Friday, December 26, 2008

Keberhasilan bersyarat


"Jangan memberi syarat kepada keberhasilan"

Maksudnya jangan nunggu sesuatu terjadi dulu / punya sesuatu spesifik dulu sebelum mau mulai usaha kearah kebaikan. Hal yang seringkali terjadi adalah, secara nggak sadar kita menunda-nunda melakukan sesuatu karena merasa masih kurang ini kurang itu. Atau, berencana kalau sudah punya anu, tercapai anu, barulah mau begini begitu.

Padahal banyak dari hal yang direncanakan bersyarat tersebut, sudah bisa dilakukan SEKARANG, walaupun mungkin butuh sedikit penyesuaian atau sedikit agak susah, atau sedikit rada KURANG NYAMAN.

-- Tapi sebenernya bisa --

Silakan re-check. (bay)

Monday, September 15, 2008

Terjebak "Comfort Zone" atau... ?

Masih dari Mario Teguh The Golden Way, kali ini soal "comfort zone" dan bagaimana ia seringkali dijadikan alasan ketidakberkembangan kita.

Terkait comfort zone, seringkali apa yang para motivator tekankan bagi para slackers adalah; "jangan terjebak dalam comfort zone". Alias, jangan sampai enggan untuk berjibaku, hanya karena kita sudah merasa nyaman dengan apa yang biasa kita lakukan / apa adanya kita.

Namun sebenernya kalau mau mempertanyakan lebih dalam lagi, bisa ada pengertian baru lho... Pertanyaannya, "Benarkah kita malas bergerak karena merasa nyaman di comfort zone kita?" 

Let's see... kalo gaji masih pas-pasan, lingkungan kerja nggak kondusif, karir nggak jelas, rumah belum kebeli, jangankan liburan malah selalu kekurangan duit.... so...

WHAT COMFORT ZONE???

Kalau belum achieve apa-apa udah merasa comfort sih sebenernya namanya bukan terjebak comfort zone, tapi dogol. (bay)

Cerpen Legenda: Abah Express, part 2

Di suatu hari yang mendung, di dusun Singajaya, telepon berdering di kantor Lurah, mengabarkan kalau Abah diminta untuk hadir segera di kantor Bupati Garut untuk rapat terkait suatu urusan pemerintah. Maklumlah, walaupun bukan aparat desa, tapi Abah adalah salahsatu sesepuh di desa Singajaya ini, jadi pendapat dan masukannya akan sangat bermanfaat.

Sayangnya, Abah siang itu banyak keperluan. Padahal jarak Singajaya - Garut yang sekitar 90 Km itu mengharuskan ia untuk ikut oplet terakhir siang hari itu, yang sudah siap-siap berangkat. Menunggu Abah yang tak kunjung datang, oplet pun akhirnya berangkat beserta para undangan rapat Bupati siang itu, meninggalkan Abah.

Sekitar 30 menit sebelum rapat dimulai, Abah akhirnya tiba kembali ke rumah, disambut Emak yang keheranan mengapa ia masih ada disana padahal ditunggu rapat oleh Bupati di Garut. Menyadari pentingnya rapat ini, Emak agak kecewa mendapati Abah tidak bisa ikut rapat. Bagaimana tidak? Pakai oplet saja butuh waktu dua - tiga jam? Tapi Abah terlihat tenang saja. Iapun kemudian berjalan keluar rumah, meninggalkan Emak yang sedang masak. Emak pun merasa sedikit lega karena menduga suaminya tersebut akan bergegas berangkat ke Garut, telat pun tidak apa-apa deh yang penting sampai dan ikut rapat.

Alangkah kagetnya emak ketika beberapa waktu kemudian ia melihat Abah malah sedang jalan-jalan keliling lapangan di dekat rumah, bukannya bergegas berangkat ke Garut. Sedikit kesal, Emak meneruskan masak sambil bersungut-sungut sendiri.

