Friday, November 16, 2012

Pilihan buah tangan saat menjenguk ke rumah sakit

Isteri masuk rumah sakit karena ada masalah dengan appendix nya (usus buntu/umbai cacing, bukan bagian akhir dari buku). Walaupun ini bukan kasus rawat inap yang pertama terjadi dalam enam tahun terakhir, karena pas melahirkan Zayan pun ya di rumah sakit; namun bedanya sekarang kami sekeluarga harus "bedol desa" pindah tempat tinggal ke RS. Kasih Ibu, Jl. Teuku Umar, Denpasar, karena di Bali ini kami nggak punya saudara untuk gantian jaga.

Untungnya kamar pertama yang kami tempati berukuran cukup luas; diluar dari tempat tidur pasien dan sofa bed, saya masih bisa ngampar dengan leluasa di lantai, gelar sajadah untuk shalat berjamaah, dan siangnya area kosong yang tersedia bisa dengan leluasa dipakai Zayan maen mobil-mobilan radio control hadiah dari tantenya di Jakarta. Atau sekedar berlarian kesana-kemari dan melakukan aneka aksi akrobat.

Problem dari bedol desa adalah, akomodasi yang harus dipenuhi jadinya berlipat ganda; kebutuhan isteri, gw, dan Zayan; sementara untuk bisa bolak-balik dari RS - rumah pun kesempatannya terbatas, karena kalau kondisi recovery pasca operasinya agak parah maka otomatis pasien nggak bisa ditinggal.

Adapun akibat dari sulitnya bolak-balik ke rumah selain dari cucian kotor menumpuk, adalah manajemen buah tangan yang dibawa para penjenguk; yang sebagian besar memang betulan buah. Tantangan muncul kala kulkas yang tersedia di ruangan rawat inap berukuran hanya 40 liter (kulkas kecil), itupun sudah setengah penuh dengan aneka keperluan pasien dan penjaganya. Walhasil ketika akhirnya para tanda simpati dari teman-teman tersebut berhasil dibawa pulang, beberapa sudah tidak laik konsumsi, terutama yang jenisnya memang cepat matang, semisal buah mangga, dan dragon fruit.

Disela-sela sakitnya, walhasil kamipun jadinya berdiskusi ringan mengenai kondisi ini, dan terpikir untuk membuat tulisan. Berikut ini beberapa catatan kecil dan ide dari obrolan ringan tersebut, mengenai apa yang sebaiknya dibawa saat mengunjungi pasien di rumah sakit:

  1. Diet/pilihan makanan untuk pasien biasanya sangat terbatas, dan umumnya rumah sakit secara tertulis  melarang pasien untuk makan selain dari menu yang mereka sediakan; ada yang ketat, ada yang tidak, namun biarkan keputusan melanggar diet sebagai keputusan keluarga pasien, bukan penjenguk 
  2. Pasien biasanya akan tidur atau kesakitan untuk sebagian besar waktu, jarang yang merasa cukup sehat untuk memikirkan makan; kedatangan anda menjenguk jauh lebih berarti di mata mereka, dibanding apa yang mereka bawa 
  3. Terkait kedua alasan tersebut, maka pertimbangkanlah untuk membawakan buah tangan untuk keluarga/penunggu pasien saja, karena dalam banyak kasus mereka kurang tidur, capai dan jenuh, dengan pilihan makanan yang seringkali sangat terbatas. Prioritas utama mereka biasanya pada pasien, bukan pada dirinya. 
  4. Alternatif buah tangan yang akan menyenangkan penunggu/keluarga pasien: makanan "betulan" (kami bersorak gembira kala ada teman membawakan KFC, dan pizza sepertinya menarik), snacks & comfort food (donat, kue, roti), minuman ringan (kopi for sure!), atau bahan bacaan yang menarik
  5. Buah adalah pilihan utama para penjenguk, sehingga bisa dipastikan akan ada surplus buah
  6. Ruang simpan di kamar perawatan biasanya terbatas, apalagi kalau bukan kelas VIP
  7. Kalaupun tetep buah, pilihlah buah-buahan yang bisa disimpan relatif mudah, dan dalam waktu lama pada suhu ruangan
  8. Pilih yang tidak berbau keras/menyengat karena pasien biasanya sensitif dengan bau-bauan selama ia sakit 
Kamipun bahkan membuat suatu panduan berdasar hari, untuk kami terapkan sendiri kala menjenguk pasien di rumah sakit:
  1. Jika datang pada hari pertama pasien sakit, buah nggak apa-apa
  2. Jika datang bukan pada hari pertama, stock buah pasien sudah berlebih jadi pilih roti atau kue saja
  3. Jika pasien long-stay dan kita datang di hari-hari akhir, roti dan kue sudah cukup banyak, jadi pilih yang lebih unik 
(byms)

3 comments: