Monday, October 22, 2007

Jenis kepemimpinan dan cara memotivasi orang lain

Menurut sahibul hikayat, pada jaman Jepang sebelum kekaisaran Edo, berkumpullah para pemimpin legendaris Jepang di suatu taman. Ketika kemudian seekor burung hinggap di dahan dekat mereka berkumpul, bertanyalah seorang guru Zen pada mereka;

"Apa yang akan anda lakukan kalau burung itu tidak mau bernyanyi?".

Jawaban yang kemudian dilontarkan masing-masing pribadi, dianggap menggambarkan dengan baik karakter dari para pemimpin tersebut:

Oda Nobunaga menjawab "Bunuh kalau tidak mau bernyanyi!". Toyotomi Hideyoshi menjawab "Buat ia ingin bernyanyi". Tokugawa Ieyasu menjawab "Tunggu, sampai ia bernyanyi".

Oda Nobunaga memiliki latar-belakang sebagai turunan bangsawan, dan dibesarkan sebagai bangsawan. Dalam usahanya menyatukan Jepang, Nobunaga dianggap memakai cara yang paling keras dan kejam. Toyotomi Hideyoshi, sebagai anak petani yang miskin namun kemudian memiliki kedudukan penting dibawah kepemimpinan Nobunaga, dianggap memiliki karakter yang impulsif dan pandai memanfaatkan situasi. Sedangkan Tokugawa Ieyasu, keturunan ningrat yang memilih untuk tunduk pada Nobunaga dan Hideyoshi di masa mereka berkuasa, baru menunjukkan taring nya pada saat kedua pemimpin tersebut telah meninggal, sehingga dianggap memiliki kesabaran yang sangat tinggi1.

Dalam aplikasi keseharian pun, kita bisa banyak bercermin dari kisah ini dalam hal gaya kepemimpinan.

"Uh, karena gw bukan pemimpin jadi pepatah ini nggak berlaku dong?"

Radang Usus Buntu!2. Sebenarnya setiap individu adalah pemimpin, baik itu pemimpin keluarga, pemimpin perusahaan, pemimpin komunitas, atau minimal pemimpin untuk dirinya sendiri! Jadi jangan banyak ngeyel dan dengerin aja! Awas lo kalo berisik!

Jenis-jenis Kepemimpinan



Seperti kalimat terakhir pada alinea sebelumnya, untuk bercermin pada Nobunaga yang keras dan kejam, mungkin setiap orang bisa melakukannya asalkan memiliki kekuatan yang relatif superior dibandingkan lainnya.

"Hanya duit seribu atau dua ribu rupiah pasti kecil artinya bagi anda, tapi bermanfaat besar bagi kami, yang memilih untuk meminta belas kasihan anda daripada harus mencopet, menjambret atau merampok!" kata sekelompok pengemis hard-core pada para penumpang metromini.
"Bagi duit buat anak-anak beli minum euy, mun henteu, digaradah siah!" kata okem sekolah pada juniornya.
Dan lain-lain contoh... Pada dasarnya, ancaman kekerasan adalah termasuk cara paling primitif dalam "memotivasi" orang lain/kelompok.

Sedangkan untuk bercermin pada Tokugawa soal kesabaran, maka caranya lebih sulit karena terkait kepada kontrol diri yang kuat untuk menahan diri. Bagi mereka yang introvert, atau phlegmatis, mungkin gaya kepemimpinan penyabar seperti ini bukanlah pilihan tapi keterpaksaan. Keterpaksaan karena ketidakmampuan untuk bersikap keras dan tegas. Padahal dalam aplikasi praktisnya, kesabaran, apalagi menunggu, seringkali berbuah buruk kalau diterapkan dalam situasi-situasi yang umum...

Staff: "Pak, laporan belum selesai karena anu anu dan anu"

Boss: "Waduh, kapan dong bisa beres?"

Staff: "Ya nggak tau pak, soalnya masih harus nunggu anu anu dan anu"

Boss: "Oh ya sudah, saya tunggu deh"


Staff: "Pak, hari ini saya tidak masuk karena paman sakit keras"

Boss: "Lho, bukannya kata kamu sudah sembuh? Trus buat materi presentasi gimana?"

