Monday, August 4, 2008

Merancang sendiri masa depan anda

Masih senada dengan perkataan Dilenschneider di postingan sebelumnya, adalah dari Mario Teguh:

"Sulit bagi anda untuk menemukan orang yang dalam rencana keberhasilannya ada rencana keberhasilan Anda. Maka anda harus merencanakan keberhasilan anda sendiri*"


Klop kan? Kalau mau masa depan sesuai harapan ya harus dirancang sendiri, nggak bisa bergantung pada orang lain! (bay)

*dikopi dari sini: http://businessart.multiply.com/journal/item/23

Tentang membuat sejarah hidup...

Salahsatu quote paling berkesan dari Robert Dilenschneider dalam bukunya "Power & Influence" adalah ini:
"Realize that you are making history, not just following it"
Seringkali kita merasa kalau hidup kita ini sudah ada yang mengatur... baik itu ayah, ibu, lingkungan, pendidikan, atau bahkan Tuhan sekalipun. Nggak, nggak salah koq, cuma, dikala kita dihadapkan pada pilihan untuk membuat gebrakan yang beresiko, atau go with the flow untuk main aman, sadarlah bahwa masa depan kita ini, kita yang menentukan! Bukan orangtua, keluarga, perusahaan, apalagi tetangga.

Kisah hidup kita bisa jadi mirip sekali dengan kisah hidup orang tua kita. Atau tokoh idola kita. Tapi ini tidak berarti bahwa suatu kisah hidup harus selalu berjalan sesuai dengan kisah hidup yang sudah pernah ada. Mencari panutan dan model boleh, tapi jangan dijadikan batasan. Saat pilihan untuk 'keluar jalur' itu ada, dan dirasa akan membawa manfaat yang baik bagi kehidupan kita, jalankan! Buatlah jejak kisahmu sendiri nak, jangan sekedar ngekor. Jangan mentakdirkan diri dengan suatu nasib, sebelum Tuhan sendiri menakdirkannya (dan menyegelnya).

Akankah Sushi tercipta kalau di masa silam tidak ada chef yang berani 'keluar jalur' dan menyajikan Sashimi dengan nasinya dalam satu tangkap supaya mudah dicomot? (Sandwichpun konon muncul karena alasan yang sama). Tukang baso tahu (JKT: siomay) di Kopo yang iseng menggoreng dagangannya, bukan sekedar dikukus, sehingga tercipta hidangan "Batagor" yang jadi salahsatu hidangan khas Bandung? Dunia penuh dengan contoh dari mereka yang "melawan nasib" dan berhasil... Mereka yang berani membentuk "sejarah" hidup mereka sendiri, alih-alih menyerahkan kisah hidupnya untuk dituliskan oleh orang lain. (bay)

The Golden Ways with Mario Teguh di Metro TV (Review)


Rating:★★★★
Category:TV Show
Akhirnya "The Golden Ways" tayang juga di Metro-TV. Dengan acara ini, maka wisdom pak Mario Teguh bisa dibagi-bagikan kepada pemirsa dengan cakupan lebih luas lagi; skala nasional.

Dari segi content sih nggak banyak beda dengan "Business Art" di O'Channel, hanya saja dalam visualisasinya GW lebih unggul karena dilengkapi dengan layar super lebar yang menampilkan coret-coretan ilustrasi yang sesekali dibuat oleh MT di komputernya. Penontonnya juga lebih banyak.

Kelemahannya, host GW - Charles Bonar Sirait - keliatannya masih belum nemu gaya yang pas buat ngimbangin materi dan style nya MT, sehingga masih banyak terkesan nggak nyambung atau malah tabrak lari. Kelemahan lainnya, gaya pembawaannya bukan lagi business talk, tapi lebih mirip "success seminar" yang dulu sering gw hadiri saat masih ikutan Amway; lengkap dengan standing ovation, penyanyi, praising, dll. Buat gw ini bukannya membuat bergairah, malah absurd. But that's just me being personal, karena as always, content lebih penting daripada kemasan.

Jadi kesimpulannya, selain dari content yang tetep brilliant, masalah utama adalah pada masih di belum bagusnya sinergi antara CBS dan MT, sehingga diskusi dan pembahasan masih seringkali terasa bercabang atau abruptly turned. Contohnya ketika MT membahas mengenai "pria paling beruntung di dunia" adalah pria yang bisa menghasilkan lebih banyak daripada yang isterinya bisa belanjakan, dan "wanita paling beruntung di dunia" adalah wanita yang bisa menemukan pria seperti itu, CBT menutup pembahasan tersebut dengan berkata pada MT kalau sebenarnya ada juga wanita yang sangat beruntung di dunia, yaitu "wanita yang bisa mendapatkan dan menjaga cinta pria tersebut seumur hidupnya" -- yang mana adalah perulangan dari definisi MT sebelumnya.

