Wednesday, February 6, 2013

Indonesia harusnya membiasakan pemakaian Bahasa Inggris

Dijajah Kumpeni

Indonesia adalah sedikit saja dari negara di dunia, yang apes dijajah selama ratusan tahun oleh suatu perusahaan. Ingat, perusahaan, bukan sebuah negara secara langsung, karena yang menjajah Indonesia selama hampir 200 tahun adalah Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), bukan Kerajaan Belanda, yang baru campur tangan pada tahun 1800an.
Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.[1]
Berbeda dengan Inggris, yang modus penjajahannya di abad ke-20 berkembang menjadi persiapan pembentukan aliansi Negara Persemakmuran (Commonwealth), VOC & Belanda lebih menginginkan negara jajahannya tetap bodoh, sehingga akibatnya setelah sekian ratus tahun dijajah pun hanya segelintir saja orang Indonesia yang pandai berbahasa Belanda.

Walhasil karena pengisolasian ini maka selain dari penguasaan bahasa daerah, dan Bahasa Indonesia, banyak warga Indonesia yang tidak menguasai bahasa asing sama-sekali, termasuk di jajaran pemerintahan.

Pengguna Bahasa Indonesia terbanyak ke-7 di dunia

Walaupun Bahasa Indonesia adalah bahasa ke-7 terbanyak digunakan di dunia, namun pada kenyataannya pengguna bahasa ini hanyalah 180 juta an masyarakat Indonesia, sedikit penduduk negara asing yang belajar Bahasa Indonesia, serta negara tetangga Malaysia dan Brunei terkait kemiripannya dengan Bahasa Melayu [2].

Adapun bahasa yang paling banyak dipakai di dunia, adalah Bahasa Inggris, Mandarin, dan Hindi. Bahasa Mandarin sebenarnya unggul dengan sekitar 1.5 milyar pengguna, namun Bahasa Inggris dipergunakan sebagai bahasa resmi di 53 negara dan 10 organisasi internasional, dibandingkan Bahasa Mandarin yang hanya digunakan sebagai bahasa resmi di lima negara: RRC, Hongkong, Taiwan, Macau, dan Singapura.

Bahasa Inggris bahasa pengetahuan

Ditambah dengan keunggulan negara-negara berbahasa Inggris di bidang teknologi, maka bisa dipastikan temuan-temuan ilmiah terbaru, terobosan teknologi terbaru, dan aneka hal terbaru, akan muncul dalam bahasa Inggris.

Kalaupun tidak dalam Bahasa Inggris, maka akan dengan cepat suatu publikasi ilmiah akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, karena rata-rata ilmuwan asing dari negara non-English pun memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik; atau memiliki sejawat yang mampu berbahasa Inggris baik. Dengan demikian, keunggulan Bahasa Inggris dalam dunia ilmu pengetahuan tidak akan pudar, setidaknya dalam waktu ratusan tahun ke depan.

Sebagai konsekuensinya, kalau mau berada di garis depan perubahan, dan pencerdasan, belajarlah Bahasa Inggris!

Membiasakan penggunaan Bahasa Inggris 

Sayangnya, di luar dari kenyataan sedikitnya warga Indonesia yang menguasai Bahasa Inggris, lebih sering kita dengar anjuran pemerintah untuk melestarikan Bahasa Indonesia, daripada dorongan untuk berbahasa asing.

Memang sudah tugas pemerintah untuk menjaga kelangsungan pelestarian Bahasa Indonesia, apalagi ini bahasa nasional kita, namun untuk percepatan kemajuan bangsa, adalah suatu keharusan untuk masyarakat negeri ini belajar Bahasa Inggris secara aktif.

Caranya? Dimulai dari lembaga-lembaga pemerintah dan pendidikan, untuk wajib mencantumkan nama-nama jabatan, organisasi, lembaga, dalam dua bahasa: Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, apalagi nama-nama lembaga pemerintahan ini sangat rawan mengalami salah terjemahan. Misalnya:

Kementrian Dalam Negeri
Ministry of Home Affairs

... bukan "Ministri of Inner Country"

Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
State Minister for Acceleration Development Backward Regions

... bukan "Ministry Country Development Region Left Behind"

(Catatan: Untuk daftar terjemahan nama-nama kementrian Indonesia ke Bahasa Inggris selengkapnya, silakan click link ini.)

Langkah selanjutnya, wajibkan penggunaan dua bahasa dalam materi-materi publikasi resmi dari lembaga pemerintahan dan pendidikan, tiga bahasa kalau dirasa perlu, dengan menambahkan bahasa daerah setempat. Hal ini akan sangat membantu masyarakat dari semua kalangan untuk terbiasa dan mengenal istilah-istilah dasar dari Bahasa Inggris, sejak seawal mungkin, dari lingkungan yang biasa mereka tinggali sehari-hari.

Jangan meminum mobil




Terakhir, jangan puas dengan kenyataan banyaknya warga Jepang yang kemampuan Bahasa Inggrisnya juga pas-pasan, karena nyatanya mereka negara yang sudah sangat maju, banyak menelurkan inovasi-inovasi teknologi yang canggih, temuan-temuan keilmuan yang bermanfaat, sedangkan kita bangsa Indonesia masih harus banyak belajar. (byms)

4 comments:

  1. Susah. Dilematis. Dalam pergaulan, kalau anda memakai basa Inggris, akan dianggap sok. Secara resmi di kalangan pemerintahan, apalagi para 'nasionalis' (yang merasa) sejati, dianggap a-nasionalis, gak patriotis, kalau sering pake basa Inggris.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pakai dua-duanya, tiga-tiganya sama bahasa daerah :)

      Delete
  2. Sebaiknya bahasa Inggris memang harus dikuasai, namun jangan sampai menggantikan bahasa Indonesia yang notabene adalah bahasa nasional kita.

    ReplyDelete