan Badai !!!

Ajegilee.. bujubunee... lumba-lumba! Tadinya besok mo istirahat ambil nyiapin bahan presentasi ke klien baru, malah harus balik lagi ke pak Sjarif.

Alkisah, beberapa bulan lalu gw dah beres belanja buat upgrade salahsatu komputernya pak Sjarif, tapi baru hari ini gw bisa kesono and do the work. Si Boss sendiri hari ini sibuk banget, harus beresin terjemahan dari material yang menurut dia luar biasa... ngeselin.

"Masa, ada kalimat ampe 70 kata???" Gitu protes beliau... Heh... ya wis... toh aku jadi bisa kalem kerja, daripada ngobrol terus ama boss yang gak akan ada abisnya...

So dengan optimis gw bongkar komputer kedua ini... let's say namanya "Gubi"... Sebelumnya gw bongkar dulu "Lorie" buat mindahin VGA card dia yang kalah canggih ama yang gw beli baru ini. Instalasinya smooth abis, sampe-sampe ga perlu install driver baru karena si Win-XP nya dah punya yang kompatibel ama ni model. Si Gubi lalu gw plug in tambahan 256 MB SD RAM, plus VGA card pindahan dari Lorie... Waktu start-up, gw cek VGA, lalu gw cek jumlah memori... lalu...... eh....... lho koq?....

Cepet-cepet gw restart komputer buat nangkep data soal jumlah memori ini... Ternyata yang kedisplay di monitor, cuma 128 MB, bukannya 256 MB... lha?!?.... Nah itu tu kurang dikit dari jam 4 sore, dan mood gw masih baek banget... apalagi pagi ini TV gw dah idup lagi suaranya setelah dibenerin. Rupanya masalah terletak di speaker, bukan di chip audionya seperti yang mas Heri suggest taun lalu (janji mo benerin lagi
tapi ga muncul-muncul).

Setelah gw coba beragam konfigurasi dan kombinasi, akhirnya gw nyerah pada konfigurasi 3X64 MB, karena keliatannya si DFI K-70 ini gak bisa detect memori lebih dari 128 MB di slotnya, karena waktu gw pindahin punyanya Lorie, tetep sama kasusnya. Dasar ladu...

In between, gw sempet juga install driver baru buat si VGA card baru ini. Tapi anehnya, tiap kali mau masuk Windows environment displaynya garbled. Berulangkali dicoba tetep sama... even setelah diobah lewat
"Safe Mode" or "Enable VGA", tetep ga bisa beres!!! $^@#%!!!

Gw pindah lagi lah ke display lamanya, PCI 8 MB... Eh ternyata lancar... walah... koq gini? Display ini kan bisa nyala di Lorie?... Karena terdesak target, gw mikir kali aja kl environmentnya Win XP bisa
nerima dia dengan baek, so, gw mulai lagi ganti VGA card nya. Ternyata?.... Wrong choice!

Kegagalan demi kegagalan akhirnya berujung di system crash, dan HD yang undetected, sementara isinya gak gw backup!!!

[insert maki-makian here]

...

[and here]

Waktu coba di retrieve di Lorie pun, ni HD ga kooperatif sama sekali... yang ada gw abis waktu 20 menitan cuma buat startup dan masuk ke Win XP... itupun tanpa bisa ngapa-ngapain setelahnya.... dan itu tuh
terjadinya gak lama berselang, sekitar jam 10 malem!!! Brengsek!

Rencana bakalan beres cuma dua jam dan balik Maghrib, trus nyantei, jadinya prolonged visit dan harus revisit juga! Aaaaarrgggghhhh!!!!! This is the part of the business that I hate! Serasa jadi orang purba
ngadepin kalkulator... dunno what to do though u've spent hours to find a way!

Makanya nih, despite all the things I got to do dan all the fun I can suppose have at my room (DVDs, TV, whatever) gw milih buat browse dulu dan mam indomie goreng... bae ah njir, da keur garing, paduli
teuing.... I need a reeeeeeesssssstttttttt !!!!! Huaaaaaaaa !!!! Capeeeeeeeee !!!

Tadinya mo nyari duit gampang... malah dapet utang... =( Teledorrssssss!!! (byms)

Saturday, January 29, 2005

Cemara 6 Gallery & Cafe Jakarta

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: European
Location:Jl. Cemara No.6, Jakarta
Dulu pernah sekali kesini karena nyasar, nyangka kalau "Art & Curio" yang ngetop itu adalah tempat ini. Harap maklum, masa-masa itu masih baru merambah Jakarta jadi wawasan masih kurang.