Banyak lagi contoh lainnya yang sering membuat kening berkerut, even MT pun sekilas terlihat seperti dalam diamnya seakan berujar "ni anak mau ngapain...?" -- just my interpretation though --. Silakan tonton re-run acaranya (kalau ada), tapi intinya disini adalah masih perlu diperkuatnya sinergi antara CBS dan MT. Masih jauh lebih nyambung dan hidup chemistrynya antara MT dan Hilbram Dunar di BA.

Selebihnya, gw sih optimis acara ini bakalan se-asyik BA di O'Channel nantinya. Atau bahkan mungkin lebih sukses lagi, karena GW sudah punya waktu cukup banyak untuk belajar dari kelebihan dan kekurangan BA (selama tayang setahun lebih), dan membuat perubahan yang diperlukan.

Salam super! (bay)

Saturday, July 12, 2008

Business Art With Mario Teguh di O'Channel


Rating:★★★★★
Category:TV Show
Salahsatu acara paling "super" di TV Jakarta, karena memberikan apa yang jarang sekali didapatkan dari acara-acara lainnya di TV: motivasi.

Saksikan setiap Kamis malam di:
TV O'Channel (33 UHF)
Jabodetabek
Pukul 21.00 - 22.00

Re-run:
Sabtu pukul 20.00 - 21.00
Minggu pukul 13.00 - 14.00

Website: http://www.mtsuperclub.com/

Friday, June 13, 2008

Ngumpulin kata mutiara, kadang terasa cheesy tapi perlu

Dulu jaman masih sekolah dan dunia lebih mellow dari sekarang, gw punya kebiasaan ngoleksi kalimat penyemangat, atau istilah jadoelnya "kata mutiara". Kata mutiara ini kemudian gw kumpulin di halaman-halaman loose leaf berdasarkan kategori yang sesuai; misalnya untuk membangkitkan semangat berjuang, untuk menghadapi persaingan tidak sehat, sampe ke untuk mengobati masalah kasmaran. Hehe

Kata mutiara yang paling sering gw kumpulin adalah dari para tokoh-tokoh oriental tempo doeloe, termasuk para guru Zen. Selebihnya, ya dari buku-buku yang gw baca sambil lalu, mulai dari topik Agama, Bela Diri, sampe ke Public Relations. Nyokap dulu praktisi sekaligus pengajar materi PR di aneka kursus dan pelatihan, dan gw sering minjem buku-buku referensinya buat dibaca sendiri. Salahsatu yang paling gw suka adalah bukunya R. Dilenschneider yang ngebahas prinsip-prinsip PR dari pengalamannya belasan tahun berkutat di dunia PR, termasuk ketika harus menangani krisis-krisis skala internasional. Sangat membuka wawasan.

Anyway, aneka rupa kata mutiara yang gw kumpulin tersebut akhirnya ngedon di lemari entah yang mana, gw merasa sudah terlalu cheesy buat ngoleksi hal-hal sedemikian di usia gw yang udah kepala tiga. Tapi gara-gara baca bukunya "The Secret" versi Donald Trump*, mau nggak mau gw dihadapkan kembali kepada kata-kata mutiara ini karena ternyata Donald gemar mengkristalkan pengajaran-pengajarannya dalam format seperti ini.

[* Isi materi bukunya maupun pengajarannya sendiri sebenernya nggak out of the world atau top secret, atau berisi rahasia-rahasia heboh! Karena rata-rata mereka yang berhasil di dunia bisnis bisa mencapai prestasinya tersebut karena prinsip-prinsip yang sederhana dalam level yang terkadang "itu sih anak SD aja tau". Cuma bedanya, kebanyakan dari kita gagal menerapkannya dengan benar].

Kata mutiara memiliki keunggulan dalam hal format. Karena bentuknya yang sangat ringkas, maka pesan yang terkandung pun bisa tersampaikan dengan jelas dan benar, sehingga mudah untuk diingat. Dan jadilah gw kembali mencatat kata-kata mutiara yang gw anggap perlu, sambil sekalian aja gw buat jadi wallpaper di desktop PC gw!

Jadi penasaran... ada dimana yah koleksi kata-kata mutiara yang dulu gw kumpulin? (bay)

Sunday, March 2, 2008

Tradisi Sains dan Teknologi Dalam Islam

Nemu tulisan terkait sains dan teknologi dalam perspektif Islami, menarik untuk dikaji. Terlebih ada beberapa pointers di bagian akhir yang berguna buat dijadikan titik awal penelitian.