Staff: "Oh... eh... ini paman yang lain pak... terus soal presentasi... menyusul ya pak?"

Boss: "Oh ya sudah, saya tunggu kamu besok ya"

Staff: "Wah, pamannya di luar kota pak, paling minggu depan saya baru masuk"

Boss: "Oh... ya sudah, saya tunggu deh"


Toko: "Pak, barang yang diserpis butuh komponen ini itu dan kita lagi ngga ada stok"

Anda: "Yah... kira-kira kapan ada stok lagi pak?"

Toko: "Euh... belum tau pak, mungkin satu bulan lagi..."

Anda: "Oh... ya sudah saya tunggu deh"


Dan lain-lain... Kesabaran, sayangnya seringkali terlalu erat asosiasinya dengan inaktivitas, pasifisme, atau malah ketidak mampuan untuk tegas.

Sedangkan untuk bercermin pada Hideyoshi yang memilih untuk mempengaruhi orang lain, mungkin merupakan pilihan yang paling baik, namun sekaligus yang paling sulit.

Jika cara kekerasan sekedar membutuhkan kekuatan yang relatif superior, dan kesabaran membutuhkan kontrol diri yang kuat untuk menahan diri, maka mempengaruhi orang lain membutuhkan kemampuan si individu untuk memotivasi individu lainnya, alias menanamkan motivasi. Dalam hal ini, si individu harus mampu membuat orang lain memiliki dorongan yang besar untuk mencapai hasil yang telah ia ditetapkan.

Pemotivasian dan Masalahnya

Dalam sistem manajemen, cara paling mudah untuk memimpin orang lain adalah dengan menerapkan sistem reward & punishment yang tepat. Pada banyak kasus, bahkan punishment saja sudah cukup. Namun jangan harap dengan cara ini anda bisa menjadi pemimpin yang disayangi atau dihormati oleh bawahan. Begitu struktur komando runtuh atau berubah, bisa-bisa andalah yang akan balik ditekan dengan cara yang sama.

Sistem manajemen yang baik, adalah sistem yang mampu membangkitkan motivasi pada para anggota manajemen untuk bersungguh-sungguh dan dengan maksimal mencapai tujuan yang telah digariskan oleh manajemen. Jadi ketika tujuan akhir tercapai, maka masing-masing pelaku turut merasa puas karena merasa telah memenuhi tujuan pribadi mereka juga.
"People are motivated to do things because they want to, not because someone else thinks it is a good thing to do. Motivation results from actions that satisfy inner needs. Being forced to do something and doing it, is not indicative of being motivated".(3)
Motivated employees, atau pekerja yang termotivasi, cenderung menunjukkan kinerja kerja yang tinggi. Karena itulah motivated employees di masa modern ini tak jarang dianggap sebagai tulang punggung dari suatu perusahaan. Masalahnya, menanamkan motivasi pada orang lain merupakan suatu skill yang penuh tantangan...
"Of all the functions a manager performs, motivating employees is arguably the most complex. This is due, in part, to the fact that what motivates employees changes constantly (Bowen & Radhakrishna, 1991)".(4)
Jadi karena motivasi bagi tiap orang bisa berbeda-beda, maka seorang pemimpin harus memiliki skill dan kepekaan untuk bisa melihat apa sajakah faktor-faktor yang menjadi motivasi utama dari para bawahannya. Dan para pemimpin lainnya yang setara, atau malah atasannya.

Jenis Dorongan Motivasi

 Dalam ilmu psikologi, ada serangkaian test yang bisa dilakukan untuk mencari tahu dorongan utama dari seseorang dalam ber-karir. Dalam hasilnya, biasanya akan diketahui beberapa faktor dorongan yang dominan bagi individu terkait. Termasuk dalam jenis dorongan yang diujikan, antara lain:
  1. Jaminan keamanan kerja (job security, bukan work safety)
  2. Atensi simpatik terhadap masalah pribadi
  3. Kesetiaan pada pemberi kerja
  4. Kerjaan menarik
  5. Kondisi kerja yang baik
  6. Disiplin yang pengertian
  7. Bayaran yang baik
  8. Promosi dan kesempatan berkembang dalam organisasi
  9. Perasaan keterlibatan dalam sesuatu
  10. Penghargaan atas pekerjaan yang terselesaikan baik.
Memang bukan faktor dorongan yang absolut... namun cukup lengkap dan luas untuk bisa dijadikan patokan dasar.