But anyway, pengalaman dulu tu cukup berkesan, karena makanan yang ditawarkan gak mahal plus rasanya cukup oke. So, berbekal pengalaman ini, kemaren malem gw nyaranin Mamih, temen kuliah gw, buat ngumpul disini aja sekalian jajal ulang. Jadilah gw, Ade, Mamih, Ira "Paltok", dan Toni ketemuan disini buat reuni kecil.

Tempatnya masih seperti dulu, ada taman dengan pendopo di bagian belakang, dengan udara terbuka dan suasana yang rustic, antik. Bedanya, di lorong masuk kearah belakang itu sekarang dikasi pintu kaca plus AC, so ada pilihan selain udara luar plus kipas angin. Diluar sebenernya agak panas, tapi ketolong sama kipas angin gede yang tergantung di langit-langit. Ati-ati aja masuk angin...

Sayangnya mereka masih ga nerima pembayaran pake kartu. Hari gini gitu lho... Plus pelayanan masih kurang baik, kurang assertive, kurang pengalaman, ama kurang orang! Bayangin aja, semaleman itu kita cuma liat mas-mas yang sama mondar-mandir sana-sini ngelayanin beberapa grup tamu. Untungnya semalem emang gak terlalu rame, jadi masih bisa perform service dengan kualitas average. Pelayanan disini gak berarti pelayannya gak sopan, tetep murah senyum dan penyabar koq, cuma kadang gak nyambung... seperti waktu kita bilang mau order lagi, dia malah ngangguk dan ngabur ke dapur, nyiapin main courses yang kita pesen, padahal masih ada yang belun order... things like that lah.

Dari segi makanan, Chicken Wings yang kita pesen kemaren hadir dengan salah kaprah. Lima potong sayap ini datang bergelimang saus, tapi kita gak dikasi alat makan. Padahal kalo mengikut tata makan Barat, kita ga boleh pake tangan untuk makan hidangan yang bakalan bikin kotor tangan. Tapi dari segi rasa sih ternyata oke, walau daging ayamnya agak keras, tapi sausnya... hmm... rasanya paduan antara asam manis plus pedas dari lada hitam yang mantep. Walhasil bumbu nya gw abisin sampe ke tetesan terakhir!

Tapi Calamarinya cuma dikasi 4.5 sama Mamih, sementara gw kasih 7. Kering dan kenyal kulitnya juga agak keras, tapi bumbunya berasa. Gw nilai 7 karena masih edible dan taste agak good, sedangkan menurut mamih, no excuse!

Btw, hidangan utama disini itu steak-steak an. Dengan harga antara 40 - 50 ribu, terdapat sedikit pilihan steak yang mungkin bakalan cepet bikin bosen kl keseringan dijajal. Diantara steak-steak tersebut kemaren kita nyoba tiga macem; Tenderloin, Hungarian, ama Chateau Briand with Champignon. Yang terakhir ini ternyata rasanya paling top! Gurih meresap kedalem plus saus yang komplementer. Setelah itu menyusul Tenderloin di posisi kedua dari segi rasa, tapi kalau dari segi unik nomer duanya tentu Hungarian dengan saus agak pedas, dan dua macem kentang. Sayangnya Hungarian ini rasa dagingnya agak bland... mirip kornet kurang bumbu...

Kejutan terakhir datang dari menu Kakap Fillet yang ternyata hadir dengan saus krim keju yang gurihhh banget!!! Sampe-sampe setelah Ira beres makan, mamih ama gw masih tekun menambang sisa-sisa saus yang ada... he he he...

All in all, not bad! Walau beberapa menu kosong, dan ada menu-menu yang bisa dianggap blunder (misalnya Calamari). Sayang saja servisnya kurang profesional, sampe-sampe di bon aja mereka gak nyantumin alamat or nomer telepon, or even nama! Kartu nama juga gak punya! Lha gimana kalo kita mau refer ke temen??

Monday, January 24, 2005

The Forgotten - Movie Review


Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Mystery & Suspense
Awalnya seperti biasa gw baca review orang laen dulu soal film yang bakalan gw tonton. Ini wajib hukumnya, terutama buat film-film "kagok" yang belun tentu laik tonton atau nggak. So, tadinya film ini nggakan gw liat... sayang kan 2 jam wasted? Cuma ternyata dari temen-temen gw ada info kl film ini harus gw liat... Why?

