Thursday, May 12, 2005

Menu Sarapan Pagi Ini: Hati, Bela diri, Agama

Masalah Hati

Jadi orang tuh harus bisa milah-milah masalah, mana yang harus pake hati, mana yang harus sabodo teuing (peduli amat). Di satu sisi kalau kita kerja memakai "hati", maka biasanya kita akan menghasilkan yang terbaik. Tapi di sisi lain kalau apapun kita hadepin dengan hati, bisa berakibat jantungan dan stress... Kalau ada tugas mendesak yang kita merasa gak sesuai dengan situasi hati, pasti ngerjainnya juga berantakan... Saat ada orang gendheng yang keliatannya gak bisa menghargai perbuatan kita, lantas hati kita ngerasa sakit... Itulah akibatnya kalau gak bisa milah mana yang masuk porsi "hati", porsi "hati+pikiran", dan porsi "pikiran" saja. Gawat atuh euy kalau semua hal dimasukin hati...

Untuk mengatasi masalah malas dan gak suka (gw banget deh), salahsatu artikel yang pernah gw baca menganjurkan bahwa dalam ngelakuin hal-hal yang wajib, sebaiknya berlaku pepatah "You don't have to like it, just do it". Kebetulan contohnya adalah belajar beladiri... Dan si pemberi wejangan adalah instruktur salahsatu cabang beladiri yang berpengalaman dua puluhan tahunan melatih.

Beladiri

U see... dalam beladiri, kecakapan itu tidak bisa didapat dalam sehari-dua hari latihan (and so is the case with the rest of the wordly skills). Seringkali seorang praktisi beladiri mundur ditengah jalan karena malas latihan, entah karena faktor jarak, biaya, teman, ketidak-cocokan, kurang visi kedepan, dll. Tidak bisa dipungkiri, tapi tidak bisa juga dibiarkan. Semua hal yang berakhir di tengah jalan tidak akan membawa manfaat yang "penuh".

Gak akan terkuasai ilmu sebenarnya dari beladiri, kalau baru sampai tahap dasar ("Yukyusha" kl di beladiri Jepang). Nggak juga kalau udah sampai dapet blackbelt...

Lho koq?

Hmm... gini... ada yang tau arti filosofis dari "black belt", atau "ban hitam" itu sendiri? Karena kerasnya latihan yang diperlukan untuk mencapai taraf ini, banyak diantara kita yang merasa bahwa black belt adalah tahap tertinggi dari dunia beladiri, sehingga cenderung memberi arti khusus pada level yang satu ini.

Walaupun agak benar dalam hal "tahap tertinggi" beladiri (diatas blackbelt gak ada belt lain, kecuali Capoeira afaik), tapi apa kita sadar arti sebenernya dari level ini? Padahal, ban hitam itu diberikan pada mereka yang semata-mata dianggap sudah menguasai teknik dasar beladiri, nothing more! Ban hitam menyatakan kesiapan dari si bersangkutan untuk belajar beladiri dengan benar.

Inget bagaimana Musashi yang kuat bukanlah Musashi ditahap awal yang membunuh semua yang melawannya, tapi Musashi yang memilah mana yang harus ia lawan mana yang tidak?

Atau bagaimana Kenji Goh yang justru malah murung dan negatif setelah mengalahkan musuh bebuyutannya, Tony Tan? Dan mempelajari kungfu yang dibilang sebagai kungfu terbaik di dunia?

Itu semua terjadi karena sebenarnya tujuan akhir belajar beladiri bukanlah dalam penguasaan teknik dalam mengalahkan musuh, tapi justru bagaimana "mengalahkan diri sendiri dan memahami soal hidup". Dalam perspektif ini, ban hitam justru adalah awalnya pelajaran mengenai beladiri...