Sains dan Kemandirian Muslim

Agus Purwanto, DSc.*)

Pendahuluan
        Sejarah ilmu pengetahuan mencatat bahwa dunia Islam pernah mencapai penguasaan yang gemilang di bidang sains, teknologi, dan filsafat di masa Dinasti Abbasiyah. Pada masa itu tradisi intelektual dan spirit pencarian serta pengembangan ilmu pengetahuan, yang diawali dengan translasi massif atas karya-karya ilmiah para filsuf Yunani kuno tertancap kuat, tumbuh dan berkembang pesat.

        Dunia Islam melahirkan sederet nama ilmuwan masyhur. Mereka itu seperti Al Biruni (fisika, kedokteran), Jabir Haiyan (kimia), Al Khawarizmi (matematika), Al Kindi (filsafat), Al Razi (kimia, kedokteran), Al Bitruji (astronomi), ibnu Haitsam (teknik, optik), ibnu Sina (kedokteran), ibnu Rusyd (filsafat), ibnu Khaldun (sejarah, sosiologi), dan banyak lagi yang lain.
        Sumbangan dunia Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta sejarah yang tak terbantah. Bermula dari dunia Islamlah, ilmu pengetahuan mengalami transmisi, diseminasi, dan proliferasi ke dunia Barat, yang mendorong munculnya zaman pencerahan (renaissance) di Eropa. Melalui dunia Islam, Barat mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Spirit al-Qur’an
        Ketika masa keemasan Islam berakhir bersamaan dengan runtuhnya kekuasaan Islam di Andalusia pada 1491, masyarakat Barat kemudian mengambil alih. Barat dengan sains dan teknologinya terus memimpin peradaban sampai saat ini sementara Islam terus dalam kegelapan dan ketakberdayaan. Bahkan selama kurang lebih tiga abad negara-negara muslim dijajah oleh kolonialisme Barat yang diperankan oleh Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, Perancis, Jerman dan Amerika Serikat. Lebih memilukan lagi, sesama negeri muslim sulit bersatu dan mudah diadu seperti kasus paling aktual resolusi PBB nomor 1747 tentang nuklir Iran yang juga disetujui negeri muslim Indonesia dan Qatar.
        Kini umat Islam mencoba bangkit dari keterpurukan dalam sains dan teknologi. Umat Islam, untuk saat ini harus mengkaji kembali kekuatan mereka berupa sains dan kemudian melahirkan teknologi, yang mereka genggam erat selama abad 8-15 M.

        Umat Islam di masa lampau telah meletakkan ilmu pengetahuan pada posisi yang benar dan memandang sebagai pemilik yang sah. Pandangan ini mempunyai landasan yang kokoh yakni hadis nabi Muhammad saw, "Ilmu itu adalah harta (kearifan) yang hilang dari orang beriman, di mana pun dan kapan pun mereka menemukannya, mereka harus memungutnya kembali". Di dalam riwayat lain disebutkan: "Jika engkau menginginkan kebahagiaan dunia, maka carilah dengan ilmu. Jika kau mencari kebahagiaan akhirat, maka cari juga dengan ilmu."
        Sedangkan landasan dari kitab suci juga tidak kurang banyaknya. Spirit umat Islam awal adalah wahyu pertama yang memerintahkan umat Islam agar membaca, membaca, dan membaca (QS 96: 1-3). Ayat tersebut dan hadis-hadis terdahulu yang memerintahkan pentingnya menuntut ilmu dan hendaknya jadi pelecut umat Islam agar kembali mencintai ilmu pengetahuan, sains dan teknologi. Dorongan seperti ini tidak dimiliki oleh umat beragama apapun di dunia ini.
Problem Aktual
        Fakta-fakta kegemilangan sains masa lampau dan landasan-landasan normatif bagi umat Islam untuk menguasai sains cukup banyak dan jelas tetapi realitas lapangan memperlihatkan hal sebaliknya. Umat Islam tidak mempunyai kepedulian yang memadai terhadap sains, bahkan lebih ekstrim umat Islam memperlihatkan kecenderungan sikap antisains. Sains seolah tidak terkait dan tidak mengantar umat Islam ke surga sebagaimana zakat, anak yatim, kaum duafa dan pendirian masjid. Banyak umat Islam mempunyai pemahaman dan persepsi bahwa sains adalah kafir dan membawa pada kekafiran karena merupakan produk orang kafir (baca Eropa dan Amerika).
        Pandangan salah tersebut tidak hanya terjadi di kalangan awam berpendidikan rendah melainkan juga sebagian elit umat. Akibatnya tidak ada dukungan yang memadai untuk pengembangan sains. Jurusan-jurusan sains dan teknologi di perguruan tinggi islam didirikan seolah hanya untuk menampung mahasiswa baru dan strategi bisnis jangka pendek. Di kalangan mahasiswa, masuk jurusan eksakta (sains dan teknologi) hanya faktor latah dan gengsi sesaat karena setelah itu mereka kembali pada kecenderungan umum umat Islam yakni meninggalkan dan anti sains.