Tak berapa lama kemudian, seorang utusan kantor Lurah datang ke rumah Emak, dan menyebutkan ada telepon untuk Emak dari Garut. Emak pun waswas, khawatir itu telepon dari Bupati yang menanyakan mengapa Abah tidak datang-datang juga. Tapi dilihat di lapangan, Abah sudah tidak terlihat... Rencanapun disusun dalam benak Emak, untuk mengabari kalau Abah sedang dalam perjalanan dan mungkin akan datang telat. Emak pun bergegas jalan menuju kantor Lurah. Begitu sampai, iapun mengangkat telepon...

Emak: "... halo? Assalamualaikuum!" 
???: " Waalaikumsalam, Emak?" terdengar suara familiar diujung sana
Emak: "Sumuhun, saha ieu? Ti kantor Bupati?"
???: "Emak, ieu Abah, geus nepi di Garut, hahahahahaha!"
Emak: "... harr?..."
???: "Tos heula nya, geus bade rapat yeuh, Assalamualaikum"
Emak: "... Waalaikumsalam..."

Masih keheranan, emak menutup telepon... Bukannya beberapa waktu lalu ia melihat Abah masih jalan-jalan mengitari lapangan? Sore harinya Abahpun pulang bersama rombongan aparat desa dari rapat di kantor Bupati. Tapi kali ini bersama-sama naek oplet. (bay)

Wednesday, September 3, 2008

Resep keberhasilan menurut Mario Teguh

Ngutip MT di salahsatu episode Business Art:

"Keberhasilan datang dari mengerjakan apa yang harus dikerjakan, dan tidak mengerjakan apa yang tidak boleh dikerjakan"

Misalnya gw tau kalau saat ini harusnya beresin kerjaan anu, tapi bukannya dikerjain malah ngempi... nah siap2 aja keberhasilan yang gw idam-idamkan akan tertunda lebih lama lagi. Sedangkan kalau setiap saat selalu ngerjain yang harusnya dikerjain, instead of ngerjain yang nggak-nggak, biasanya keberhasilanpun otomatis akan menghampiri. Tidak berhasil? Belum! Keberhasilan itu ada waktunya; kalau tidak sekarang dan cepat-cepat, mungkin baru terjadi pada masa anak anda, atau mungkin keturunan anda generasi berikutnya. Intinya sih jangan malas memulai / berusaha hanya karena "ujung" perjalanannya belum kelihatan dimana.

Sedangkan terkait self-management, kesuksesan akan menyertai mereka yang niat, pikiran, dan tindakannya selaras.

Biasa? Ah kecanggihan bapak yang satu itu memang dalam menawarkan pemecahan masalah-masalah besar dengan solusi-solusi yang sederhana dan mudah dilakukan. (bay)

Friday, August 15, 2008

Komponen paling penting dari ide

Apakah bagian yang paling penting dari suatu ide?

TINDAKAN

Bahkan ide sederhanapun bisa jadi besar kalau dilaksanakan. Sedangkan ide brilliant sekalipun tidak akan berarti apa-apa kalau hanya disimpan dalam laci... baik itu laci meja, atau laci pikiran. (bay)

image dari: http://www.dosomething.org/

Monday, August 4, 2008

Merancang sendiri masa depan anda

Masih senada dengan perkataan Dilenschneider di postingan sebelumnya, adalah dari Mario Teguh:

"Sulit bagi anda untuk menemukan orang yang dalam rencana keberhasilannya ada rencana keberhasilan Anda. Maka anda harus merencanakan keberhasilan anda sendiri*"


Klop kan? Kalau mau masa depan sesuai harapan ya harus dirancang sendiri, nggak bisa bergantung pada orang lain! (bay)

*dikopi dari sini: http://businessart.multiply.com/journal/item/23

Tentang membuat sejarah hidup...

Salahsatu quote paling berkesan dari Robert Dilenschneider dalam bukunya "Power & Influence" adalah ini:
"Realize that you are making history, not just following it"
Seringkali kita merasa kalau hidup kita ini sudah ada yang mengatur... baik itu ayah, ibu, lingkungan, pendidikan, atau bahkan Tuhan sekalipun. Nggak, nggak salah koq, cuma, dikala kita dihadapkan pada pilihan untuk membuat gebrakan yang beresiko, atau go with the flow untuk main aman, sadarlah bahwa masa depan kita ini, kita yang menentukan! Bukan orangtua, keluarga, perusahaan, apalagi tetangga.

Kisah hidup kita bisa jadi mirip sekali dengan kisah hidup orang tua kita. Atau tokoh idola kita. Tapi ini tidak berarti bahwa suatu kisah hidup harus selalu berjalan sesuai dengan kisah hidup yang sudah pernah ada. Mencari panutan dan model boleh, tapi jangan dijadikan batasan. Saat pilihan untuk 'keluar jalur' itu ada, dan dirasa akan membawa manfaat yang baik bagi kehidupan kita, jalankan! Buatlah jejak kisahmu sendiri nak, jangan sekedar ngekor. Jangan mentakdirkan diri dengan suatu nasib, sebelum Tuhan sendiri menakdirkannya (dan menyegelnya).

Akankah Sushi tercipta kalau di masa silam tidak ada chef yang berani 'keluar jalur' dan menyajikan Sashimi dengan nasinya dalam satu tangkap supaya mudah dicomot? (Sandwichpun konon muncul karena alasan yang sama). Tukang baso tahu (JKT: siomay) di Kopo yang iseng menggoreng dagangannya, bukan sekedar dikukus, sehingga tercipta hidangan "Batagor" yang jadi salahsatu hidangan khas Bandung? Dunia penuh dengan contoh dari mereka yang "melawan nasib" dan berhasil... Mereka yang berani membentuk "sejarah" hidup mereka sendiri, alih-alih menyerahkan kisah hidupnya untuk dituliskan oleh orang lain. (bay)

The Golden Ways with Mario Teguh di Metro TV (Review)


Rating:★★★★
Category:TV Show
Akhirnya "The Golden Ways" tayang juga di Metro-TV. Dengan acara ini, maka wisdom pak Mario Teguh bisa dibagi-bagikan kepada pemirsa dengan cakupan lebih luas lagi; skala nasional.

Dari segi content sih nggak banyak beda dengan "Business Art" di O'Channel, hanya saja dalam visualisasinya GW lebih unggul karena dilengkapi dengan layar super lebar yang menampilkan coret-coretan ilustrasi yang sesekali dibuat oleh MT di komputernya. Penontonnya juga lebih banyak.

Kelemahannya, host GW - Charles Bonar Sirait - keliatannya masih belum nemu gaya yang pas buat ngimbangin materi dan style nya MT, sehingga masih banyak terkesan nggak nyambung atau malah tabrak lari. Kelemahan lainnya, gaya pembawaannya bukan lagi business talk, tapi lebih mirip "success seminar" yang dulu sering gw hadiri saat masih ikutan Amway; lengkap dengan standing ovation, penyanyi, praising, dll. Buat gw ini bukannya membuat bergairah, malah absurd. But that's just me being personal, karena as always, content lebih penting daripada kemasan.

Jadi kesimpulannya, selain dari content yang tetep brilliant, masalah utama adalah pada masih di belum bagusnya sinergi antara CBS dan MT, sehingga diskusi dan pembahasan masih seringkali terasa bercabang atau abruptly turned. Contohnya ketika MT membahas mengenai "pria paling beruntung di dunia" adalah pria yang bisa menghasilkan lebih banyak daripada yang isterinya bisa belanjakan, dan "wanita paling beruntung di dunia" adalah wanita yang bisa menemukan pria seperti itu, CBT menutup pembahasan tersebut dengan berkata pada MT kalau sebenarnya ada juga wanita yang sangat beruntung di dunia, yaitu "wanita yang bisa mendapatkan dan menjaga cinta pria tersebut seumur hidupnya" -- yang mana adalah perulangan dari definisi MT sebelumnya.