Film ini bercerita tentang seorang Ibu yang dianggap gila karena terus bersedih atas kematian anaknya dalam suatu tragedi penerbangan. Namun anehnya, tak seorangpun bisa ingat kalau anak ini pernah ada! Bahkan suaminya pun lalu ikut menuduh isterinya memiliki kelainan jiwa, karena bersedih atas anak yang tak pernah mereka miliki.

Pada suatu kesempatan, si Ibu bertemu dengan seorang bapak yang juga kehilangan anak dalam tragedi yang sama. Mereka bercakap sejenak ditempat mereka biasa mengasuh anak-anak mereka.

Namun keanehan terjadi ketika pada pertemuan berikutnya, si bapak tersebut tidak bisa mengingat kalau ia memiliki anak! Bahkan ruangan tempat anaknya tidur sekarang telah tersulap menjadi ruangan kerja si bapak, yang menurutnya telah ada semenjak ia pertama pindah kesana.

Melihat keanehan ini, si Ibu lalu mencurigai adanya usaha penghapusan bertahap memori dari semua orang yang pernah mengenal anak-anak yang hilang tersebut, mulai dari penghapusan ingatan, hingga ke penghapusan bukti fisik!

Permasalahan bertambah rumit ketika Kepolisian setempat bingung melihat ketertarikan FBI pada kasus ini. Mengapa FBI tertarik pada kasus seorang Ibu yang diduga memiliki kelainan jiwa karena mengingat seorang anak yang tidak pernah ada? Mengapa ada usaha penghapusan memori jika benar anak-anak tersebut telah mati?

Pada tiga perempat cerita barulah ketahuan siapa dalangnya... dan kenyataan yang terbuka perlahan-lahan ternyata menyimpan kejutan besar!

Thursday, January 20, 2005

Bistro Jakarta

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: French
Location:Plaza Senayan, Jakarta
Yang mau gw bahas disini sekarang tu soal Escargot.

Setelah beberapa kali ragu-ragu, beberapa waktu lalu akhirnya saya berhasil nyobain menyantap satu mahluk yang dulu saya benci banget; keong (a.k.a. "Escargot").

Sangat diluar dugaan, ternyata rasanya 'sopan' sekali. Tadinya saya pikir rasa dan tekstur nya bakalan lebih ajaib dari tutut (siput sawah), salah satu makanan lokal favorit saya yang kalo makan barengan keluarga bisa abis satu baskom kecil... I should have known better... ini resto Eropa bo'... Coba kl restoran Sunda atau Menado... dijamin "festival" deh rasanya...

Keong ini tekstur daging nya mirip banget sama lidah sapi, dari segi rasa juga nothing strange, it's an "everyone meal" yang nggakan sulit untuk diterima selera orang banyak. Kalau diliat dari segi sensasi rasa, jauh lebih sulit buat nerima rasa Sop Buntut Goreng yang sangat "daging", dibandingin this one.

Menu yang dihadirkan di Bistro, Plaza Senayan ini hadir dalam porsi kecil (12 pcs) yang masing2 ukurannya cuma sekitar setengah siung bawang putih super market. Bumbunya sangat2 garlic, dan dihidangkan dengan garlic bread juga. Harga sekitar 40K something.

So, ada yang tau tempat lain yang bisa direccomend buat Escargot? Apa ada yang tau cara masak keong? Ada yang punya resepnya? Keliatannya keong macan udah banyak dijual di Carrefour kan?

Tuesday, January 18, 2005

Dinamika Transport Jakarta

"Bay, ceuk si Ugi, mun rek neangan VCD mah di Glodok!" kata temenku yang sama-sama kreatif. Kalau diterjemahkan kurang lebih, "kata Ugi, kalau mau nyari VCD sih ke Glodok".

Informasi yang berbuntut pada pengalaman gw naek KA Jabotabek pertama kalinya, setelah sekian taun cuma bisa liat di layar kaca.

Eh kilas balik dulu dikit...

Iparku dari Batam berniat buat mengunjungi Jakarta, dan gw harus jemput doi di pelabuhan Tanjung Priok! Alamak... Denger-denger dari orang disini, itu tu daerah sangat rawan plus banyak preman.... Level sangar nya lebih tinggi daripada terminal Blok M atau Kp. Melayu....Mendadak gw ngerasa bakalan bagai anak kucing di tengah pasar...

Berbekal informasi mengenai rute bis dari temen, dan tinjauan peta gede di ruang rapat, gw berangkat menuju daerah notorious ini dengan agak deg-degan. But well... pasti ada saat pertama buat apapun kan?

