Monday, October 28, 2013

Pilihan lagu ABG, experimen, dan suasana hati


"Ih selera musik bapak sekarang kayak ABG" cetus isteri tersayang mengomentari koleksi lagu terbaru saya yang gencar saya promosikan sama dia dan Zayan; dua orang stakeholder penting di rumah. Yang terakhir itu yang lebih vital sih karena tidak bisa dibujuk: kalau maunya muter "Mika" maka sepanjang 1-2 jam jalan-jalan di mobil maka lagu itulah yang akan di-repeat infinitely, sementara isteri masih mau manut sama konsep "gantian."

Sebetulnya saya sendiri agak heran koq sekarang sukanya lagu-lagu yang hip dan upbeat, sementara bulan lalu masih betah bercokol di lagu-lagu epic, disusul lagu-lagu mellow. Kenapa ya?

"Tapi mending sih, dibanding lagu-lagu sebelumnya," lanjut isteri.

"Itu namanya eksperimen; kalau yang sebelumnya dianggap gagal, yang ini berarti eksperimen yang berhasil." Jawabku mencolek konsep "jangan takut bereksperimen."

Berikut ini list lagu-lagu yang saya tekuni bulan lalu:

  1. "Burn it down"nya Linkin Park
  2. "Harakiri"nya Serj Tankian (vokalis System of a Down)
  3. "Lady wants to know"nya Michael Franks (iya retro banget)
  4. "La Vie en Rose"nya Louis Armstrong (iya lebih jadul lagi)
  5. "Sweet Child O' Mine"nya Guns n' Roses (iya flashback)
  6. "The Temple Of The King"nya Rainbow (rock jadul)
  7. "Royal"nya Lorde 

Berikut ini list lagu-lagu yang saya tekuni sekarang:

  1. "Can't Hold Us" by Macklemore & Ryan Lewis
  2. "Get Lucky" by Daft Punk & Pharrell Williams (N.E.R.D.)
  3. "Mas Que Nada" Black Eyed Peas cover
  4. "Blurred Lines" by Robin Thicke & Pharrell Williams (N.E.R.D.) & T.I (yes the controversial song)
  5. "Goodbye Isaac" by Motohiro Hata
Kalau sekilas saya perhatikan sih memang ada kaitan erat dengan suasana hati belakangan ini... Bulan lalu kan lagi galau-galaunya soal kepindahan kerja, meninggalkan bangku empuk dan cubicle nyaman di Mitrais setelah empat tahun kurang satu bulan bercokol di sana; ke Somia Customer Experience yang saat ini masih nebeng kantor di Bullseye Digital. 

Walhasil masa-masa itu penuh dengan kebutuhan untuk feel comfortable dan salahsatu pelariannya adalah dengerin lagu-lagu menyenangkan dari masa-masa indah dulu di tahun 80-90an, saat makan tidur duit gak usah mikir pasti ada, cuma terbebani urusan NEM, IP, dan... pacaran.

Sekarang gimana? Walau fisik cape karena dalam sebulan terakhir aja traveling nya lumayan menguras stamina, tapi bisa belajar banyak dan pastinya terasa jauh lebih menarik daripada "dikandangin." Apalagi list of clients dan projectsnya bener-bener sesuatu yang udah sejak tiga tahunan lampau dimimpikan. Walhasil pilihan lagu-lagunya juga lebih bersemangat, uplifting, dan baru! 4 dari 5 lagu tersebut adalah keluaran 2013.

Atau ada yang mau berhipotesa lain?

Tinggal sekarang nyari dua lagu lagi special request isteri pas Salon Buyang (Sarapan Lontong Bu Sayang) kemarin: "Selamat Malam"nya Evie Tamala, dan "Setasiun Balapan"nya Didi Kempot, tapi yang versi Swing / Jazz. Ada yang punya? (byms)

Friday, February 15, 2013

Lika liku Ujian Masuk Fakultas Seni Rupa Desain ITB (FSRD ITB)

Jadi inget dulu, waktu jadi asisten buat mata kuliah Gambar Teknik 1 & 2 di FSRD ITB, dari sekian perbincangan dengan pak Harry Lubis, yang saat itu menjabat Dekan Fakultas, didapat informasi mengenai apa dan mengapa nya Ujian Masuk Fakultas Seni Rupa dan Desain (UMFSRD) ITB.

