Friday, December 28, 2012

Resolusi awal tahun 2013 berbasis nilai manfaat

Dalam Islam, nilai seorang manusia diukur berdasarkan dua dimensi: vertikal dan horizontal. Nah jika dimensi vertikal ini karena menyangkut ibadah maka sudah diatur secara pasti dan yang berhak menilainya hanyalah Allah swt., maka dalam dimensi horizontal tolok ukurnya cukup sederhana: nilai manfaat. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW:
خير الناس أنفعهم للناس 
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah) 
Dengan demikian, terkait akan segera berakhirnya tahun 2012 ini, dimana banyak orang mulai memikirkan resolusi/janji yang akan mereka buat untuk tahun 2013, satu pertanyaan yang saya rasa laik kita ajukan kepada diri sendiri adalah:
"Sudah seberapa bermanfaatkah saya bagi manusia lainnya?" Baik melalui tindakan, tulisan, dan apapun itu yang bisa kita pengaruhi?
Mari kita sama-sama berkontemplasi, menelusuri balik perjalanan hidup kita selama satu tahun ini dan melihat manfaat-manfaat apa sajakah yang telah bisa kita berikan terhadap orang lain? Mana sajakah diantara manfaat-manfaat itu yang anda rasa perlu dipertahankan di tahun mendatang? Dan manfaat-manfaat apa sajakah yang anda ingin tambahkan di tahun mendatang?

Praktik inipun sebaiknya anda terapkan secara meluas, jangan menyempit hanya kepada orang-orang tertentu saja, atau dalam bidang tertentu saja, tapi terapkan juga ke beragam konteks di luar hubungan sosial. Dalam bidang pekerjaan misalnya: nilai manfaat apa sajakah yang sudah anda berhasil berikan kepada bisnis dan perusahaan anda di tahun ini? Manakah yang akan anda pertahankan, dan apa sajakah nilai manfaat lebih yang ingin anda berikan pagi para pelanggan, atasan, rekan, dan tempat kerja anda?

Jangan lupa, dalam dunia karir pun kualitas dari reward atau kompensasi umumnya mengikuti kualitas dari layanan dan manfaat yang anda berikan; dalam artian jika kualitas layanan anda luar biasa baik, maka kalaupun tempat kerja dan bisnis anda sekarang tidak bisa memberikan kompensasi yang anda anggap laik, maka perusahaan atau bisnis lain akan bisa. Allah Maha Baik, jadi jika anda dianggap sudah layak untuk naik pangkat karena nilai manfaat yang anda berikan semakin besar, insyaallah privileges atau hak-hak anda pun akan otomatis meningkat; baik melalui perusahaan yang sama, atau yang lain. Ingat yang memberi nafah dan rejeki itu sebenarnya Allah, walaupun saat ini ia mengalir melalui boss anda sebagai keran nya.

Jadi jangan terpaku pada titel, jabatan, atau job desc, tapi pada apa yang bisa anda sumbangkan untuk kemaslahatan orang-orang yang anda layani di dunia karir atau tempat anda bekerja.

Jadi apa sajakah nilai manfaat yang anda canangkan untuk tahun 2013? Selamat merancang! (byms)

Image dari: http://www.futuresobright.com/

Monday, December 10, 2012

Pengalaman beli barang di Disdus

Pengalaman pertama beli barang lewat Disdus. Proses pilih dan beli nya sih nggak ada masalah, cuma soal pengantarannya yang khas Disdus yaitu lewat satu bulan sejak penawaran pertama dibuka! Walhasil cape nunggu dan sempet lupa pernah mesen barang dari sana.


Walhasil untuk pembelian barang ke-dua, yaitu Aluminium Alloy laptop desk yang versatile itu, tadinya naksir di Disdus juga tapi lantas dialihkan ke upaya pencarian online sellers untuk produk sejenis.

Dan dapet! Dengan harga sama, lokasi yang lebih deket pula, dari Surabaya! Walhasil selain lebih murah, nggak perlu nunggu satu bulan juga. Hura!
Adapun dengan Luminous Power Bank 6,600 mAh hasil promosi di Disdus tadi, charge pertama kali butuh waktu lima jam sampai penuh! Untung nggak keburu-buru... (byms)


Friday, November 16, 2012

Pilihan buah tangan saat menjenguk ke rumah sakit

Isteri masuk rumah sakit karena ada masalah dengan appendix nya (usus buntu/umbai cacing, bukan bagian akhir dari buku). Walaupun ini bukan kasus rawat inap yang pertama terjadi dalam enam tahun terakhir, karena pas melahirkan Zayan pun ya di rumah sakit; namun bedanya sekarang kami sekeluarga harus "bedol desa" pindah tempat tinggal ke RS. Kasih Ibu, Jl. Teuku Umar, Denpasar, karena di Bali ini kami nggak punya saudara untuk gantian jaga.