        Pada tahun 1930-an Syeh Jauhari Thonthowi di dalam tafsirnya al-Jawahir menggugat dengan menyebutkan bahwa ulama menghabiskan waktu, tenaga dan materi hanya untuk urusan fikih dan mengabaikan ayat-ayat kauniyah. Padahal ayat-ayat hokum di dalam al-Quran hanya sekitar 150 ayat sementara ayat kauniah sekitar 750 ayat. Dus, ayat kauniyah lima kali lebih banyak dari ayat hokum. Keadaan ini sampai sekarang belum banyak berubah.
        Ada sebagian orang dengan serampangan berargumen bahwa tidak tumbuh dan berkembangannya sains di dunia islam disebabkan kemiskinan dunia Islam. Alasan ini jelas sangat lemah. Tidak sedikit di antara negara-negara Islam memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, sehingga sulit dikatakan negeri muslim sebagai negeri miskin. Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO) pada tahun 2000 melaporkan, sebanyak 57 negara Islam yang tergabung dalam OKI memiliki sekitar 1,1 miliar penduduk atau 20 persen penduduk dunia mendiami wilayah seluas 26,6 juta kilometer persegi, dan menyimpan sebanyak 73 persen cadangan minyak dunia.

        Knowledge is power demikian pernyataan tokoh modernisme Francis Bacon. Amerika, Eropa dan Jepang sampai saat ini menjadi kiblat kemajuan dunia karena sains dan teknologinya. Taiwan dan Korea merupakan dua negeri industri baru sedangkan Cina dan India dikenal luas sebagai kandidat kekuatan pemimpin baru ekonomi dunia dua dasawarsa mendatang. Negara-negara tersebut adalah negara yang mengembangkan sains fundamental dan kemudian terapannya secara konsisten.

        Israel negeri yang sangat kecil menjadi sangat digdaya karena kemampuannya dalam sains dan teknologi. 16% pemenang nobel fisika dan kedokteran adalah ilmuwan berdarah Yahudi. Sekitar 200 peluru berhulu ledak nuklir dimiliki oleh negeri ini. Sementara Iran yang baru dikucilkan oleh PBB dengan resolusi 1747 baru bisa membuat satu senjata nuklir sepuluh tahun lagi.

Jalan Sains: Terjal dan Sunyi
        Untuk menguasai sains ada dua langkah utama yang harus dilakukan. Pertama sosialisasi bahwa sains adalah bagian dari islam dan diisaratkan berulang-ulang di dalam al-Qur’an serta telah dipraktekkan oleh generasi muslim awal.  Kedua sosialisasi bahwa tidak ada jalan pintas bagi sains. Jalan sains adalah jalan panjang, terjal dan sunyi yang jauh dari hiruk-pikuk serta pola hidup glamour.

        Dakwah dengan berceramah telah menjadi aktivitas harian di masyarakat kita. Sosialisasi sains bagian dari islam bisa disampaikan melalui ceramah-ceramah agama ini. Sekedar contoh ayat-ayat terkait dengan alam

