Wednesday, January 5, 2005

Citi:cuts Jakarta

Rating:★★★★
Category:Other
Karena masih terbayang wajah gw di cermin tadi pagi, dan siang harinya di cermin lift, gw bertekad bulat untuk nyempetin diri cukur rambut hari ini.

Soalnya rambutku tersayang nan lebat ini kalau dikasi usia panjang cenderung ngembang ala sikat temennya karbol... which is really not a sight of beauty.

Berbekal pengalaman jalan-jalan diseputar Sarinah dan gedung AsiaWorks yang misterius itu, gw tau kalau di deket parkiran motor ada sebuah bangunan baru yang nyediain jasa potong rambut, and so I went there during the lunch hour.

(Setelah ngisi perut pake Nasi Padang tentunya...)

Nah, waktu mendekat ke bangunan yang dimaksud, barulah sekarang gw merhatiin dengan detail segala sesuatunya... "Rp. 20.000", itu yang pertama keliatan, setelah itu baru tulisan "Cukur Dewasa" diatasnya... Sipp, on the budget... tadinya kalau kemahalan mau nekad aja ke salon deket liftnya Sarinah (salon konvensional yang hair dressernya rada gender-ambique dengan rambut warna crong).

Begitu menarik pintu kaca yang ada tulisannya "pull", gw perhatiin suasana didalem keliatan cukup nyaman, rapi dan minimalis. Dua orang barber yang lagi duduk baca koran lalu merhatiin, dan mbak yang jaga di kasir menyambut dengan ramah.

Terdapat sekitar lima kursi cukur disisi kiri bangunan, dengan beberapa bangku tunggu dari plastik di sisi kanan. Ruangannya kecil, tapi apik, bersih, dan cukup sejuk. Kursinya bagus, nyaman, dan full-featured (swing, swivel, up/down). Interior ruangan terang karena sebagian besar dindingnya adalah kaca buram yang tentunya tembus cahaya. Hal ini membuat ruangan terasa hangat dan bersahabat.

Barbernya memakai seragam kemeja putih dan apron hitam. Di hadapan kursi pelanggan ada cermin besar dan rak kaca untuk menyimpan barang bawaan pelanggan. Peralatan cukur semuanya ditempatkan dalam satu boks aluminium yang terletak disisi kanan rak, dilabeli dengan nama dari Barber yang bertugas, cool! Perlu diakui faktor suasana dan passive experience nya aja udah memberikan nilai plus...

Barbernya nggak banyak cakap, dia cuma nanya waktu pertama kali, gw mau dicukur seperti apa, setelah itu sunyi sepanjang acara cukur... Ini cukup melegakan buat gw karena kalau di salon konvensional atau barbershop standar, suka ada perasaan rada bego atau kurang ramah kalo gak ngobrol ama hair dressernya. Thanks God for the silence.

Pertama-tama mbak yang jaga ngeluarin pakaian cukur (jubah?) dari dalem plastik, didepan pelanggan. Warnanya item silky dan looks neat... semua detail pelayanannya sampe saat itu dah ngedukung tagline Citicuts: "barbershop, barbershow". Enak gitu lho ngeliat penampilan gw sendiri di cermin.

Lalu barbernya mulai beraksi dengan cukup terampil. Well potongan yang gw minta sih cuma "pendek", shouldn't possess too much challenge. Kejadian selanjutnya, karena pengaruh suasana tenang diseling suara halus dari clipper elektrik plus background lagu-lagu ambient yang menenangkan bikin gw terkantuk-kantuk dan beberapa kali hilang kesadaran...

Mbak yang tadi lalu membawakan segelas aqua cup untuk diminum (iya lah, masa nyuci mobil?). Setelah sesi gunting rambut selesai, tibalah sesi cukur cambang dan rambut-rambut pendek. Pisau yang dipakai adalah jenis yang mata pisonya bisa diganti-ganti. Dan tadi pake mata piso baru, gak tau karena emang satu pelanggan satu piso, atau sekedar karena dah tumpul. Beda dari pengalaman gw ditempat lain, disini untuk melicinkan kulitnya dipakai gel bening warna biru yang kerasa smooth, dan refreshing. So selain kulit kerasa seger, hasil cukurannya pun gak bikin iritasi parah.

Setelah cukur selesai, eh ternyata masih dilanjutkan ama sesi pijet... great! Kirain kl modern barber macem gini dah ninggalin servis plus ini. Untuk bantu melancarkan pijatan, barbernya ngulasin minyak yang nyaris tak berbau, dan gak lengket. Walau mijetnya gak se-enak barber langganan gw di pasar Jembatan Merah, tapi it's oke lah, kepala, leher, ubun-ubun, pundak, dan sampe ke tulang belikat di rambah semua. Plus abis pijet badan jadinya gak bau minyak sinyongnyong.

Mbak tadi lalu balik lagi membawa segulung handuk panas yang baru disterilisasi. Barber yang bertugas lalu menyiapkan handuknya, diperes untuk ngeluarin air berlebih, lalu diangin-anginkan sejenak untuk mengurangi panasnya. Setelah itu, dia ngelap muka (muka gw, bukan muka die), pundak, leher, kuping, dan bagian yang dikutak katik selama gunting-cukur-pijet tadi. Lalu terakhir, barbernya bersihin sisa rambut yang masih nempel di rambut dan baju, lalu bawa cermin buat nunjukin dan konfirmasi apa hasil karyanya di bagian belakang kepala gw dah cukup memuaskan.

Setelah itu, barulah jubah item gw dilepas, dan sesi gunting rambut selesai!

Interesting, rasanya 20 rebu yang gw bayarin bener-bener worthed.

Trus mereka punya juga kartu member yang berfungsi ala gerai makanan; kl dah cukur 20X dapet free souvenir.

Definitely worth a regular visit.

citi:cuts
barbershop, barbershow
- Gedung Sarinah Thamrin, AsiaWorks Parking Lot
Jl. MH Thamrin kav.11, Jakarta. Phone: 021 7074 0390
- Cinere Mall Lt.3
Jl. Cinere Raya No.1, Jakarta Selatan. Phone: 021 7090 7251 / 0811 148041

6 comments:

  1. satu lagi Bay, point of servicenya mereka yang penting banget: koleksi majalah yang tersedia di sana meliputi majalah2 seru seperti FHM dan cinemags...!

    ReplyDelete
  2. Iya Gung, lupa soal yang satu ini. Penting banget =D

    ReplyDelete
  3. Gwa sering nya ke cinere, mata pisau yang buat nyukur setiap kali diganti soalnya emang pake silet yang dipatahin, seep ga takut sama hepatitis apalagi AIDS hhehehhe....

    ReplyDelete
  4. padahal harusnya little things kayak gini kan dibuat standar aja... cuma modal nambah duit berapa coba? murah banget

    ReplyDelete