Untungnya kamar pertama yang kami tempati berukuran cukup luas; diluar dari tempat tidur pasien dan sofa bed, saya masih bisa ngampar dengan leluasa di lantai, gelar sajadah untuk shalat berjamaah, dan siangnya area kosong yang tersedia bisa dengan leluasa dipakai Zayan maen mobil-mobilan radio control hadiah dari tantenya di Jakarta. Atau sekedar berlarian kesana-kemari dan melakukan aneka aksi akrobat.

Problem dari bedol desa adalah, akomodasi yang harus dipenuhi jadinya berlipat ganda; kebutuhan isteri, gw, dan Zayan; sementara untuk bisa bolak-balik dari RS - rumah pun kesempatannya terbatas, karena kalau kondisi recovery pasca operasinya agak parah maka otomatis pasien nggak bisa ditinggal.

Adapun akibat dari sulitnya bolak-balik ke rumah selain dari cucian kotor menumpuk, adalah manajemen buah tangan yang dibawa para penjenguk; yang sebagian besar memang betulan buah. Tantangan muncul kala kulkas yang tersedia di ruangan rawat inap berukuran hanya 40 liter (kulkas kecil), itupun sudah setengah penuh dengan aneka keperluan pasien dan penjaganya. Walhasil ketika akhirnya para tanda simpati dari teman-teman tersebut berhasil dibawa pulang, beberapa sudah tidak laik konsumsi, terutama yang jenisnya memang cepat matang, semisal buah mangga, dan dragon fruit.

Disela-sela sakitnya, walhasil kamipun jadinya berdiskusi ringan mengenai kondisi ini, dan terpikir untuk membuat tulisan. Berikut ini beberapa catatan kecil dan ide dari obrolan ringan tersebut, mengenai apa yang sebaiknya dibawa saat mengunjungi pasien di rumah sakit:

  1. Diet/pilihan makanan untuk pasien biasanya sangat terbatas, dan umumnya rumah sakit secara tertulis  melarang pasien untuk makan selain dari menu yang mereka sediakan; ada yang ketat, ada yang tidak, namun biarkan keputusan melanggar diet sebagai keputusan keluarga pasien, bukan penjenguk 
  2. Pasien biasanya akan tidur atau kesakitan untuk sebagian besar waktu, jarang yang merasa cukup sehat untuk memikirkan makan; kedatangan anda menjenguk jauh lebih berarti di mata mereka, dibanding apa yang mereka bawa 
  3. Terkait kedua alasan tersebut, maka pertimbangkanlah untuk membawakan buah tangan untuk keluarga/penunggu pasien saja, karena dalam banyak kasus mereka kurang tidur, capai dan jenuh, dengan pilihan makanan yang seringkali sangat terbatas. Prioritas utama mereka biasanya pada pasien, bukan pada dirinya. 
  4. Alternatif buah tangan yang akan menyenangkan penunggu/keluarga pasien: makanan "betulan" (kami bersorak gembira kala ada teman membawakan KFC, dan pizza sepertinya menarik), snacks & comfort food (donat, kue, roti), minuman ringan (kopi for sure!), atau bahan bacaan yang menarik
  5. Buah adalah pilihan utama para penjenguk, sehingga bisa dipastikan akan ada surplus buah
  6. Ruang simpan di kamar perawatan biasanya terbatas, apalagi kalau bukan kelas VIP
  7. Kalaupun tetep buah, pilihlah buah-buahan yang bisa disimpan relatif mudah, dan dalam waktu lama pada suhu ruangan
  8. Pilih yang tidak berbau keras/menyengat karena pasien biasanya sensitif dengan bau-bauan selama ia sakit 
Kamipun bahkan membuat suatu panduan berdasar hari, untuk kami terapkan sendiri kala menjenguk pasien di rumah sakit:
  1. Jika datang pada hari pertama pasien sakit, buah nggak apa-apa
  2. Jika datang bukan pada hari pertama, stock buah pasien sudah berlebih jadi pilih roti atau kue saja
  3. Jika pasien long-stay dan kita datang di hari-hari akhir, roti dan kue sudah cukup banyak, jadi pilih yang lebih unik 
(byms)

Sunday, October 21, 2012

Masa depan = Pendidikan + Kreativitas

Pendidikan dan pelatihan kebanyakan membantu kita mengenal hal-hal yang secara konstan terjadi. Tapi pembangunan masa depan tidak akan berhasil hanya dengan mengandalkan pengetahuan akan hal-hal yang telah, atau secara konstan masih, terjadi.