Alam diciptakan dalam enam masa (QS 32:4)
Bumi diciptakan dalam dua masa (QS 41:9)
Penciptaan tujuh langit dalam dua masa (QS 41:12)
Awan dikirim ke bumi yang tandus (QS 32: 27)
Teknologi pembuatan baju besi dikuasi nabi Daud as (QS 34:10-11)
Rekayasa angin dan tembaga cair dikuasai nabi Sulaiman as (QS 34:12)
Sains dan rekayasa angin (QS 38:36; 41:16)
Dinamika udara dan awan (QS 35:9)
Pola air laut (QS 35:12)
Kesetimbangan langit dan bumi (QS 35:41)
Penciptaan pasangan materi-antimateri (QS 36:36, 42:11)
Dinamika benda langit (QS 36:38-40)
Perkapalan (QS 36:41-43; 42:33-34)
Relasi kapal laut dan gunung (QS 42:32)
Pola garis putih, merah dan hitam pekat di antara gunung (QS 35:27)
Materi-materi di langit, bumi dan antaranya (QS 42:12).
Api dari kayu hijau (QS 36:80)
Suluh api (QS 37:10)
Rahasia dan kekuatan petir (QS 41:13)
Fertilasi tanaman dan manusia (QS 41:47)
        Sosialiasi menjadi lebih konkrit bila kita dapat memperlihatkan naskah-naskah dari para sarjana muslim awal yang disebut di depan. Misalnya saja, bagaimana sebenarnya matematika yang dirumuskan al-Khawarizmi, astronominya al-Bitruji dan optic dari ibnu Haitsam. Tanpa contoh ini, sulit mengubah persepsi bahwa sains tidak ada kaitan dengan surga karena di saat awal Islam Rasulullah saw dan para sahabat tidak ada yang mengembangkan sains.
        Dengan tersosialisasinya pesan bahwa sains merupakan kesatuan dari islam maka diharapkan lebih banyak lagi mahasiswa yang mau menekuni dan memilih jalur sains dan teknologi sebagai profesinya. Selain itu diharapkan pengusaha muslim juga sadar untuk mengalokasikan dana bagi upaya pengembangan sains dan teknologi misalnya dengan memberi beasiswa mahasiswa potensial atau membuat funding bagi riset fundamental.

        Tanpa keterlibatan para pengusaha dan negara pengembangan sains tidak mungkin dilakukan. Akibatnya, terjadi braindrain ilmuwan cemerlang negara dunia ketiga termasuk negara muslim ke negara maju. Realitas ini makin membuat negara ketiga makin tertinggal dari negara maju  

        Selanjutnya perlu dikenali bahwa jalan sains adalah jalan panjang, terjal dan sunyi. Idealnya seorang ilmuwan telah melampaui pendidikan strata-3 lalu postdoctoral 2-3 tahun. Artinya, ilmuwan akan relatif matang setelah melalui fasa tersebut. Masa dan fasa tersebut harus dilalui di laboratorium dan perpustakaan yang jauh dari riuh-rendah publisitas.
Sebagai gambaran, universitas-universitas di Jepang buka selama 24 jam perhari. Laboratorium menjadi rumah kedua bagi mahasiswa S1 tingkat akhir ke atas. Diskusi antara mahasiswa dan profesornya seringkali berlangsung sampai larut malam dan profesor kadang juga bermalam dan tidur di laboratorium. Perpustakaan universitas kadang buka di hari Minggu. Jelas, di sinilah beratnya dunia ilmu bagi para mahasiswa yang cenderung ingin tampil cepat dan gegap gempita sebagaimana umumnya dunia politik dan selebriti.

        Tradisi sains adalah tradisi riset. Sedangkan tradisi riset akan melahirkan budaya mencipta dan memproduksi. Artinya, kemandirian material hanya bisa lahir dari budaya produksi dan menuntut penguasaan sains terlebih dulu. Tanpa tradisi riset dan produksi maka kita hanya akan mampu menjadi bangsa makelar yang bergantung kepada para bangsa produsen.

Penutup
        Penguasaan sains merupakan hal yang mendesak bahkan keniscayaan bagi negeri khususnya negeri muslim yang ingin eksis di percaturan global. Tanpa sains suatu negeri akan lemah dan menjadi negeri yang bergantung pada bangsa-bangsa maju. Indonesia yang luas dan kaya dengan sumber daya alam tetapi tidak menguasai sains dan teknologi akhirnya menjadi sangat bergantung pada Amerika dan Jepang.

        Jembatan Suramadu dan lumpur Porong yang terkatung-katung juga merupakan akibat lemahnya penguasaan bangsa kita terhadap sains dan teknologi. Lumpur Porong yang berlarut-larut sesungguhnya mencerminkan aneka klaim hebat yang semu bangsa kita. Lumpur Porong menyodorkan realitas pseudoilmiah, pseudoilmuwan, pseudoinsinyur, pseudopakar, pesudoanalisa, pseudosolusi, pseudoserius serta pseudopolicy di depan kita.
Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim dan menempati area seluas 8 juta kilometer persegi tidak bisa terus-menerus menyerahkan pengelelolaan aneka kekayaan alam yang melimpah kepada orang asing. Indonesia harus mandiri karenanya harus cerdas dan terampil khususnya dalam sains dan teknologi. Indonesia tidak boleh selamanya menjadi bangsa makelar dan kuli baik kuli di negeri orang apalagi kuli di negeri sendiri.

