Thursday, October 28, 2010

Empat elemen kunci keberhasilan organisasi

Menurut Paul Maritz dari VMware, kunci keberhasilan dari suatu organisasi itu terpusat pada adanya sinergi dari empat pelaku inti:
"You need to have somebody who is a strategist or visionary, who sets the goals for where the organization needs to go. You need to have somebody who is the classic manager - somebody who takes care of the organization. You need a champion for the customer. Then, lastly, you need the enforcer.

Really great teams are where you have a group of people who provide those functions and who respect each other and, equally importantly, both know who they are and who they are not."

Paul Maritz, president and C.E.O. of VMware.
Dalam praktiknya, para entrepreneur biasanya memiliki lebih dari satu karakter yang dibutuhkan ini dalam dirinya. Namun demikian juga, para entrepreneur yang kemudian makin meningkat keberhasilannya, justru biasanya adalah mereka yang tahu dan mengerti kapan saatnya untuk mendelegasikan, dan mencari orang-orang yang bisa membantunya mengelola usahanya, terutama di sisi-sisi yang ia tidak terlalu kuasai. (bay)

Monday, October 25, 2010

Zayan dan gaya bahasa

Entah siapa yang ngajarin, tapi Zayan punya gaya berujar yang khas kalau manggil bapaknya:

"Bapaaaaa", dengan "aaaa" terakhir nadanya menanjak secara gradual dari nada rendah; merdu terdengar di telinga.

Kalau Zayan geregetan, maka yang biasa dia lakukan adalah menambahkan penekanan pada salahsatu konsonan dari kata-katanya, misalnya: "apa?" menjadi "apppppppppa?!", atau sama seperti memanggil bapaknya, menaikkan nada secara gradual di akhir kata hingga melengking tinggi, misalnya "pintu", menjadi "piintuuu!", atau kadang menambahkan imbuhan iseng pada kata yang diucapkan, misalnya "apa?" menjadi "apawawawawawawawa?!" dan ini biasanya diiringi dengan gerakan tangan penegasan naik-turun di depan dada nya.

Kebiasaan yang terakhir, biasanya muncul kala Zayan ditinggal beraktivitas sendiri sementara mamanya masak. Kebiasaan pertama mulai muncul kala Zayan gemar-gemarnya bertanya. Kebiasaan kedua, muncul baru-baru ini saja, misalnya kemarin sore pas Zayan dibiarkan makan sebuah misro yang sudah digigit bapaknya, menyisakan cairan gula kelapa manis di dalamnya...

Z: "Bapaaaaaa!"
B: "Ya sayang?"
Z: "ENNAKKK!" serunya nyaris tanpa perubahan ekspresi muka
B: [tersenyum dan cekikikan]

----------

Juga berbeda dengan ajaran mamanya, bapaknya Zayan kadang suka keluar isengnya kalau pas ngajarin anaknya sesuatu. Misalnya, bapaknya mengajarkan pada Zayan untuk selalu mengangkat tangannya membentuk pestol-pestolan sambil berteriak "dor!!" kalau ditanya terjemahan bahasa Inggris dari "pintu" itu apa; hal yang mana tentu saja membuat mamanya gusar dan khawatir hasil binaannya selama satu setengah tahun akan rusak di tangan pengajaran bapaknya selama lima menit. 

Dan kekhawatiran ini terbukti waktu kemarin sore Zayan iseng main-mainin pintu di toko tas;

"Bapaaaaaa! Piintuuuuu! DORRR!!!" katanya lantang

...Walaupun masih minus mengangkat tangan membuat pestol2an dengan jarinya, memang butuh waktu but we're getting there...

Adakah kebiasaan rada jail yang anda ajarkan ke anak anda? (bay)

Tiga pasang kacamataku

Semenjak nemu tukang reparasi kacamata patah deket kost di Denpasar sini, gw jadi hobby benerin kacamata-kacamata tua yang rata-rata penyakitnya sama: patah di sambungan tengah. Cukup dengan 35 ribu rupiah saja, kualitas las sambungan tempat langganan gw ini jauh lebih bagus dibanding yang gw dapet di Jakarta. Walhasil sekarang ini gw punya 3 set kacamata; satu yang baru beli (gara-gara frame lama tiba-tiba patah), dua dari masa silam. Yang baru ini yang dipake sehari-hari buat ngantor, cadangan satunya buat kalau di rumah, terutama menemani aktivitas nonton tv sebelum tidur. Kalaupun sampai patah lagi relatif nggak bikin nyesel.

Uniknya, walaupun kacamata baru dibuat berdasarkan perhitungan yang diperbarui, ternyata dia bikin ketegangan berlebih buat otot mata gw dan mengakibatkan munculnya pusing rutin di belakang kepala... pusing yang awalnya kirain gara-gara penyakit, sampai akhirnya terdeteksi sedemikian gara-gara nggak sengaja lupa ganti kacamata waktu berangkat ke kantor. Hari itupun walhasil pusing rutin gw ilang tak berbekas! Akhirnya si kacamata cadangan inipun "naik kelas" menggantikan posisi kacamata baru. Resikonya memang penampilan jadi rada kurang keren sedikit, karena frame si kacamata cadangan ini sudah ngelupas sana-sini. Biar tetep rapi dan keren menghadapi klien, biasanya pas harus presentasi atau meeting aja kacamata barunya dipake; penglihatan lebih jelas, looks neat, dan karena cuma sebentar jadi nggak sampe bikin pusing.

Cadangan kedua (kacamata ketiga) masuk jajaran alternatif waktu ngubek-ngubek koper bawaan mudik dari Jakarta beberapa waktu lalu, ternyata nemu dua set kacamata terselip di saku nya koper. Yang satu, yang paling baru (sebelum yang beli di Denpasar), sayangnya sudah nggak tertolong lagi karena engselnya sudah sangat berkarat, plus karat dari frame nya membuat noda di lensa plastiknya dan nggak bisa dibersihkan. Payah ni frame, padahal beli di Ambas dulu keluar biaya lumayan mahal, ternyata materialnya busuk dan mudah berkarat! 

Adapun frame satunya yang paling tua diantara mereka, ternyata bisa diperbaiki walau ada sedikit cacat di lensa kacanya akibat terbentur. Tapi minimal sekarang berarti punya dua kacamata cadangan; lebih aman buat mata bolor seperti punya gw, karena dalam kondisi minus seperti sekarang, kalau liat dunia tanpa kacamat itu seperti cuma ngeliat "overview" dari dunia yang sebenarnya; referensi dalam garis besar, minus detail.

Kalau kacamata utama disimpen di kantor, kacamata cadangan #1 dipakai sehari-hari, maka kacamata cadangan #2 ini gw simpen di kompartemen bagasinya motor; kalau-kalau ada masalah dengan kacamata yang gw pakai, minimal bisa nyampe pulang ke rumah dengan selamat.

Berapa pasang kacamata yang anda punya saat ini, dan dipakai rutin? (bay)