Berbeda dengan umumnya jalur masuk perguruan negeri saat itu (era '90an) yang melalui UMPTN, FSRD memiliki ujiannya tersendiri dengan materi berbeda: Test menggambar, psikotest, dan kemampuan Bahasa Indonesia juga Inggris.

Test Bahasa


Dari pak Harry lah saya tahu kalau ternyata ujian dua jenis bahasa itu penting, bukan semata-mata terkait kenyataan bahwa materi perkuliahan akan sebagian besar berupa buku bahasa Inggris, namun karena ternyata ia bisa mengindikasikan juga tingkat intelektualitas seseorang. Koq bisa?

Menurut pak Harry, hal ini dimungkinkan karena ada perbedaan yang cukup mencolok antara struktur bahasa Indonesia dengan Inggris, baik dari sisi tata bahasa/grammar, apalagi perbendaharaan kata/vocabulary. Dengan demikian, seseorang yang bisa berbahasa baik Indonesia maupun Inggris, sudah terbiasa untuk berpikir dengan struktur yang berbeda-beda, dan kemampuan tersebut adalah satu hal yang membutuhkan intelektualitas.

Test Menggambar


Sedangkan test menggambar digunakan untuk melihat kemampuan seseorang mengolah ide kreatif, bercerita, dan menuangkan ide secara visual, bukan penguasaan teknik! Makanya dulu banyak yang terkejut koq si A yang gambarnya keren nggak keterima, tapi si B yang biasa-biasa aja masuk? Pembedanya adalah ide.

Kemampuan mengolah ide kreatif maksudnya menemukan ide yang unik dan berbeda dari kebanyakan. Jangan lupa ini ujian masuk, dimana perhatian para pemeriksa tes akan lebih tertuju pada gambar-gambar yang stands out from the crowd.

Hal ini terjadi, karena para pengajar melalui pengalaman mereka mengetahui bahwa lebih mudah mendidik mereka yang intelek (bisa menyerap pelajaran dengan baik), dan kreatif (bisa mengolah ide yang unik dan berbeda), untuk menguasai hal-hal teknis seni & desain; dibanding mengajarkan mereka yang sudah bisa menggambar dengan gaya yang matang, atau melukis indah, untuk belajar konsep seni & desain.

Apalagi setelah menempuh perkuliahan saya baru tahu, kalau pengembangan kemampuan menggambar naturalis, photographic, tidak termasuk skill yang diajarkan. Alasannya, kalau mau photo-realistic, ya pakai potret saja jangan melukis! Dalam pakem para pengajar FSRD ITB, menggambar dan melukis adalah media penyaluran ekspresi, penuangan ide, bukan semata-mata mereplikasi karya alam semesta.

Pementingan pada ide kreatif pulalah yang menyebabkan para bimbingan UMFSRD yang dulu bertebaran, rata-rata lebih berfokus pada kemampuan seseorang untuk mengolah ide kreatif, bercerita melalui gambar, ditambah penguasaan dasar-dasar teknik agar secara estetik enak dipandang. Perhatian pada kualitas estetika ini dipilih diajarkan, karena pada dasarnya manusia menyukai hal-hal indah: jika terdapat dua ide yang sama-sama unik, yang terlihat lebih estetiklah yang akan dipilih.

Psikotest


Adapun psikotest lagi-lagi lebih ditujukan pada kualitas kreativitas seseorang dan pemahamannya akan logika. Tidak jelas apakah tes kepribadian juga termasuk yang diujikan, karena sepengetahuan saya rata-rata anak FSRD ITB tidak ada yang jiwanya benar-benar normal, angkatan saya (92) setidaknya. (byms)

Wednesday, February 6, 2013

Indonesia harusnya membiasakan pemakaian Bahasa Inggris

Dijajah Kumpeni

Indonesia adalah sedikit saja dari negara di dunia, yang apes dijajah selama ratusan tahun oleh suatu perusahaan. Ingat, perusahaan, bukan sebuah negara secara langsung, karena yang menjajah Indonesia selama hampir 200 tahun adalah Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), bukan Kerajaan Belanda, yang baru campur tangan pada tahun 1800an.
Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.[1]
Berbeda dengan Inggris, yang modus penjajahannya di abad ke-20 berkembang menjadi persiapan pembentukan aliansi Negara Persemakmuran (Commonwealth), VOC & Belanda lebih menginginkan negara jajahannya tetap bodoh, sehingga akibatnya setelah sekian ratus tahun dijajah pun hanya segelintir saja orang Indonesia yang pandai berbahasa Belanda.