        Kita harus bangkit, mandiri, berdaulat dan berdiri sejajar dengan negara-negara lain. Syarat untuk itu tidak lain adalah iman dan ilmu (QS 58:11). Kedaulatan dan harga diri harus ditopang dengan kekuatan baik spiritual maupun material. Iman yang benar akan mendorong pada penguasaan sains. Sebaliknya pengabaian sains sebenarnya refleksi iman yang salah dan kebahlulan modern.

        Terakhir, meski tidak dianjurkan berperang tetapi kita harus kuat dan mampu mempertahankan diri dari serangan pihak lain termasuk dari kemungkinan serangan menggunakan peluru berhulu ledak nuklir. Aneka upaya diplomasi tetap akan tidak efektif bila kita lemah. Al-Qur’an surat al-Anfal ayat 60 menegaskan agar umat Islam mempersiapkan seluruh potensi dan kekuatan yang ada.

*) NBM: 547243, mantan ketua IMM-ITB, Doctor of Science, pekerja Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam (LaFTiFA) ITS.
Diunduh dari situs: http://jatim.imm.or.id/Wacana/Artikel/Sains-dan-Kemandirian-Muslim.htm

Monday, October 22, 2007

Jenis kepemimpinan dan cara memotivasi orang lain

Menurut sahibul hikayat, pada jaman Jepang sebelum kekaisaran Edo, berkumpullah para pemimpin legendaris Jepang di suatu taman. Ketika kemudian seekor burung hinggap di dahan dekat mereka berkumpul, bertanyalah seorang guru Zen pada mereka;

"Apa yang akan anda lakukan kalau burung itu tidak mau bernyanyi?".

Jawaban yang kemudian dilontarkan masing-masing pribadi, dianggap menggambarkan dengan baik karakter dari para pemimpin tersebut:

Oda Nobunaga menjawab "Bunuh kalau tidak mau bernyanyi!". Toyotomi Hideyoshi menjawab "Buat ia ingin bernyanyi". Tokugawa Ieyasu menjawab "Tunggu, sampai ia bernyanyi".

Oda Nobunaga memiliki latar-belakang sebagai turunan bangsawan, dan dibesarkan sebagai bangsawan. Dalam usahanya menyatukan Jepang, Nobunaga dianggap memakai cara yang paling keras dan kejam. Toyotomi Hideyoshi, sebagai anak petani yang miskin namun kemudian memiliki kedudukan penting dibawah kepemimpinan Nobunaga, dianggap memiliki karakter yang impulsif dan pandai memanfaatkan situasi. Sedangkan Tokugawa Ieyasu, keturunan ningrat yang memilih untuk tunduk pada Nobunaga dan Hideyoshi di masa mereka berkuasa, baru menunjukkan taring nya pada saat kedua pemimpin tersebut telah meninggal, sehingga dianggap memiliki kesabaran yang sangat tinggi1.

Dalam aplikasi keseharian pun, kita bisa banyak bercermin dari kisah ini dalam hal gaya kepemimpinan.

"Uh, karena gw bukan pemimpin jadi pepatah ini nggak berlaku dong?"

Radang Usus Buntu!2. Sebenarnya setiap individu adalah pemimpin, baik itu pemimpin keluarga, pemimpin perusahaan, pemimpin komunitas, atau minimal pemimpin untuk dirinya sendiri! Jadi jangan banyak ngeyel dan dengerin aja! Awas lo kalo berisik!

Jenis-jenis Kepemimpinan



Seperti kalimat terakhir pada alinea sebelumnya, untuk bercermin pada Nobunaga yang keras dan kejam, mungkin setiap orang bisa melakukannya asalkan memiliki kekuatan yang relatif superior dibandingkan lainnya.

"Hanya duit seribu atau dua ribu rupiah pasti kecil artinya bagi anda, tapi bermanfaat besar bagi kami, yang memilih untuk meminta belas kasihan anda daripada harus mencopet, menjambret atau merampok!" kata sekelompok pengemis hard-core pada para penumpang metromini.
"Bagi duit buat anak-anak beli minum euy, mun henteu, digaradah siah!" kata okem sekolah pada juniornya.
Dan lain-lain contoh... Pada dasarnya, ancaman kekerasan adalah termasuk cara paling primitif dalam "memotivasi" orang lain/kelompok.