Agama

Begitu juga halnya dengan Agama (he he he, kesini lagi ternyata!). Dalam agama apapun, ada serangkaian bentuk ibadah yang wajib dilakukan ummatnya dengan rutin. Di sisi lain, banyak yang merasa dengan telah
memenuhi kewajiban2 ibadah tersebut, yang bersangkutan telah menjadi seorang "saint" atau "malaikat". Di sisi yang berlawanan, banyak yang merasa ibadah-ibadah rutin ini sebagai suatu beban, dan hal yang sia-sia, seperti... "Ah gw rajin sholat juga nggak kaya-kaya!"

Terlepas dari ada atau tidaknya kaitan langsung antara rajin beribadah dengan banyaknya harta, kita seharusnya menyadari kalau Agama itu panduan MORAL, bukan panduan dagang. Tuhan kelihatannya percaya bahwa mahluk manusia ini harus diperkuat landasan moralnya, barulah kemudian mereka bisa menjadi manusia yang paripurna; utuh dan "sempurna". Dan kalau seorang manusia sudah sampai dalam tahap paripurna, baru deh akan keliatan kenapa koq manusia itu dianggap-Nya sebagai mahluk paling mulia, yang Malaikat saja diharuskan sujud kepadanya (kisah Adam AS).

Dalam tahap ini, hal duniawi lainnya bukanlah lagi menjadi masalah bagi si manusia. Mau nggak jadi orang yang nggak punya masalah duniawi? Atau sekurang-kurangnya, punya lebih sedikit masalah duniawi? Ya yang khusyuk (serius) dong sama agama mu!

Nahh... dalam membimbing manusia kearah kesempurnaan ini, maka disusunlah serangkaian bentuk ibadah yang secara sadar or nggak sadar, membangkitkan pemahaman dan penguasaan manusia akan hal MORAL tadi. Hanya saja si manusia nya yang nggak sadar kalau dibalik semua rutinitas ibadah tersebut terdapat desain dari sebuah PROGRAM PELATIHAN.

Ingin ngerti rahasia dari sholat? DO IT REGULARLY. Dalam sholat itu terkandung suatu self-enforcement yang berguna dalam memantapkan hati. Coba resapi tiap kata tiap kalimat yang diucapkan, seakan-akan kita sedang berbicara langsung dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan serangkaian kata yang diucapkan dengan segenap jiwa, dengan bersungguh-sungguh...

Sewaktu kita menghadapkan diri dihadapan-Nya, berbicara kepada-Nya dengan serangkaian kata sumpah dan janji... pasti deh jadinya merinding... hiiii...

Sesudah itu terus maksiat lagi? Mo mulai sholat aja ragu karena ngerasa diri terlalu bejad? Give it up... manusia itu sarangnya dosa.... sholat itu bukan semata-mata untuk mereka yang beriman, justru lebih banyak manfaatnya bagi mereka yang merasa kurang kuat imannya. Karena itu cukuplah komitmen kita dimulai dengan "kalau waktunya sholat, lakukan", percaya atau nggak, setelah itu hal-hal disekitarnya akan mulai meluruskan diri secara otomatis.

Butuh ketenangan jiwa? Dekatkan diri dengan Pencipta mu.

Sholat itu bukanlah "konsumsi" nya mereka yang sudah merasa beriman kuat dan paham baik seluk-beluk agama, justru buat mereka yang merasa ingin memahami Agama.

Sholat itu bukan sesuatu yang eksklusif, justru sesuatu yang berada di level grassroot.

Sholat itu bukan lauk pauk mahal yang kita ngerasa gak layak dapetin walaupun diberi gratis, justru sholat itu justru adalah piring tempat kita makan.

Epilog

Jadi mari kita round-up a bit... Sholat itu, adalah salahsatu teknik dasar yang harus dikuasai kalau ingin meraih "blackbelt" dalam hidup (Islami). Teknik dasar ini akan membawa manfaat kalau dilakukan sepenuh hati (khusyuk), sedangkan untuk memulainya, cukup dengan berpedoman pada "You don't have to like it, just do it".