Walhasil karena pengisolasian ini maka selain dari penguasaan bahasa daerah, dan Bahasa Indonesia, banyak warga Indonesia yang tidak menguasai bahasa asing sama-sekali, termasuk di jajaran pemerintahan.

Pengguna Bahasa Indonesia terbanyak ke-7 di dunia

Walaupun Bahasa Indonesia adalah bahasa ke-7 terbanyak digunakan di dunia, namun pada kenyataannya pengguna bahasa ini hanyalah 180 juta an masyarakat Indonesia, sedikit penduduk negara asing yang belajar Bahasa Indonesia, serta negara tetangga Malaysia dan Brunei terkait kemiripannya dengan Bahasa Melayu [2].

Adapun bahasa yang paling banyak dipakai di dunia, adalah Bahasa Inggris, Mandarin, dan Hindi. Bahasa Mandarin sebenarnya unggul dengan sekitar 1.5 milyar pengguna, namun Bahasa Inggris dipergunakan sebagai bahasa resmi di 53 negara dan 10 organisasi internasional, dibandingkan Bahasa Mandarin yang hanya digunakan sebagai bahasa resmi di lima negara: RRC, Hongkong, Taiwan, Macau, dan Singapura.

Bahasa Inggris bahasa pengetahuan

Ditambah dengan keunggulan negara-negara berbahasa Inggris di bidang teknologi, maka bisa dipastikan temuan-temuan ilmiah terbaru, terobosan teknologi terbaru, dan aneka hal terbaru, akan muncul dalam bahasa Inggris.

Kalaupun tidak dalam Bahasa Inggris, maka akan dengan cepat suatu publikasi ilmiah akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, karena rata-rata ilmuwan asing dari negara non-English pun memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik; atau memiliki sejawat yang mampu berbahasa Inggris baik. Dengan demikian, keunggulan Bahasa Inggris dalam dunia ilmu pengetahuan tidak akan pudar, setidaknya dalam waktu ratusan tahun ke depan.

Sebagai konsekuensinya, kalau mau berada di garis depan perubahan, dan pencerdasan, belajarlah Bahasa Inggris!

Membiasakan penggunaan Bahasa Inggris 

Sayangnya, di luar dari kenyataan sedikitnya warga Indonesia yang menguasai Bahasa Inggris, lebih sering kita dengar anjuran pemerintah untuk melestarikan Bahasa Indonesia, daripada dorongan untuk berbahasa asing.

Memang sudah tugas pemerintah untuk menjaga kelangsungan pelestarian Bahasa Indonesia, apalagi ini bahasa nasional kita, namun untuk percepatan kemajuan bangsa, adalah suatu keharusan untuk masyarakat negeri ini belajar Bahasa Inggris secara aktif.

Caranya? Dimulai dari lembaga-lembaga pemerintah dan pendidikan, untuk wajib mencantumkan nama-nama jabatan, organisasi, lembaga, dalam dua bahasa: Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, apalagi nama-nama lembaga pemerintahan ini sangat rawan mengalami salah terjemahan. Misalnya:

Kementrian Dalam Negeri
Ministry of Home Affairs

... bukan "Ministri of Inner Country"

Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
State Minister for Acceleration Development Backward Regions

... bukan "Ministry Country Development Region Left Behind"

(Catatan: Untuk daftar terjemahan nama-nama kementrian Indonesia ke Bahasa Inggris selengkapnya, silakan click link ini.)

Langkah selanjutnya, wajibkan penggunaan dua bahasa dalam materi-materi publikasi resmi dari lembaga pemerintahan dan pendidikan, tiga bahasa kalau dirasa perlu, dengan menambahkan bahasa daerah setempat. Hal ini akan sangat membantu masyarakat dari semua kalangan untuk terbiasa dan mengenal istilah-istilah dasar dari Bahasa Inggris, sejak seawal mungkin, dari lingkungan yang biasa mereka tinggali sehari-hari.

Jangan meminum mobil




Terakhir, jangan puas dengan kenyataan banyaknya warga Jepang yang kemampuan Bahasa Inggrisnya juga pas-pasan, karena nyatanya mereka negara yang sudah sangat maju, banyak menelurkan inovasi-inovasi teknologi yang canggih, temuan-temuan keilmuan yang bermanfaat, sedangkan kita bangsa Indonesia masih harus banyak belajar. (byms)

Monday, January 21, 2013

10 Tips Menulis dari David Ogilvy


Pebisnis iconic dan “Mad Man” dalam kehidupan nyata: David Ogilvy, pada 7 September 1982 mengirimkan internal memo berikut kepada semua pekerjanya, berjudul “Bagaimana Cara Menulis”:
Semakin baik anda menulis, semakin tinggi anda akan maju di Ogilvy & Mather. Orang-orang yang berpikir baik, menulis baik.