Sedangkan untuk bercermin pada Tokugawa soal kesabaran, maka caranya lebih sulit karena terkait kepada kontrol diri yang kuat untuk menahan diri. Bagi mereka yang introvert, atau phlegmatis, mungkin gaya kepemimpinan penyabar seperti ini bukanlah pilihan tapi keterpaksaan. Keterpaksaan karena ketidakmampuan untuk bersikap keras dan tegas. Padahal dalam aplikasi praktisnya, kesabaran, apalagi menunggu, seringkali berbuah buruk kalau diterapkan dalam situasi-situasi yang umum...

Staff: "Pak, laporan belum selesai karena anu anu dan anu"

Boss: "Waduh, kapan dong bisa beres?"

Staff: "Ya nggak tau pak, soalnya masih harus nunggu anu anu dan anu"

Boss: "Oh ya sudah, saya tunggu deh"


Staff: "Pak, hari ini saya tidak masuk karena paman sakit keras"

Boss: "Lho, bukannya kata kamu sudah sembuh? Trus buat materi presentasi gimana?"

Staff: "Oh... eh... ini paman yang lain pak... terus soal presentasi... menyusul ya pak?"

Boss: "Oh ya sudah, saya tunggu kamu besok ya"

Staff: "Wah, pamannya di luar kota pak, paling minggu depan saya baru masuk"

Boss: "Oh... ya sudah, saya tunggu deh"


Toko: "Pak, barang yang diserpis butuh komponen ini itu dan kita lagi ngga ada stok"

Anda: "Yah... kira-kira kapan ada stok lagi pak?"

Toko: "Euh... belum tau pak, mungkin satu bulan lagi..."

Anda: "Oh... ya sudah saya tunggu deh"


Dan lain-lain... Kesabaran, sayangnya seringkali terlalu erat asosiasinya dengan inaktivitas, pasifisme, atau malah ketidak mampuan untuk tegas.

Sedangkan untuk bercermin pada Hideyoshi yang memilih untuk mempengaruhi orang lain, mungkin merupakan pilihan yang paling baik, namun sekaligus yang paling sulit.

Jika cara kekerasan sekedar membutuhkan kekuatan yang relatif superior, dan kesabaran membutuhkan kontrol diri yang kuat untuk menahan diri, maka mempengaruhi orang lain membutuhkan kemampuan si individu untuk memotivasi individu lainnya, alias menanamkan motivasi. Dalam hal ini, si individu harus mampu membuat orang lain memiliki dorongan yang besar untuk mencapai hasil yang telah ia ditetapkan.

Pemotivasian dan Masalahnya

Dalam sistem manajemen, cara paling mudah untuk memimpin orang lain adalah dengan menerapkan sistem reward & punishment yang tepat. Pada banyak kasus, bahkan punishment saja sudah cukup. Namun jangan harap dengan cara ini anda bisa menjadi pemimpin yang disayangi atau dihormati oleh bawahan. Begitu struktur komando runtuh atau berubah, bisa-bisa andalah yang akan balik ditekan dengan cara yang sama.

Sistem manajemen yang baik, adalah sistem yang mampu membangkitkan motivasi pada para anggota manajemen untuk bersungguh-sungguh dan dengan maksimal mencapai tujuan yang telah digariskan oleh manajemen. Jadi ketika tujuan akhir tercapai, maka masing-masing pelaku turut merasa puas karena merasa telah memenuhi tujuan pribadi mereka juga.
"People are motivated to do things because they want to, not because someone else thinks it is a good thing to do. Motivation results from actions that satisfy inner needs. Being forced to do something and doing it, is not indicative of being motivated".(3)
Motivated employees, atau pekerja yang termotivasi, cenderung menunjukkan kinerja kerja yang tinggi. Karena itulah motivated employees di masa modern ini tak jarang dianggap sebagai tulang punggung dari suatu perusahaan. Masalahnya, menanamkan motivasi pada orang lain merupakan suatu skill yang penuh tantangan...
"Of all the functions a manager performs, motivating employees is arguably the most complex. This is due, in part, to the fact that what motivates employees changes constantly (Bowen & Radhakrishna, 1991)".(4)
Jadi karena motivasi bagi tiap orang bisa berbeda-beda, maka seorang pemimpin harus memiliki skill dan kepekaan untuk bisa melihat apa sajakah faktor-faktor yang menjadi motivasi utama dari para bawahannya. Dan para pemimpin lainnya yang setara, atau malah atasannya.