Banyak lagi contoh lainnya yang sering membuat kening berkerut, even MT pun sekilas terlihat seperti dalam diamnya seakan berujar "ni anak mau ngapain...?" -- just my interpretation though --. Silakan tonton re-run acaranya (kalau ada), tapi intinya disini adalah masih perlu diperkuatnya sinergi antara CBS dan MT. Masih jauh lebih nyambung dan hidup chemistrynya antara MT dan Hilbram Dunar di BA.

Selebihnya, gw sih optimis acara ini bakalan se-asyik BA di O'Channel nantinya. Atau bahkan mungkin lebih sukses lagi, karena GW sudah punya waktu cukup banyak untuk belajar dari kelebihan dan kekurangan BA (selama tayang setahun lebih), dan membuat perubahan yang diperlukan.

Salam super! (bay)

Saturday, July 12, 2008

Business Art With Mario Teguh di O'Channel


Rating:★★★★★
Category:TV Show
Salahsatu acara paling "super" di TV Jakarta, karena memberikan apa yang jarang sekali didapatkan dari acara-acara lainnya di TV: motivasi.

Saksikan setiap Kamis malam di:
TV O'Channel (33 UHF)
Jabodetabek
Pukul 21.00 - 22.00

Re-run:
Sabtu pukul 20.00 - 21.00
Minggu pukul 13.00 - 14.00

Website: http://www.mtsuperclub.com/

Friday, June 13, 2008

Ngumpulin kata mutiara, kadang terasa cheesy tapi perlu

Dulu jaman masih sekolah dan dunia lebih mellow dari sekarang, gw punya kebiasaan ngoleksi kalimat penyemangat, atau istilah jadoelnya "kata mutiara". Kata mutiara ini kemudian gw kumpulin di halaman-halaman loose leaf berdasarkan kategori yang sesuai; misalnya untuk membangkitkan semangat berjuang, untuk menghadapi persaingan tidak sehat, sampe ke untuk mengobati masalah kasmaran. Hehe

Kata mutiara yang paling sering gw kumpulin adalah dari para tokoh-tokoh oriental tempo doeloe, termasuk para guru Zen. Selebihnya, ya dari buku-buku yang gw baca sambil lalu, mulai dari topik Agama, Bela Diri, sampe ke Public Relations. Nyokap dulu praktisi sekaligus pengajar materi PR di aneka kursus dan pelatihan, dan gw sering minjem buku-buku referensinya buat dibaca sendiri. Salahsatu yang paling gw suka adalah bukunya R. Dilenschneider yang ngebahas prinsip-prinsip PR dari pengalamannya belasan tahun berkutat di dunia PR, termasuk ketika harus menangani krisis-krisis skala internasional. Sangat membuka wawasan.

Anyway, aneka rupa kata mutiara yang gw kumpulin tersebut akhirnya ngedon di lemari entah yang mana, gw merasa sudah terlalu cheesy buat ngoleksi hal-hal sedemikian di usia gw yang udah kepala tiga. Tapi gara-gara baca bukunya "The Secret" versi Donald Trump*, mau nggak mau gw dihadapkan kembali kepada kata-kata mutiara ini karena ternyata Donald gemar mengkristalkan pengajaran-pengajarannya dalam format seperti ini.

[* Isi materi bukunya maupun pengajarannya sendiri sebenernya nggak out of the world atau top secret, atau berisi rahasia-rahasia heboh! Karena rata-rata mereka yang berhasil di dunia bisnis bisa mencapai prestasinya tersebut karena prinsip-prinsip yang sederhana dalam level yang terkadang "itu sih anak SD aja tau". Cuma bedanya, kebanyakan dari kita gagal menerapkannya dengan benar].