Alhamdulillah perjalanan kesana lancar... dan gw berhasil nganter iparku sampe Gambir buat langsung ke Bandung. Dari Gambir balik ke kantor pake Bajaj. Waktu itu masih belum hapal jalan.

Kembali ke topik awal, perjalanan pertama pake KA Jabotabek dihiasi dengan waswas dan pandangan penuh curiga atas situasi sekeliling. Walaupun saat itu gw dah belajar sedikit banyak mengenai sikap yang penting ditunjukkin diatas kendaraan angkutan massal macem gini; berpakaian sederhana, perlindungan maksimal pada barang bawaan, jangan menempatkan diri di lokasi yang mudah dijepit, dan JANGAN pernah nunjukkin wajah innocent atau wajah mirip anak anjing yang lugu... Di angkot Jakarta banyak serigala, cuma sedikit manusianya...

Yah singkat kata perjalanan KA ini jadi agenda rutin tiap akhir minggu. Diatas KA ternyata cukup nyaman kalau sedang kosong. Hiburannya beragam, dan yang paling memukau adalah Big Band dengan personel sampai enam orang, terdiri dari perkusi, bas betot (segede orang), vokalis, dua orang gitaris, satu orang basis, dan kadang gitarisnya pake gitar ber amplifier! Terlebih lagi mereka maen gak dengan iseng. Poll abis! Selain dari hiburan jenis ini, banyak juga hiburan lain yang lebih bikin miris, diantaranya penyanyi buta yang gendong mic ama tape, orang cacat ngamen pake kecapi atau suling, dan tentunya beragam jenis pengemis lainnya.

Eh btw, bicara soal pengemis, Ida nyinggung soal pengemis yang bagi-bagiin amplop dan terkesan sopan, menjaga privasi... Itu sebenernya ga gitu asalnya... Setauku dulu pertama kali liat pengamen macem ginian adalah dari genre pengamen anak-anak...

Dengan wajah innocent tapi tabah, dia bagiin amplop-amplop ke penumpang yang bingung koq malah dikasi amplop ama pengamen... Ternyata di sampul amplop-amplop tersebut terdapat tulisan tangan berbeda dari mereka yang kurang mampu dan memohon keridhoan kita buat menyumbang mereka demi keperluan sekolah. Tentu aja banyak diantara kita yang terenyuh dan terus nyumbang. Waktu anak kecil itu turun dari bis pun kita memandang dengan haru dan nanar...

Perubahan terjadi ketika pada hari-hari berikutnya pengamen semacem ini jadi merebak... dan gw jadi berpikir "oh, jadi trend baru toh?"... dan kadang masih suka nyumbang... walau gw ngga setuju anak-anak ini jadi plagiator...

Hingga akhirnya hanya dalam hitungan hari setelah hari pertama muncul trend macem ginian, gw menerima amplop dengan tulisan yang di fotokopi!!!

(masukan sound effect dari salahsatu film Warkop disini)

Jadinya malah terbersit serangkaian pertanyaan dikepala gw... "Lho koq jadi industrialis?", "kl adek ga punya duit, koq masih punya uang buat motokopi?","emang adek ada yang ngorganisir ya?", dan laen-laen...

Seketika itu juga gw ilfeel dan kembali mengelompokkan mereka kepada sekedar pengamen industrialis, yang secara sistematis dan terorganisir berusaha mencari uang dengan memanipulir perasaan penumpang.

Kembali ke soal transport, perubahan berarti terjadi ketika akhirnya gw pindah kantor setelah bercokol di Tempo hanya 4 bulan saja. Kantor gw berikutnya ini terletak di kawasan Kuningan, yang ternyata bisa ditempuh pake S-66 dari Manggarai dengan mudah.

Namun walaupun mudah, di kantor ini gw jadi teringat pesan teman-teman yang wanti-wanti kalau sampe kepaksa kerja di perusahaan punya India.... "Rasis banget" gw pikir... tapi ternyata pengalaman pertama gw tersebut berakhir buruk...

Disono, sebagai web desainer yang bekerja dibawah web programmer, gw ditempatin di meja lurus bertiga, tanpa laci, dan komputer buat gw kerja adalah komputer Pentium I (padahal dah jamannya Pentium III), monitor 14" (di Tempo gw pake 17"), tanpa referensi buku (di Tempo ada PERPUSTAKAAN!), tanpa akses telepon, tanpa akses internet (doh!), dan gaji yang ternyata masih dipertimbangkan, dan ditawar (setelah mereka sebelumnya agree). Jadinya cuma butuh waktu dua hari buat gw nelpon Victor (waktu itu belon jadi suaminya Lala), dan bertanya...