Orang berpikiran bingung akan menulis memo membingungkan, surat membingungkan, dan pidato membingungkan.

Menulis baik bukanlah bakat alami. Anda harus belajar untuk menulis baik. Berikut ini 10 saran:
  1. Baca buku Roman-Raphaelson mengenai menulis. Baca tiga kali.Tulis sebagaimana anda berbicara. Alamiah.
  2. Gunakan kata-kata singkat, kalimat singkat, dan paragraf singkat.
  3. Jangan pernah gunakan kata-kata jargon seperti reconceptualize, demassification, attitudinally, judgmentally. Mereka adalah ciri utama dari seorang pembual.
  4. Jangan pernah menulis lebih dari dua halaman untuk subyek apapun.
  5. Teliti kutipan anda.
  6. Jangan pernah mengirimkan surat atau memo pada hari sama anda menulisnya. Bacalah keras-keras di pagi berikutnya, lalu suntinglah.
  7. Jika sesuatu hal itu penting, minta seorang rekan kerja untuk memperbaikinya.
  8. Sebelum anda mengirimkan surat atau memo anda, pastikan ia sudah dengan sangat jelas memuat apa yang anda inginkan si penerima untuk lakukan.
  9. Jika anda menginginkan AKSI, jangan tulis. Katakan langsung pada orang tersebut apa yang anda inginkan.
David
Semoga bermanfaat. (byms)

Sumber: "10 Tips on Writing from David Ogilvy", by Maria Popova
Gambar: http://10engines.blogspot.com/2010/06/fridays-are-tie-days-david-ogilvy.html

Monday, January 14, 2013

Rurouni Kenshin (2012)


Awalnya rada nggak percaya waktu tau film ini ada, bukan OVA, tapi movie nya. Buat penggemar berat serial Samurai-X seperti saya, ini salahsatu film yang wajib ditonton; bukan sekedar penasaran ingin membandingkan tingkat keakuratan visualisasi dan ceritanya di layar perak, namun penasaran juga ingin tahu apakah ada sensasi baru yang ditawarkan? Setelah menimbang film ini layak ditukar 2 jam hidup gw, mulailah film ini diputar...

Cerita


Film dibuka dengan adegan pertempuran terakhir di era Bakumatsu antara fraksi Ishin Sishi dimana Kenshin Himura berfungsi menjadi seorang pembunuh dengan gelar Hitokiri Battousai, atau "Battousai sang jagal", melawan fraksi Shinsengumi yang dipimpin salahsatunya oleh musuh bebuyutan Kenshin, Saitoh Hajime. Berakhirnya perang yang dimenangkan fraksi Ishin Sishi ini (pembela Kekaisaran) juga menandai berbalik totalnya tujuan hidup Kenshin, sekaligus menghilangnya Kenshin selama sepuluh tahun dari pantauan masyarakat.

Kemunculan kembali Kenshin di depan masyarakat terjadi kala kedamaian di era restorasi Meiji dicemari oleh pembunuhan besar-besaran di Tokyo, yang dilakukan oleh seseorang yang mengaku sebagai "Hitokiri Battousai". Pihak kepolisian yang dikomandoi Saitoh Hajime, sebagai musuh bebuyutan Kenshin, dengan cepat mengetahui kalau pembunuhan ini dilakukan hanya oleh seorang peniru, dan menduga adanya keterlibatan seorang pengusaha besar Tokyo di belakang ini semua.

Diduga sebagai pelaku pembunuhan di Tokyo, Kenshin secara tidak sengaja harus berhadapan dengan pedang dari Kaoru Kamiya, wanita muda pewaris dojo Kamiya Kasshin Ryu yang oleh si pembunuh diaku-aku sebagai dojo tempat ia berlatih ilmu pedangnya, dalam usahanya membersihkan nama baik dojonya. Dalam upaya Kenshin untuk menyelamatkan Kaoru, akhirnya ia jatuh ke tangan polisi dan akhirnya bertemu dengan Saitoh yang masih menyimpan dendam pada dirinya.