Sayangnya (lagi), nggak setiap pemimpin punya kemampuan untuk menyelenggarakan tes psikologis seperti ini. Kalaupun bisa, maka hasilnya belum tentu akurat. [Ih serba salah ya?]

Lantas gimana dong?

Cara Memotivasi Orang Lain

Untuk yang satu ini gw masih dalam tahap conscious unawareness, alias gw tau kalo gw nggak ngerti. Yang gw tau, sebagian temen gw sering menjadikan gw sebagai narasumber untuk referensi. Entah itu dalam hal tontonan, elektronik, atau restoran. Nggak jarang, banyak yang tertarik atau malah fanatik buat ikut membeli sesuatu atau melakukan sesuatu karena terpengaruh oleh tulisan yang gw buat. Why? It's just happens. Tapi hal ini bisa dijadikan patokan kalau sebenernya gw dah punya skill untuk memotivasi orang lain...

Hambatan utama yang gw rasa, adalah waktu menjabat jadi manajer dan punya beberapa staff... Should I kill them for not doing what I instructed? Should I be patience with them and get me killed by my boss instead? Or could I make them want to do what I want them to accomplish? Pertanyaan yang sebenernya nggak terkait kerjaan aja karena pada situasi lain yang lebih informal pun bisa muncul...

Gimana caranya bikin pacar mau nonton bareng film yang elo nanti-nantikan tapi bukan jenis favorit dia? Ancem nggak diapelin? Mungkin yang ada malah elo yang di PHK (Putus Hubungan Kekasih) karena berani ngancem.

Gimana caranya minta bantuan temen buat ngerancangin logo tanpa harus terkesan pushy dan desperate? Ancem musuhan? Bisa-bisa kabar kesemena-menaan elo ini yang tersebar ke seantero milis yang elo ikuti di dalam dan luar negeri. Psycho!

Gimana caranya supaya temen mau ikutan aktif terlibat dalam acara sosial dari komunitas? Ancem di black-list dari komunitas? Bisa-bisa elo yang didepak dari kursi ke-PiJey-an.

Beragam aplikasi, tapi intinya tetep terletak pada hal yang sama: Kemampuan kita untuk memotivasi orang lain. Dan dalam hal ini, sayangnya, tidak ada suatu proses baku yang bisa ditiru untuk menjamin terwujudnya kesuksesan, melainkan hanya serangkaian ide dan tools yang bisa membantu seorang pemimpin untuk menanamkan motivasi pada mereka yang ia pimpin.

Tapi kalau dibakukan, maka prosesnya adalah seperti ini:
  1. Mencari tahu hal-hal spesifik yang memotivasi target anda. Hal ini bisa dicapai dengan menggunakan tools semisal psychological tests, quiz, wawancara, interogasi, atau dengan pengamatan diam-diam, kasak-kusuk ke temen deket target, hipnotist =P, dan cara alternatif lainnya.
  2. Mencari cara untuk menyelaraskan faktor dorongan motivasi target, dengan tujuan yang ingin anda capai. Coba cari "benang merah" antara hasil yang ingin anda capai, dengan dorongan motivasi si target, lalu buat si target menyadari keterikatan tersebut. Atau ciptakan kondisi / libatkan faktor external yang mungkin membantu munculnya dorongan motivasi pada si target.
Gimana dengan anda, punya panduan referensi, trik khusus atau pengalaman pribadi? (bay)

Footnote:
1 Sumber informasi: http://answers.google.com/answers/threadview?id=456283
2 Umpatan versi penyakit
3 Sumber: http://www.actioninsight.com/Article18.htm
4 Sumber: http://www.joe.org/joe/1998june/rb3.html

Ilustrasi cartoon:
http://www.jobschmob.com/images/cartoons
http://www.ganesha.org/hall/gallery.html

Bacaan lanjutan:
Google search: http://www.google.co.id/search?hl=id&q=motivational+factor&btnG=Telusuri&meta=