Tuesday, February 28, 2012

He who knows and knows he knows...

Beberapa waktu lalu di facebook status saya nulis sesuatu yang sebenarnya sudah sering dikutip, tapi seringkali bikin pusing bacanya: 
He who knows and knows he knows, he is wise, follow him.
He who knows and knows not he knows, he is asleep, wake him.
He who knows not and knows he knows not, he is simple, teach him.
He who knows not and knows not he knows not, he is fool, shun him.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata ungkapan ini banyak mengacu pada Arabian proverbs (peribahasa Arab) yang dipopulerkan oleh Lady Burton pada 1890:
There are four sorts of men:
He who knows not and knows not he knows not : he is a fool - shun him;
He who knows not and knows he knows not : he is simple - teach him;
He who knows and knows not he knows : he is asleep - wake him;
He who knows and knows he knows : he is wise - follow him.

-- An Arabian Proverb (Lady Burton, 1890) [Lady Isabel Arundell Burton, The Life of Captain Sir Richard F. Burton]
Sedangkan secara nggak sengaja, pagi ini malah nemu referensi lain yang bersumber dari literatur Islami:
الرجال أربعة رجل يدري ولا يدري أنه يدري فذاك غافل فنبهوه ورجل لا يدري ويدري أنه لا يدري فذاك جاهل فعلموه ورجل يدري ويدري أنه يدري فذاك عاقل فاتبعوه ورجل لا يدري ولا يدري أنه لا يدري فذاك مائق فاحذروه

“Orang-orang itu ada empat macam:
(1) Seorang yang mengetahui dan tidak mengetahui bahwasanya ia mengetahui, itulah orang yang lalai maka ingatkalah ia.
(2) Dan seorang yang tidak tahu dan ia mengetahui bahwasanya ia tidak tahu, itulah orang yang jahil (bodoh) maka ajarilah ia. 
(3) Dan seorang yang mengetahui dan ia tahu bahwasanya ia mengetahui, itulah orang yang pandai maka ikutilah. 
(4) Dan seorang yang tidak tahu dan tidak tahu bahwsanya ia tidak tahu, itulah orang tolol maka jauhilah dia” 

Atsar riwayat Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ila As-Sunan Al-Kubro 1/441 no 828
Mengingat Imam Abu Bakar Al-Baihaqi yang dimaksud adalah seorang cendikia muslim yang hidup pada tahun 384 - 458 H (994 - 1068 M), maka kemungkinan besar memang dialah penggagas ungkapan yang kemudian berkembang menjadi peribahasa yang digunakan masyarakat Arab dalam keseharian tersebut, dan lantas berkembang menjadi peribahasa umum yang mendunia. 

Namun demikian terlepas dari asal-usul dan sanad nya, peribahasa ini memuat suatu kondisi "if-then" yang sederhana dan bermanfaat: ikuti orang yang pintar, ingatkan orang yang lalai, ajari orang yang bodoh, dan jauhi orang yang tolol. 

Perlu diperhatikan juga di sini bahwa dibedakan antara "bodoh" dan "tolol": "bodoh" adalah orang yang simple alias awam atau tidak berpengetahuan, sedangkan "tolol" adalah orang yang fool, sok tahu, atau merasa diri tahu padahal tidak.

Di sisi lain, peribahasa ini juga mengingatkan kita untuk menjadi seseorang yang tahu daripada sok tahu, agar bisa diikuti orang. Bukan maksudnya supaya dikuntit kemana-mana, atau menganjurkan narsisme dan megalomania, namun "diikuti" adalah indikasi yang baik bahwa kita telah bermanfaat bagi orang lain, dan ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW:
"Khairunnas anfa’uhum linnas" atau "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)
(byms)