Kata mutiara memiliki keunggulan dalam hal format. Karena bentuknya yang sangat ringkas, maka pesan yang terkandung pun bisa tersampaikan dengan jelas dan benar, sehingga mudah untuk diingat. Dan jadilah gw kembali mencatat kata-kata mutiara yang gw anggap perlu, sambil sekalian aja gw buat jadi wallpaper di desktop PC gw!

Jadi penasaran... ada dimana yah koleksi kata-kata mutiara yang dulu gw kumpulin? (bay)

Sunday, March 2, 2008

Tradisi Sains dan Teknologi Dalam Islam

Nemu tulisan terkait sains dan teknologi dalam perspektif Islami, menarik untuk dikaji. Terlebih ada beberapa pointers di bagian akhir yang berguna buat dijadikan titik awal penelitian.

Sains dan Kemandirian Muslim

Agus Purwanto, DSc.*)

Pendahuluan
        Sejarah ilmu pengetahuan mencatat bahwa dunia Islam pernah mencapai penguasaan yang gemilang di bidang sains, teknologi, dan filsafat di masa Dinasti Abbasiyah. Pada masa itu tradisi intelektual dan spirit pencarian serta pengembangan ilmu pengetahuan, yang diawali dengan translasi massif atas karya-karya ilmiah para filsuf Yunani kuno tertancap kuat, tumbuh dan berkembang pesat.

        Dunia Islam melahirkan sederet nama ilmuwan masyhur. Mereka itu seperti Al Biruni (fisika, kedokteran), Jabir Haiyan (kimia), Al Khawarizmi (matematika), Al Kindi (filsafat), Al Razi (kimia, kedokteran), Al Bitruji (astronomi), ibnu Haitsam (teknik, optik), ibnu Sina (kedokteran), ibnu Rusyd (filsafat), ibnu Khaldun (sejarah, sosiologi), dan banyak lagi yang lain.
        Sumbangan dunia Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta sejarah yang tak terbantah. Bermula dari dunia Islamlah, ilmu pengetahuan mengalami transmisi, diseminasi, dan proliferasi ke dunia Barat, yang mendorong munculnya zaman pencerahan (renaissance) di Eropa. Melalui dunia Islam, Barat mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Spirit al-Qur’an
        Ketika masa keemasan Islam berakhir bersamaan dengan runtuhnya kekuasaan Islam di Andalusia pada 1491, masyarakat Barat kemudian mengambil alih. Barat dengan sains dan teknologinya terus memimpin peradaban sampai saat ini sementara Islam terus dalam kegelapan dan ketakberdayaan. Bahkan selama kurang lebih tiga abad negara-negara muslim dijajah oleh kolonialisme Barat yang diperankan oleh Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, Perancis, Jerman dan Amerika Serikat. Lebih memilukan lagi, sesama negeri muslim sulit bersatu dan mudah diadu seperti kasus paling aktual resolusi PBB nomor 1747 tentang nuklir Iran yang juga disetujui negeri muslim Indonesia dan Qatar.
        Kini umat Islam mencoba bangkit dari keterpurukan dalam sains dan teknologi. Umat Islam, untuk saat ini harus mengkaji kembali kekuatan mereka berupa sains dan kemudian melahirkan teknologi, yang mereka genggam erat selama abad 8-15 M.