"Vic, lowongan ditempat elo masih ada?"
"Hah, bukannya elo dah dapet kerjaan?"
"Mmm... pengen tau aja sih" (kekekekekek)
"Ooo ya udah, dateng aja kesini ketemu MAHAR, bawa porto elo"
"Ooo, oke, tengkyu ya?!"

Sore itupun gw berangkat ke kantor Victor yang ternyata tempatnya cool banget, dan lokasinya di Sudirman yang emh... elit... he he he.

Kepada penerima tamu gw bertanya...
"Bisa ketemu dengan pak HARMAN?", yang mana disambut dengan kerut kening mbak sekretaris tsb.

Langsung deh gw tau gw salah sebut nama, tapi blank ga inget siapa nama yang harus ge sebut... pokonya familiar gitulah tapi rada unik...

Setelah gw jelaskan maksud kedatangan gw, barulah mbak sekre mengkoreksi nama ybs dan menyuruh gw nunggu disitu.

Jack kemudian muncul dan meminta gw masuk ruang direksi buat mempresentasikan portofolio gw sama dia dan Mahar, yang mana ternyata berkenan sangat baik di hati mereka.

Ajegile! (Ade pasti ngambek kalo tau aku pake kata-kata ini), setelah presentasi portofolio, Jack langsung bicara soal rincian gaji gw, dan nanya kapan gw bisa masuk kerja, yang mana bikin gw shock mengingat proses penerimaan karyawan di Astra yang sampe TIGA BULAN (gagal pula), lalu di Tempo dengan psikotest dan tes kesehatan dan wawancara yang semuanya juga nyampe TIGA BULAN, dan di kantor Kuningan yang harus melalui tiga kali wawancara. Sedangkan disini, ditanya ijazah aja nggak!

Tapi gw masih berusaha sadar diri dan bilang kl gw akan kontak balik mereka soon... dan Jack menerima ini dengan baik, yang mana bikin gw malah makin nambah respect ama kantor ini.

So, setelah akhirnya gw ngabarin mereka esok harinya soal kebersediaan gw, gw pun meninggalkan (kabur, tepatnya) kantor di Kuningan yang namanya tak pernah gw cantumin dalam CV gw tersebut, setelah bekerja selama tiga hari saja. He he he...

Eh?! Kan lagi ngobrolin transport bukan?

Nostalgia masa awal kerja di Jakarta (2000)

Sama seperti Ida, pengalaman gw pertama di Jakarta juga banyak dihiasi dengan kekaguman atas dinamika per-angkot-an disini. Tapi yang lebih awal lagi, ya tentunya soal hari pertama pindah ke Jakarta dong...

Jadi inget masa pertama kerja dulu... Dengan pedenya dari Gambir gw langsung dateng ke kantor hari Minggu siang, nitip koper di Satpam lalu mulai nyari kost di sekeliling kantor. Pertimbangan gw, daerah sini konon banyak tempat kost. Dan dengan lokasi yang deket ama kantor, gw nggakan ada masalah ama transport. Plus dengan bakalan banyak lembur, so ga guna juga nyari tempat yang cukup nyaman, toh sekedar cukup buat numpang mandi dan bobo-bobo dikit aja gitu lho... lagian tiap weekend masih rutin mudik buat nyuci baju.

Alhamdulillah setelah sekian jam hampir putus asa bolak balik menyusur gang demi gang diseputar Jl. Tambak dan Jl. Proklamasi, gw nemu tempat yang cukup cosy, dengan lingkungan yang cukup beradab (nggak ada tatapan mata penuh curiga, ato sisa-sisa botol bir berserakan). In fact, tempatnya sepi, entah kenapa, padahal kost di tempat laen selalu full-house.

Yang jaga kost awalnya jual mahal, mana namanya aneh pula... later ketauan kalo dia orang Nias, makanya namanya kedenger asing. Nias?.. Ya, ternyata di lingkungan gw ini banyak terdapat komunitas orang rantau... baik itu Manado, Ambon, Timor, Flores, ampe urang Garut!

Tapi setelah dia tanya gw lulusan mana dan kerja dimana ("ITB", "Tempo"), mendadak sifatnya berubah 145 derajat (berubah drastis tapi tetep norak -- yang terakhir ini bawaan orok kayaknya). So, ga jadi nginep di sodara malem itu, karena ternyata Alhamdulillah dah dapet kost.