Hmm... koq akhir-akhirnya ke masalah ini lagi ya..? Ada yang ngerasa kesindir nggak? Selain dari gw sendiri tentunya? (byms)

8 comments:

  1. solat yang khusyuk....hmm...aku masih harus belajar banyak...
    sekarang sih masih diposisi memenuhi kewajiban...walopun masih adaaaaa ajaa bolong2nya....

    ReplyDelete
  2. Khusyuk... imho bisa dimulai dengan "berdoa, bukan membaca doa". Artinya, bacaan sholat yang ada itu "dijiwai", bukan sekedar dibaca sekedar benar pelafalan sekedar benar ilmu tajwidnya. InsyaAlloh khusyuk =)

    Bolong? Wajar, manusiawi, tinggal dibenahi aja... He he he

    Rocker aja manusia, apalagi muslim (naon geura?! =D)

    ReplyDelete
  3. naah...menjiwainya itu masih belom bisa optimal hiks....
    lagi solat mikirin ini ituh...euuh atuh buyar :D
    *kang..kmrn ke bdg?*

    ReplyDelete
  4. lurusin lagi... InsyaAlloh nggak karna melenceng sejenak jadi batal sholatnya.

    Iyah ceu, ke bandung selewat aja =) mungkin ntar lewat lagi tanggal 20an, otw to Cikajang, Garut.

    ReplyDelete
  5. Lu tuh emang kurang ajar..
    Curang.. pake perumpamaan beladiri.. curaaaaaaaang!
    Iye.. gue kesindir.. terus kenapa?!?!?! Ketek..

    sial.. gue kena..! arrgghkh.. kau.. grrhh.. kau.. teganya.. jurus pamungkas kau keluarkan.. padahal.. belum setengah ronde.. kau.. AGHK!

    ps: eh tapi gue udah bisa ngalahin org tanpa dia harus digebukin kaya dulu lho.. (kwakwaw.. pembenaran.. kekekekek)

    ReplyDelete
  6. alhamdulillah, meski sholat (kasarnya) setaun sekali, tp bisa sedikit khusyuk..
    makanya kalo gue sholat hrs kayak org semedi.. silly ye?

    tapi ya begitulah.. ruangan disuasanakan, hati disuasanakan.. sebelum sholat mikir dulu kira2 mau nanya apa aja, review kegiatan selama sebelum sholat.. dll..baru pas sholat dicurhatin semua..

    bisa2 selesai sholat masih kayak org ngelamun.. trus biasanya angkat telpon, nelpon nyokap.. keluarga.. pacar.. bikin teh, nyalain rokok, trus ngelamun lagi.. trus bobo, bangun lgsg ke kantor, baca jurnal ini lagi.. maki2 lagi.. hhh...

    ReplyDelete
  7. ada benarnya analogi teori pada belajar beladiri dengan bagaimana kita menjaga diri kita pada agama. Saya setuju apalagi dgn litelaturnya.. :)
    jadi inget masa kecilku dgn latihan beladiri di sma tapi begitu sekolah beres latihanpun beres dah.
    terlepas dari itu semua siapa yang mengatakannya 'Menu Sarapan pagi ini..' mengingatkan kita semua pada pepatah bahwa 'jangan melihat darimana telor itu berasal' toh kalo enak dan baik buat kita itu bagus untuk dinikmati, kecuali masih kepikiran hehe.. tapi telaahlah secara rasional dan logic pasti itupun menarik!

    -"Waaahh, enak banget kiriman sarapan pagi ini. Mbok..! minta telor setengah matang yaaa.., oh ya tolong campur 2 merah telor sama susu di gelas besar saya, ya.. makasih Mbok"
    -"eh, Mbok, Mbok..! gajian bulan ini sudah kamu terima kan? bulan depan gaji kamu saya naekin 25% !"
    -"oh, ya.. nanti sekalian beliin materai ya di toko sebelah.. 10 lembar!"

    ReplyDelete
  8. aeh aeh.. geuningan aya Thoriq =)

    setuju! walau keluar dari "pantat ayam", kl itu "telor" ya manfaatin!

    ReplyDelete