        Umat Islam di masa lampau telah meletakkan ilmu pengetahuan pada posisi yang benar dan memandang sebagai pemilik yang sah. Pandangan ini mempunyai landasan yang kokoh yakni hadis nabi Muhammad saw, "Ilmu itu adalah harta (kearifan) yang hilang dari orang beriman, di mana pun dan kapan pun mereka menemukannya, mereka harus memungutnya kembali". Di dalam riwayat lain disebutkan: "Jika engkau menginginkan kebahagiaan dunia, maka carilah dengan ilmu. Jika kau mencari kebahagiaan akhirat, maka cari juga dengan ilmu."
        Sedangkan landasan dari kitab suci juga tidak kurang banyaknya. Spirit umat Islam awal adalah wahyu pertama yang memerintahkan umat Islam agar membaca, membaca, dan membaca (QS 96: 1-3). Ayat tersebut dan hadis-hadis terdahulu yang memerintahkan pentingnya menuntut ilmu dan hendaknya jadi pelecut umat Islam agar kembali mencintai ilmu pengetahuan, sains dan teknologi. Dorongan seperti ini tidak dimiliki oleh umat beragama apapun di dunia ini.
Problem Aktual
        Fakta-fakta kegemilangan sains masa lampau dan landasan-landasan normatif bagi umat Islam untuk menguasai sains cukup banyak dan jelas tetapi realitas lapangan memperlihatkan hal sebaliknya. Umat Islam tidak mempunyai kepedulian yang memadai terhadap sains, bahkan lebih ekstrim umat Islam memperlihatkan kecenderungan sikap antisains. Sains seolah tidak terkait dan tidak mengantar umat Islam ke surga sebagaimana zakat, anak yatim, kaum duafa dan pendirian masjid. Banyak umat Islam mempunyai pemahaman dan persepsi bahwa sains adalah kafir dan membawa pada kekafiran karena merupakan produk orang kafir (baca Eropa dan Amerika).
        Pandangan salah tersebut tidak hanya terjadi di kalangan awam berpendidikan rendah melainkan juga sebagian elit umat. Akibatnya tidak ada dukungan yang memadai untuk pengembangan sains. Jurusan-jurusan sains dan teknologi di perguruan tinggi islam didirikan seolah hanya untuk menampung mahasiswa baru dan strategi bisnis jangka pendek. Di kalangan mahasiswa, masuk jurusan eksakta (sains dan teknologi) hanya faktor latah dan gengsi sesaat karena setelah itu mereka kembali pada kecenderungan umum umat Islam yakni meninggalkan dan anti sains.

        Pada tahun 1930-an Syeh Jauhari Thonthowi di dalam tafsirnya al-Jawahir menggugat dengan menyebutkan bahwa ulama menghabiskan waktu, tenaga dan materi hanya untuk urusan fikih dan mengabaikan ayat-ayat kauniyah. Padahal ayat-ayat hokum di dalam al-Quran hanya sekitar 150 ayat sementara ayat kauniah sekitar 750 ayat. Dus, ayat kauniyah lima kali lebih banyak dari ayat hokum. Keadaan ini sampai sekarang belum banyak berubah.
        Ada sebagian orang dengan serampangan berargumen bahwa tidak tumbuh dan berkembangannya sains di dunia islam disebabkan kemiskinan dunia Islam. Alasan ini jelas sangat lemah. Tidak sedikit di antara negara-negara Islam memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, sehingga sulit dikatakan negeri muslim sebagai negeri miskin. Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO) pada tahun 2000 melaporkan, sebanyak 57 negara Islam yang tergabung dalam OKI memiliki sekitar 1,1 miliar penduduk atau 20 persen penduduk dunia mendiami wilayah seluas 26,6 juta kilometer persegi, dan menyimpan sebanyak 73 persen cadangan minyak dunia.

        Knowledge is power demikian pernyataan tokoh modernisme Francis Bacon. Amerika, Eropa dan Jepang sampai saat ini menjadi kiblat kemajuan dunia karena sains dan teknologinya. Taiwan dan Korea merupakan dua negeri industri baru sedangkan Cina dan India dikenal luas sebagai kandidat kekuatan pemimpin baru ekonomi dunia dua dasawarsa mendatang. Negara-negara tersebut adalah negara yang mengembangkan sains fundamental dan kemudian terapannya secara konsisten.