Selebihnya, silakan tonton sendiri. Bagi yang sudah tamat manga maupun pernah lihat OVA nya, sudah tentu ceritanya nggak akan asing lagi, cuma terdapat beberapa perbedaan di sini...

Komentar


Secara keseluruhan film ini berhasil banget dalam mengangkat emosi dan aura dari serial manga Samurai X, baik dari pemilihan pemeran tokoh-tokoh utamanya, maupun dalam merajut cerita puluhan episode manga ke dalam waktu 2 jam saja.

Tokoh Kenshin Himura diperankan dengan baik oleh Takeru Sato yang berperawakan kurus, dengan muka cenderung tirus dan karakter yang sedikit feminin, sesuai penggambaran Kenshin di serial manga aslinya, yang diangkat secara lepas dari tokoh nyata Hitokiri, Kawakami Gensai.

Karakter dingin dan sinis Saitoh Hajime juga diperankan dengan baik oleh Yosuke Eguchi, begitu juga dengan karakter nakal dan tidak mau kalah dari Yahiko Myojin, dimunculkan dengan baik oleh Taketo Tanaka.

Sanosuke Sagara yang diperankan Munetaka Aoki agak terlalu gemuk, namun karakter berani dan kurang berpikirnya Sano berhasil terwakili dengan baik. Emi Takei sebagai Kaoru Kamiya tampil cukup kuat, sementara Yu Aoi sebagai Megumi Takani cukup berhasil mewujudkan karakter flirting dan penggoda yang Megumi secara konstan tunjukkan, terutama di hadapan Kenshin

Jangan lupakan juga Banjin Inui, musuh berat Sanosuke Sagara di cerita ini, yang diperankan oleh tokoh serba bisa Jepang, Genki Sudo! Mantan pegulat professional yang juga penulis, pencipta lagu, dan penyanyi ini, kini merambah juga dunia film.

Banyak sifat komikal para karakter yang dikurangi pada film ini, termasuk kebiasaan Kenshin mengucap "Oro", maupun sifat panasan Kaoru yang bisa muncul 15 menit sekali di serial manga nya. Kenakalan berat Yahiko, maupun perseteruan abadi antara Saitoh dan Sanosuke pun belum kelihatan di film ini.

Walaupun karakter Hanya sebagai Ninja misterius mengalami perombakan cukup drastis, namun secara umum para fans-berat Samurai-X akan menemukan film ini akan sangat mudah dipahami, tanpa banyak kejanggalan ini-itu yang membuat faktor believable maupun enjoyment nya berkurang drastis.

Selain adaptasi cerita yang cukup berhasil, perlu diperhatikan juga bagaimana koreografi pertarungan di film ini mendapatkan porsi sangat serius, dengan bermunculannya aneka jurus pedang Kenshin, yang banyak diambil dari real Kenjutsu nya para Samurai, sehingga banyak menampilkan kuncian dan gerakan yang sekilas mirip Aikido.

Nikmati sajian pertempuran yang memukau saat Kenshin melawan para pengacau yang mengobrak-abrik dojo Kaoru, kala Saitoh mengeluarkan jurus pamungkasnya Gatotsu, dan pertempuran pamungkas antara Kenshin melawan Jine.

Bagi saya pribadi, film Rurouni Kenshin ini sangat mengobati kerinduan akan tokoh Kenshin, terutama setelah sekian kali OVAnya dibuat terlalu kelam dan suram.

Kabar menggembirakan lainnya adalah, konon film ini sudah diberikan lampu hijau untuk dibuatkan sequelnya! (byms)

Referensi: imdb, nipponcinema.

Friday, January 4, 2013

Kopdar vs Chatting, mana yang lebih berkesan?

Kenapa kopdar lebih berkesan daripada teleponan, teleponan dibanding chatting, chatting dibanding emailan? Karena semakin interaktif dan beragamnya indera kita yang terlibat suatu aktivitas, makin kompleks pulalah kesan kita akan aktivitas tersebut.

Di sisi lain, kenapa lebih banyak orang tertipu dalam hubungan online, daripada di dunia nyata? Karena sedikitnya indera kita yang terlibat dalam aktivitas online, sehingga memandulkan kepekaan sensor-sensor yang biasa kita miliki di dunia nyata.

Di sisi lain, jika chatting atau emailan dirasa lebih seru, berarti selama ini imajinasi anda yang lebih berperan, dibanding apa yang anda rasakan melalui indera-indera anda. (byms)

Image dari: http://www.playingiseducational.info