Seiring minggu berlalu, baru gw tau kalau ternyata daerah yang gw tempati itu adalah kompleks Polisi, plus daerah bandar narkoba, plus daerah rawan tawuran (minimal seminggu sekali), baik antar kampung, atau antar anak sekolah yang nganggap pertigaan Proklamasi tempat strategis buat adu jotos... dan masa-masa itu (2000) sedang ricuh masalah tawuran komplesk AD di Berlan yang melibatkan senjata api dan anak panah, selain samurai dan parang... Alamak.....

Sering dulu kalau ada tawuran, gw ama temen2 kreatif dari lantai tiga, naek ke atep gedung Tempo dan nonton orang kejar-kejaran di pertigaan Tambak - Proklamasi. Waktu kebakaran di Berlan juga kita ngopi-ngopi diatas sambil nonton api di kejauhan... sambil beberapa dari kita nyumpahin hotel mesum disitu buat kebakar ampe angus...

Tapi yah, karena 99% waktu gw pulang ke kost adalah lewat tengah malem, atau pagi-pagi sesudah Subuh, jadi gak banyak pengalaman aneh di jalan. Lagian... ngapain pulang ke kost kl di kantor ada internet 24 jam ama TV satelit?

Seiring waktu berjalan dan gw terlibat ulang dengan temen-temen kampus yang ada di Jakarta, mulailah muncul masalah kedua; transport.

Jaman awal dulu, dari kantor ke PIM aja bingung harus pake apaan. Masa-masa rookie itu dihiasi dengan banyaknya naek taxi Blue Bird kesana kemari, walau budget sebenernya cuma buat Metromini.

Tapi ternyata masalah ini berangsur-angsur tertanggulangi dengan makin seringnya gw kepaksa naek angkot karena ga punya duit... Dan ternyata sistim angkot di Jakarta lebih jelas dan reliable... Kita tinggal nyari daerah penting di sekitar alamat yang kita tuju buat nentuin trayek bis yang harus kita pake (misalnya "Blok M", "Kp. Melayu", "Senen", dll.), sebelum akhirnya meneruskan dengan angkot level lebih kroco (mikrolet/bajaj/ojek).

Masa-masa awal ini juga dihiasi dengan "financial-shock" saat melihat daftar menu di cafe-cafe tempat anak-anak kampus biasa ngumpul... "Hah? Coca Cola sebotol 10 rebu??? Itu kan bisa makan siang tiga kali di kantin Salman???"...

Tapi lepas dari masalah "Jakarta" nya, masa-masa kost adalah masa gw mulai bener-bener mikir dan "do something"... Karena disini gw ga bisa ngandelin orang rumah or sodara or even temen buat ngejaga diri gw... semuanya harus bisa dihandle sendiri. Ga punya duit? Ya ga makan... Sakit? Ya ke dokter sendiri... Bete? Ya cheer up on ur own... Ada masalah? Ya adepin sendiri... Menyakitkan sih... but that's life... dan justru karena tuntutan inilah gw ngerasa skill gw meningkat...

Next... dinamika perjalanan pake angkot di Jakarta... (byms)

Wednesday, January 12, 2005

Sakana Jakarta


Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Japanese / Sushi
Location:Mid Plaza, Basement
Sebenernya tempat ini udah nggak asing lagi dikalangan anak Epicurina, terutama karena harganya yang reasonable, suasana enak, dan makanan yang cukup oke, padahal terletak jantung kawasan bisnis perkantoran (seberang Chase, sebelah Da Vinci, menara Drakula tu').

Setting interior nya tradisional - casual. Ada banyak meja untuk bersila, menjulurkan kaki di kolong, atau duduk di kursi. Banyak yang dateng sini orang Nipon abis kerja, duduk santai sambil minum sake atau shochu dari botol pribadi mereka. Botolnya ini disimpen sama Sakana, didisplay di bagian ruang reception sekaligus tempat penitipan alas kaki (masuk ruangan harus nyeker, jadi kalau tentara lagi dinas ga bisa mam disini).

Makanan favorit sudah pasti "Okonomiyaki", (tanya aja mbak2nya kalau gak percaya): Sepinggan hot-plate "martabak Jepang" (liat foto bagian kiri tengah), berisi aneka sayuran dan potongan sea-food, dihiasi serpihan kertas yang menari-nari milip cacing laut... he he he... Dijamin 100% kalau yang baru pertama mesen pasti kaget!