Perlu kreativitas, dan keberanian. Kreativitas berguna untuk menemukan kegunaan baru, atau manfaat baru, dari ide-ide yang sebenarnya telah ada; yang tak jarang membukakan peluang yang tak dikira-kira. Keberanian penting karena se-kreatif apapun ide anda, kalau tidak berani dieksekusi ya sia-sia. Ide itu sendiri murah, gratis, namun yang sulit adalah menerapkannya menjadi sesuatu yang nyata. (byms)

Wednesday, October 10, 2012

Menjawab mengapa daging Babi haram menurut Islam?

Dari pencarian data untuk salahsatu tulisan yang sedang disusun, alhamdulillah mengarahkan kepada jawaban cukup memuaskan bagi salahsatu pertanyaan abadi dalam benak pikiranku:
"Mengapa daging babi itu diharamkan?"
Bukannya iseng atau kurang kerjaan, tapi pertanyaan itu cukup valid jika dikaitkan dengan adanya sebab atau alasan untuk segala sesuatu, atau kala pertanyaan ini datang dari rekan-rekan yang berbeda keyakinan. 

Dari hasil sekian banyak perbincangan dengan rekan, dan artikel yang dibaca, sebenarnya banyak terjadi pro-kontra terhadap perlu atau tidaknya terdapat alasan itu sendiri, atau perlu atau tidaknya dicari penyebab yang masuk akal bagi manusia... Karena kalau beriman, berarti percaya terhadap sesuatu yang mungkin belum bisa kita jelaskan oleh akal pikiran kita saat ini, titik.

Cuman setelah baca artikel menarik dari Quraish Shihab di link ini, sebenarnya jawabannya sederhana sekali:
"Karena daging babi itu termasuk rijs (kotor)", mengacu pada Al-An'am (6): 145. Ayat yang sama, memasukkan pula "darah yang mengalir", serta "bangkai" dalam golongan ini.
Kalau kesannya sekarang masalahnya ialah pada pendefinisian kata "kotor" itu, dan berarti cuma memindahkan masalah, atau kala kita lantas bertanya lebih lanjut mengenai maksud sebenarnya dari "rijs" atau kotor dalam hal ini, maka Quraish Shihab dalam bukunya "Wawasan Al-Qur'an, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat", memberikan jawaban sebagai berikut:
"Memang kita boleh saja bertanya, dan atau mencari jawaban tentang mengapa Allah Swt. mengharamkan makanan tertentu. Boleh jadi kita puas atau tidak puas dengan jawaban yang diberikan, tetapi adalah amat bijaksana jika jawaban yang ditemukan itu --walau sangat memuaskan-- tidak dijadikan sebagai satu-satunya jawaban."
Hal ini berarti, terlepas dari kemampuan kita menjelaskan maksud kata "kotor", atau dengan ditemukannya karakter-karakter berbahaya dari daging babi, hal tersebut sebenarnya tidaklah merupakan jawaban pengganti kata "kotor" tadi, namun sekedar menambahkan bukti medis atau bukti dari sisi ilmu pengetahuan. Semacam keterangan tambahan tapi bukan jawaban!

Akan halnya dengan kenyataan bahwa ilmu Allah itu Maha Luas, sedangkan ilmu manusia itu sangat terbatas, maka peringatan dan larangan semisal halal-haram tersebut dapat diartikan sebagai suatu hal yang baik, hanya saja belum bisa manusia mengerti seutuhnya karena keterbatasan kemampuan pikiran itu tadi (mungkin suatu saat terjawab, mungkin tidak, wallahualam). Dan untuk menggambarkan pemikiran ini, ada ilustrasi yang cukup mengena walau mungkin sudah kurang relevan terhadap kondisi dunia saat ini:
"Imam Al-Ghazali memberikan ilustrasi menyangkut 'illat (katakanlah "sebab" atau "hikmah") dari larangan-larangan Ilahi. "Seorang ayah memiliki anak yang tinggal bersama di satu rumah. Sebelum kematian menjemputnya, sang ayah mewasiatkan kepada anaknya: 'Jika engkau ingin memugar rumah ini silakan, tetapi tumbuhan yang terdapat di serambi rumah jangan ditebang.'