        Israel negeri yang sangat kecil menjadi sangat digdaya karena kemampuannya dalam sains dan teknologi. 16% pemenang nobel fisika dan kedokteran adalah ilmuwan berdarah Yahudi. Sekitar 200 peluru berhulu ledak nuklir dimiliki oleh negeri ini. Sementara Iran yang baru dikucilkan oleh PBB dengan resolusi 1747 baru bisa membuat satu senjata nuklir sepuluh tahun lagi.

Jalan Sains: Terjal dan Sunyi
        Untuk menguasai sains ada dua langkah utama yang harus dilakukan. Pertama sosialisasi bahwa sains adalah bagian dari islam dan diisaratkan berulang-ulang di dalam al-Qur’an serta telah dipraktekkan oleh generasi muslim awal.  Kedua sosialisasi bahwa tidak ada jalan pintas bagi sains. Jalan sains adalah jalan panjang, terjal dan sunyi yang jauh dari hiruk-pikuk serta pola hidup glamour.

        Dakwah dengan berceramah telah menjadi aktivitas harian di masyarakat kita. Sosialisasi sains bagian dari islam bisa disampaikan melalui ceramah-ceramah agama ini. Sekedar contoh ayat-ayat terkait dengan alam

Alam diciptakan dalam enam masa (QS 32:4)
Bumi diciptakan dalam dua masa (QS 41:9)
Penciptaan tujuh langit dalam dua masa (QS 41:12)
Awan dikirim ke bumi yang tandus (QS 32: 27)
Teknologi pembuatan baju besi dikuasi nabi Daud as (QS 34:10-11)
Rekayasa angin dan tembaga cair dikuasai nabi Sulaiman as (QS 34:12)
Sains dan rekayasa angin (QS 38:36; 41:16)
Dinamika udara dan awan (QS 35:9)
Pola air laut (QS 35:12)
Kesetimbangan langit dan bumi (QS 35:41)
Penciptaan pasangan materi-antimateri (QS 36:36, 42:11)
Dinamika benda langit (QS 36:38-40)
Perkapalan (QS 36:41-43; 42:33-34)
Relasi kapal laut dan gunung (QS 42:32)
Pola garis putih, merah dan hitam pekat di antara gunung (QS 35:27)
Materi-materi di langit, bumi dan antaranya (QS 42:12).
Api dari kayu hijau (QS 36:80)
Suluh api (QS 37:10)
Rahasia dan kekuatan petir (QS 41:13)
Fertilasi tanaman dan manusia (QS 41:47)
        Sosialiasi menjadi lebih konkrit bila kita dapat memperlihatkan naskah-naskah dari para sarjana muslim awal yang disebut di depan. Misalnya saja, bagaimana sebenarnya matematika yang dirumuskan al-Khawarizmi, astronominya al-Bitruji dan optic dari ibnu Haitsam. Tanpa contoh ini, sulit mengubah persepsi bahwa sains tidak ada kaitan dengan surga karena di saat awal Islam Rasulullah saw dan para sahabat tidak ada yang mengembangkan sains.
        Dengan tersosialisasinya pesan bahwa sains merupakan kesatuan dari islam maka diharapkan lebih banyak lagi mahasiswa yang mau menekuni dan memilih jalur sains dan teknologi sebagai profesinya. Selain itu diharapkan pengusaha muslim juga sadar untuk mengalokasikan dana bagi upaya pengembangan sains dan teknologi misalnya dengan memberi beasiswa mahasiswa potensial atau membuat funding bagi riset fundamental.