Menu disini termasuk kumplit dan all-round, jadi buat sushi-haters dan sushi-lovers bisa gaul disini tanpa harus ada kubu yang kecewa. Sushinya lumayan walau bukan the best, bento set nya dahsyat, dengan harga 50rb an dah dapet barang bagus beragam deh (liat foto). Menu lainnya, good quality dan affordable. Kl mo diambil rata-rata, berdua abis dibawah cepek masih bisa dan puas. Kl mo diambil gilanya, gw ama dua temen pernah mesen ampe sebelas macem menu disini dan dikasi bill cuma 70rb an per orang. Gile gak tuh?

Selain dari oom oom pulang kerja, pengunjung lain dateng kesini dengan tujuan beragam, mulai dari nge-date, ampe bawa keluarga tetangga plus anak-anaknya yang bikin onar... so jangan harap suasananya romantis ya... seperti gw tulis tadi... "casual".

Kl mo dateng banyakan, apalagi weekend, jangan lupa reserve dulu ke 021 574 6452, mereka buka cuma waktu lunch (11:30 - 14:00), dan dinner (17:30 - 22:30).

Ittadakimaaaasss!!!

Monday, January 10, 2005

Update Artikel BETA-UFO.org

Update artikel baru di www.beta-ufo.org

Dashkin Kamen

Kata "Kamen" dalam bahasa Rusia berarti "batu", namun Dashkin Kamen bukanlah sembarang batu, karena pada permukaannya terpatri peta tiga dimensi dari dataran tinggi Ufa, yang dibuat dengan keakuratan yang tinggi. Yang menjadi masalah, pada bahan pembuat Dashkin Kamen ini terdapat fosil berusia 120 juta tahun, yang walaupun tidak menunjukan kaitan langsung terhadap usia Dashkin Kamen, namun memberikan indikasi bahwa peta ini berasal dari masa silam, mungkin usianya lebih dari 2000 tahun, dan dibuat oleh peradaban yang tidak dikenal.

Komputer Antikythera

"Komputer" yang dimaksud adalah alat yang bisa dipakai untuk menggambarkan dengan tepat pergerakan benda-benda langit, terdiri dari serangkaian gigi gerigi logam yang tersusun dalam kotak kayu. Komputer ini ditemukan dari lepas pantai Antikythera, dalam sebuah puing kapal laut yang diperkirakan berasal dari masa Yunani kuno. Hanya saja, jejak teknologi yang terdapat di alat ini diperkirakan tidak berasal dari teknologi Yunani kuno.

Helikopter Abydos

Dr. Ruth Hover pada sebuah kunjungannya ke kuil Abydos, Mesir memotret salahsatu bagian dinding yang runtuh dimana terdapat hieroglif aneh dibalik permukaan tembok yang luruh. Salahsatu diantaranya memuat gambar yang sangat mirip dengan helikopter. Mengapa ada gambar helikopter pada hieroglif yang berasal dari masa Mesir kuno?

Burung Saqqara

Burung Saqqara adalah miniatur dari kayu sycamore, yang ditemukan bersama peninggalan lain kebudayaan Mesir Kuno di makam Neferherenptah. Benda ini kemudian diperkirakan sebagai model pesawat terbang bersayap tetap dari masa Mesir Kuno. Hal ini bisa jadi menunjukkan bahwa pada masa lampau, Mesir telah menemukan teknologi penerbangan. Mungkinkah?

Gliptoliths Ica

Temuan Gliptoliths dari daerah Ica, Peru, ternyata menggambarkan mengenai beragam proses medis dan teknologi, yang seharusnya belum bisa dicapai oleh masyarakat Indian Peru masa prasejarah. Penemu batuan ini akhirnya dipaksa pemerintah Peru untuk mengaku kalau semua ukiran tersebut ia buat sendiri, atau diancam dengan kasus anti pelestarian benda prasejarah.

Tengkorak Kristal Mitchell-Hedges

Dari reruntuhan sebuah kuil di Belize, ditemukan sebongkah kristal berbentuk tengkorak manusia yang diperkirakan berasal dari masa berkuasanya kerajaan kuno Maya. Hasil penelitian lebih lanjut melalui peralatan modern di instalasi Hewlett-Packard menunjukkan kalau tengkorak ini tidak mungkin dibuat oleh teknologi Indian kuno. Kalaupun mungkin, waktu yang diperlukan akan melebihi 300 tahun jam-kerja.

Google Ranking "bayu" 2005


Setelah ngerti apa yang dimaksud Iwan di multiply nya, iseng-iseng gw nyobain juga gimana hasilnya kl gw enter nama gw di google...