Jenis Dorongan Motivasi

 Dalam ilmu psikologi, ada serangkaian test yang bisa dilakukan untuk mencari tahu dorongan utama dari seseorang dalam ber-karir. Dalam hasilnya, biasanya akan diketahui beberapa faktor dorongan yang dominan bagi individu terkait. Termasuk dalam jenis dorongan yang diujikan, antara lain:
  1. Jaminan keamanan kerja (job security, bukan work safety)
  2. Atensi simpatik terhadap masalah pribadi
  3. Kesetiaan pada pemberi kerja
  4. Kerjaan menarik
  5. Kondisi kerja yang baik
  6. Disiplin yang pengertian
  7. Bayaran yang baik
  8. Promosi dan kesempatan berkembang dalam organisasi
  9. Perasaan keterlibatan dalam sesuatu
  10. Penghargaan atas pekerjaan yang terselesaikan baik.
Memang bukan faktor dorongan yang absolut... namun cukup lengkap dan luas untuk bisa dijadikan patokan dasar.

Sayangnya (lagi), nggak setiap pemimpin punya kemampuan untuk menyelenggarakan tes psikologis seperti ini. Kalaupun bisa, maka hasilnya belum tentu akurat. [Ih serba salah ya?]

Lantas gimana dong?

Cara Memotivasi Orang Lain

Untuk yang satu ini gw masih dalam tahap conscious unawareness, alias gw tau kalo gw nggak ngerti. Yang gw tau, sebagian temen gw sering menjadikan gw sebagai narasumber untuk referensi. Entah itu dalam hal tontonan, elektronik, atau restoran. Nggak jarang, banyak yang tertarik atau malah fanatik buat ikut membeli sesuatu atau melakukan sesuatu karena terpengaruh oleh tulisan yang gw buat. Why? It's just happens. Tapi hal ini bisa dijadikan patokan kalau sebenernya gw dah punya skill untuk memotivasi orang lain...

Hambatan utama yang gw rasa, adalah waktu menjabat jadi manajer dan punya beberapa staff... Should I kill them for not doing what I instructed? Should I be patience with them and get me killed by my boss instead? Or could I make them want to do what I want them to accomplish? Pertanyaan yang sebenernya nggak terkait kerjaan aja karena pada situasi lain yang lebih informal pun bisa muncul...

Gimana caranya bikin pacar mau nonton bareng film yang elo nanti-nantikan tapi bukan jenis favorit dia? Ancem nggak diapelin? Mungkin yang ada malah elo yang di PHK (Putus Hubungan Kekasih) karena berani ngancem.

Gimana caranya minta bantuan temen buat ngerancangin logo tanpa harus terkesan pushy dan desperate? Ancem musuhan? Bisa-bisa kabar kesemena-menaan elo ini yang tersebar ke seantero milis yang elo ikuti di dalam dan luar negeri. Psycho!

Gimana caranya supaya temen mau ikutan aktif terlibat dalam acara sosial dari komunitas? Ancem di black-list dari komunitas? Bisa-bisa elo yang didepak dari kursi ke-PiJey-an.

Beragam aplikasi, tapi intinya tetep terletak pada hal yang sama: Kemampuan kita untuk memotivasi orang lain. Dan dalam hal ini, sayangnya, tidak ada suatu proses baku yang bisa ditiru untuk menjamin terwujudnya kesuksesan, melainkan hanya serangkaian ide dan tools yang bisa membantu seorang pemimpin untuk menanamkan motivasi pada mereka yang ia pimpin.

Tapi kalau dibakukan, maka prosesnya adalah seperti ini:
  1. Mencari tahu hal-hal spesifik yang memotivasi target anda. Hal ini bisa dicapai dengan menggunakan tools semisal psychological tests, quiz, wawancara, interogasi, atau dengan pengamatan diam-diam, kasak-kusuk ke temen deket target, hipnotist =P, dan cara alternatif lainnya.
  2. Mencari cara untuk menyelaraskan faktor dorongan motivasi target, dengan tujuan yang ingin anda capai. Coba cari "benang merah" antara hasil yang ingin anda capai, dengan dorongan motivasi si target, lalu buat si target menyadari keterikatan tersebut. Atau ciptakan kondisi / libatkan faktor external yang mungkin membantu munculnya dorongan motivasi pada si target.
Gimana dengan anda, punya panduan referensi, trik khusus atau pengalaman pribadi? (bay)

Footnote:
1 Sumber informasi: http://answers.google.com/answers/threadview?id=456283
2 Umpatan versi penyakit
3 Sumber: http://www.actioninsight.com/Article18.htm
4 Sumber: http://www.joe.org/joe/1998june/rb3.html

Ilustrasi cartoon:
http://www.jobschmob.com/images/cartoons
http://www.ganesha.org/hall/gallery.html

Bacaan lanjutan:
Google search: http://www.google.co.id/search?hl=id&q=motivational+factor&btnG=Telusuri&meta=