Beberapa tahun kemudian sang ayah meninggal, dan anak pun memperoleh rezeki yang memadai. Rumah dipugarnya dan ketika sampai di tumbuhan terlarang, ia berpikir, 'Apakah gerangan sebabnya ayah melarang menebangnya?' Pikirannya kemudian sampai kepada kesimpulan bahwa aroma pohon itu harum (makanya jangan ditebang, pen.). Dan di sisi lain, ia mengetahui bahwa telah ditemukan tumbuhan lain yang memiliki aroma lebih harum. Maka ia pun memutuskan menebang tumbuhan itu dan menggantikannya dengan tumbuhan yang lebih sedap. Tetapi apa yang terjadi? Tidak lama kemudian muncul seekor ular, yang hampir saja menerkamnya, dan ketika itu ia sadar bahwa rupanya aroma tumbuhan itu, merupakan penangkal kehadiran ular. Ia hanya mengetahui sebagian dari 'illat larangan ayahnya' bukan semuanya, bahkan bukan yang terpenting darinya." Demikian lebih kurang ilustrasi Imam Al-Ghazali."
Jadi segala hasil pemikiran manusia akan hal yang diharamkan ini, mungkin saja adalah kebenaran, namun tak lebih hanyalah sebagian dari keseluruhan kebenaran yang dimaksud.

Beberapa contoh aplikasinya

Ini sekedar percakapan imajiner, tapi mewakili pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di dunia nyata:
Q: "Jadi kenapa daging babi itu diharamkan?"
A: "Karena menurut Tuhan kami, daging babi itu kotor."
Q: "Kotor seperti apa yang dimaksud?
A: "Tidak dijelaskan secara terperinci, namun ada beberapa temuan dari ilmu kesehatan dan sains yang mungkin bisa membantu memberikan anda gambaran."
Atau kalau mau lebih personal dan belief-based, termasuk kalau pertanyaannya ditambah dengan:
Q: "Koq anda mau percaya walaupun alasannya tidak dijelaskan secara logis"
Maka jawabannya bisa jadi:
A: "Tidak dijelaskan secara terperinci dan mungkin akan selalu sulit untuk diterangkan secara
logis, namun karena datangnya dari Tuhan yang Maha Tahu, maka saya percaya"
Atau kalau mau dikaitkan dengan manfaat:
A: "Tidak dijelaskan lebih lanjut. Namun karena Tuhan itu Maha Tahu dan kita ini hanya sekedar belum mampu untuk mengerti, jadi walau sulit dicerna akal, saya percaya larangan-larangan itu semuanya tercipta untuk kebaikan kita, manusia."
Wassalam. (byms)

Catatan: Tulisan ini aslinya dimuat di laman Multiply ini: http://kangbayu.multiply.com/journal/item/222

Monday, October 1, 2012

Colombiana (2011)


Selain dari tokoh Cataleya (Zoe Saldana), daya tarik film Colombiana (2011) ini terletak pada plot cerita yang khas Luc Besson: kontras, presisi, dan penuh kejutan bombastis, misalnya bagaimana Cataleya kecil digambarkan terlihat sebagai anak kecil yang lemah, namun saat menghindari penangkapan kroni boss gangster Colombia, berubah menjadi sosok bocah lincah dengan kemampuan parkour tingkat tinggi. Atau saat salahsatu target Cataleya dihabisi dengan senjata yang tidak lazim: ikan hiu, semuanya adalah ciri khas Luc Besson yang berulang kali muncul di film-film garapannya.

Di film Leon (1994) misalnya, Leon seorang pembunuh bayaran dengan karakter sangat unik (Jean Reno), dipasangkan dengan seorang gadis kecil Mathilda (Natalie Portman) yang ingin menuntut balas kematian keluarganya oleh oknum korup kepolisian, sedangkan dalam film The Kiss of The Dragon (2001), Lu Jian (Jet Li) dihadapkan dengan musuh super dalam beragam pertarungan epic, termasuk satu ruangan penuh Karateka ban hitam. Film-film aksi Luc Besson terkini mungkin tidak akan masuk nominasi Oscar (Transporters, Taxi, Taken, dll.), tapi dari waktu ke waktu selalu ada kejutan menanti di film-film garapannya.

Termasuk dalam menampilkan quote seperti berikut ini:
You want me to teach you how to be a killer? No problem. I teach you. But you'll be dead in five years.If you want to be a killer and survive, you got to be a smart one. Have to know things besides how to pull a trigger. You have to know how people think. You got to learn how to be psychological. I cannot teach you that unless you learn the basics at a school. You got that? Hm? Come on, what's it going to be? Cataleya, you choose.
Begitu ujar karakter Emilio Restrepo (Cliff Curtis) di film ini. Agak terasa bombastis dan lebay saat tampil di layar film, apalagi konteksnya negatif yaitu bunuh membunuh, tapi movie quote ini ada benarnya juga: seringkali sebelum seseorang bisa dilatih keahlian tingkat tinggi, modal dasarnya harus ada dulu. Modal ini sendiri bisa berupa keahlian dasar, pengetahuan, atau bakat.