        Tanpa keterlibatan para pengusaha dan negara pengembangan sains tidak mungkin dilakukan. Akibatnya, terjadi braindrain ilmuwan cemerlang negara dunia ketiga termasuk negara muslim ke negara maju. Realitas ini makin membuat negara ketiga makin tertinggal dari negara maju  

        Selanjutnya perlu dikenali bahwa jalan sains adalah jalan panjang, terjal dan sunyi. Idealnya seorang ilmuwan telah melampaui pendidikan strata-3 lalu postdoctoral 2-3 tahun. Artinya, ilmuwan akan relatif matang setelah melalui fasa tersebut. Masa dan fasa tersebut harus dilalui di laboratorium dan perpustakaan yang jauh dari riuh-rendah publisitas.
Sebagai gambaran, universitas-universitas di Jepang buka selama 24 jam perhari. Laboratorium menjadi rumah kedua bagi mahasiswa S1 tingkat akhir ke atas. Diskusi antara mahasiswa dan profesornya seringkali berlangsung sampai larut malam dan profesor kadang juga bermalam dan tidur di laboratorium. Perpustakaan universitas kadang buka di hari Minggu. Jelas, di sinilah beratnya dunia ilmu bagi para mahasiswa yang cenderung ingin tampil cepat dan gegap gempita sebagaimana umumnya dunia politik dan selebriti.

        Tradisi sains adalah tradisi riset. Sedangkan tradisi riset akan melahirkan budaya mencipta dan memproduksi. Artinya, kemandirian material hanya bisa lahir dari budaya produksi dan menuntut penguasaan sains terlebih dulu. Tanpa tradisi riset dan produksi maka kita hanya akan mampu menjadi bangsa makelar yang bergantung kepada para bangsa produsen.

Penutup
        Penguasaan sains merupakan hal yang mendesak bahkan keniscayaan bagi negeri khususnya negeri muslim yang ingin eksis di percaturan global. Tanpa sains suatu negeri akan lemah dan menjadi negeri yang bergantung pada bangsa-bangsa maju. Indonesia yang luas dan kaya dengan sumber daya alam tetapi tidak menguasai sains dan teknologi akhirnya menjadi sangat bergantung pada Amerika dan Jepang.

        Jembatan Suramadu dan lumpur Porong yang terkatung-katung juga merupakan akibat lemahnya penguasaan bangsa kita terhadap sains dan teknologi. Lumpur Porong yang berlarut-larut sesungguhnya mencerminkan aneka klaim hebat yang semu bangsa kita. Lumpur Porong menyodorkan realitas pseudoilmiah, pseudoilmuwan, pseudoinsinyur, pseudopakar, pesudoanalisa, pseudosolusi, pseudoserius serta pseudopolicy di depan kita.
Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim dan menempati area seluas 8 juta kilometer persegi tidak bisa terus-menerus menyerahkan pengelelolaan aneka kekayaan alam yang melimpah kepada orang asing. Indonesia harus mandiri karenanya harus cerdas dan terampil khususnya dalam sains dan teknologi. Indonesia tidak boleh selamanya menjadi bangsa makelar dan kuli baik kuli di negeri orang apalagi kuli di negeri sendiri.

        Kita harus bangkit, mandiri, berdaulat dan berdiri sejajar dengan negara-negara lain. Syarat untuk itu tidak lain adalah iman dan ilmu (QS 58:11). Kedaulatan dan harga diri harus ditopang dengan kekuatan baik spiritual maupun material. Iman yang benar akan mendorong pada penguasaan sains. Sebaliknya pengabaian sains sebenarnya refleksi iman yang salah dan kebahlulan modern.

        Terakhir, meski tidak dianjurkan berperang tetapi kita harus kuat dan mampu mempertahankan diri dari serangan pihak lain termasuk dari kemungkinan serangan menggunakan peluru berhulu ledak nuklir. Aneka upaya diplomasi tetap akan tidak efektif bila kita lemah. Al-Qur’an surat al-Anfal ayat 60 menegaskan agar umat Islam mempersiapkan seluruh potensi dan kekuatan yang ada.

*) NBM: 547243, mantan ketua IMM-ITB, Doctor of Science, pekerja Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam (LaFTiFA) ITS.
Diunduh dari situs: http://jatim.imm.or.id/Wacana/Artikel/Sains-dan-Kemandirian-Muslim.htm