Ternyata hasilnya lumayan... buat keyword "bayu", situs gw bajasite v.2.0 muncul diurutan kesepuluh dari 98.200 results! Sedangkan buat keyword "bayu yunantias" terang aja gw paling atas lha... apalagi "bayu yunantias amus".

Tapi dari search awal tadi, page gw di multiply ini ga muncul-muncul, even ampe halaman ke 13, yang mana berarti webpage gw yang satu ini masih kurang ngetop....

Duh... padahal ikonnya dah keren gini?? He he he he

Antara Bayu, Ade, dan Film Horror - The Grudge (Korea) movie review

Udah beberapa minggu terakhir ini Ade pengen nonton "The Grudge", dimulai sejak trailer ama posternya nongol kali... Kl gw sendiri sih ga terlalu niat karena lebih ngebet pengen nonton "Kungfu Hustle" (ga pake "r") nya Stephen Chow.

Tapi karena menurut Ade barangkali aja dia bisa ngerasa serem, so gwnya juga penasaran apa emang mungkin... So yah, walaupun DVD judul aslinya dah ada yang 2 in 1, akhirnya hari Minggu kemaren kita jadi nonton film ini di Puri Indah Mall.

Dan karena acara traktir kemaren hari gagal, jadi kali ini Ade yang bayarin nonton, walau doi belun gajian (tega ya gw).

Sebelum film mulai, gw masih bisa melucu-lucu dan bilang Ade kl serem ntar peluk aja aa nya (aiihhh). Tapi segera setelah film dimulai, keadaan nyaris berbalik.... Berkali-kali gw harus memicingkan mata biar gak bisa liat jelas apa yang muncul di layar bioskop... takut ngeliat sambil gak mau ketinggalan juga ngikutin apa yang terjadi... logika hewani ala kucing... kalo kita ga ngeliat, berarti hantunya gak bisa liat kita balik...

Sepanjang film sesekali gw jawab pertanyaan Ade plus ngasi komentar balik. Anehnya, doi kalem-kalem aja sepanjang film berjalan. Waktu gw minta konfirmasi pun doi keliatan bengong...

"Ihh... serem!?" kataku sambil miris.
"oh... masa?" sambutnya dengan muka polos.
"aa takut?" lanjutnya dengan muka penuh tanda tanya...
lalu dengan menelan gengsi gw jawab... "iya, emang kamu nggak?"
"ah biasa aja..." kata Ade sambil kembali bersandar.
"ntar kalo serem pegang aja tanganku keras-keras ya a" sambutnya...
"..." gw speechless dan memandang muka dia sambil rada sinis...
Ade nyengir di remangnya bioskop...

Beberapa saat kemudian ketika ada bayangan melintas di layar, deretan bangku gw goyang keras, dan gw melihat kesamping gw. Beda satu kursi, ada orang lagi meringkuk ketakutan dan membalas tatapan gw dengan senyum kering. He he he...

Dilain pihak, Ade dengan gembiranya berujar...

"Ih, kaget ya a?" katanya sambil berseri
"ih, bukan aa koq, tuh yang disebelah" kata gw sambil menggelengkan kepala kearah mbak-mbak yang tadi loncat dari duduknya.
"oh, kirain aa" sambut Ade sambil tetap ceria
Yang tentu saja dibales ama pandangan bete gw...

Walhasil sepanjang film berjalan, jadinya malah gw yang banyakan mirisnya... Ade mengakui sih, ada beberapa adegan yang bikin serem, tapi rata-rata sih biasa aja menurut dia.... suatu pendapat yang jauh lebih enak kedenger dibandingin waktu kita nonton "Dead End" yang menurut dia gak serem sama sekali.

Mungkin urat serem Ade udah putus... atau mungkin cara kita berimajinasi emang bener-bener beda... atau beda pengalaman pribadi juga, karena seperti gw ulas di review... tergantung gimana kita mengasosiasikan diri dengan cerita...

Oh well, sewaktu Buffy nan perkasa kalah abis-abisan disini, dan diakhir cerita ternyata hantunya masih ngikut, hal yang membuat gw lega dan bisa tetep jaga gengsi terjadi waktu gw nengok kekanan saat film dah abis.... ternyata yang duduk selang sebangku ama gw, yang tadi loncat ampe bangku bergoyang heboh... adalah mas mas....

He he he he he he

Us men do have a weird habit of finding confident in other's disgrace... (byms)