Satu hal yang mungkin agak berbeda, Luc sekarang lebih berani menampilkan adegan-adegan sadis dibanding di film-film sebelumnya. Mungkin terpengaruh oleh perkembangan zaman pula, saat makin banyak film gemar menunjukkan aksi-aksi brutal. 

Anyway, karena unsur-unsur ceritanya mirip sekali dengan film-film Luc Besson sebelumnya, walhasil di penghujung film sempat ketiduran... (byms)

Image dari: Impawards.com

Tuesday, February 28, 2012

He who knows and knows he knows...

Beberapa waktu lalu di facebook status saya nulis sesuatu yang sebenarnya sudah sering dikutip, tapi seringkali bikin pusing bacanya: 
He who knows and knows he knows, he is wise, follow him.
He who knows and knows not he knows, he is asleep, wake him.
He who knows not and knows he knows not, he is simple, teach him.
He who knows not and knows not he knows not, he is fool, shun him.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata ungkapan ini banyak mengacu pada Arabian proverbs (peribahasa Arab) yang dipopulerkan oleh Lady Burton pada 1890:
There are four sorts of men:
He who knows not and knows not he knows not : he is a fool - shun him;
He who knows not and knows he knows not : he is simple - teach him;
He who knows and knows not he knows : he is asleep - wake him;
He who knows and knows he knows : he is wise - follow him.

-- An Arabian Proverb (Lady Burton, 1890) [Lady Isabel Arundell Burton, The Life of Captain Sir Richard F. Burton]
Sedangkan secara nggak sengaja, pagi ini malah nemu referensi lain yang bersumber dari literatur Islami:
الرجال أربعة رجل يدري ولا يدري أنه يدري فذاك غافل فنبهوه ورجل لا يدري ويدري أنه لا يدري فذاك جاهل فعلموه ورجل يدري ويدري أنه يدري فذاك عاقل فاتبعوه ورجل لا يدري ولا يدري أنه لا يدري فذاك مائق فاحذروه

“Orang-orang itu ada empat macam:
(1) Seorang yang mengetahui dan tidak mengetahui bahwasanya ia mengetahui, itulah orang yang lalai maka ingatkalah ia.
(2) Dan seorang yang tidak tahu dan ia mengetahui bahwasanya ia tidak tahu, itulah orang yang jahil (bodoh) maka ajarilah ia. 
(3) Dan seorang yang mengetahui dan ia tahu bahwasanya ia mengetahui, itulah orang yang pandai maka ikutilah. 
(4) Dan seorang yang tidak tahu dan tidak tahu bahwsanya ia tidak tahu, itulah orang tolol maka jauhilah dia” 

Atsar riwayat Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ila As-Sunan Al-Kubro 1/441 no 828
Mengingat Imam Abu Bakar Al-Baihaqi yang dimaksud adalah seorang cendikia muslim yang hidup pada tahun 384 - 458 H (994 - 1068 M), maka kemungkinan besar memang dialah penggagas ungkapan yang kemudian berkembang menjadi peribahasa yang digunakan masyarakat Arab dalam keseharian tersebut, dan lantas berkembang menjadi peribahasa umum yang mendunia. 

Namun demikian terlepas dari asal-usul dan sanad nya, peribahasa ini memuat suatu kondisi "if-then" yang sederhana dan bermanfaat: ikuti orang yang pintar, ingatkan orang yang lalai, ajari orang yang bodoh, dan jauhi orang yang tolol. 

Perlu diperhatikan juga di sini bahwa dibedakan antara "bodoh" dan "tolol": "bodoh" adalah orang yang simple alias awam atau tidak berpengetahuan, sedangkan "tolol" adalah orang yang fool, sok tahu, atau merasa diri tahu padahal tidak.

Di sisi lain, peribahasa ini juga mengingatkan kita untuk menjadi seseorang yang tahu daripada sok tahu, agar bisa diikuti orang. Bukan maksudnya supaya dikuntit kemana-mana, atau menganjurkan narsisme dan megalomania, namun "diikuti" adalah indikasi yang baik bahwa kita telah bermanfaat bagi orang lain, dan ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW:
"Khairunnas anfa’uhum linnas" atau "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)
(byms)