Emak mengeluh pada Abah, yang siang itu baru pulang dari mengerjakan suatu urusan di kantor Kepala Desa Singajaya, Garut. Katanya, laki-laki itu harus sigap untuk menyediakan lauk bagi makan, apalagi waktu itu nasi telah hampir matang dan waktu hampir beranjak ke tengah hari. Suasana memang sedang agak genting dengan beredarnya kabar bahwa "Gorombolan" (Pemberontak DI/TII di daerah Garut) mulai beraksi menyerang kampung seberang. Tapi yang namanya dapur, tidak ada alasan untuk tidak ngebul.
Abah yang tidak banyak cakap lalu mengajak ponakannya yang masih kecil, Asep untuk berjalan-jalan. Beberapa jauh dari rumah mereka, Abah bilang kepada Asep kalau mereka akan menempuh perjalanan jauh, namun ada beberapa persyaratan yang harus Asep penuhi atau mereka akan celaka. Diantara peraturan tersebut ialah Asep dilarang membuka mata dan bercakap-cakap selama perjalanan mereka nanti.
Sambil menyeka ingus dari hidungnya, Asep kecil pun menganggukkan kepala tanda setuju, dan Abah pun memangku Asep di pundaknya. Asep bingung, kemanakah mereka akan bepergian? Naek oplet ke Garut? Jalan kaki ke kampung seberang sungai? Tapi kenapa koq Abah wanti-wanti seperti itu?
Segera setelah mereka yakin tidak ada orang disekitar, Abahpun memberi isyarat. Asep lantas menutup mata dan Abah pun berjalan cepat sambil terasa agak melayang-layang... atau begitulah kurang-lebih yang Asep rasakan dari posisi duduknya di pundak Abah.
Beberapa saat kemudian Abah memperbolehkan Asep untuk membuka mata, dan mereka pun meneruskan jalan kaki ke pasar ikan yang terlihat di kejauhan... udara terasa lebih panas dari biasanya, juga lingkungannya terlihat tidak familiar. Pasar yang Asep saksikan sepertinya bukanlah pasar di Garut, apalagi di Singajaya, kampung tempat mereka tinggal.Tapi yah sudahlah, mungkin ada pasar dadakan disekitar kampung, yang penting percaya saja sama kolot (orang tua) pikirnya...
Setelah selesai berbelanja, mereka lalu menempuh perjalanan yang sama dan Asep pun kembali diminta untuk mematuhi apa yang telah Abah perintahkan tadi untuk perjalanan mereka.
Beberapa saat kemudian Asep merasa Abah mulai berjalan seperti biasa, dan iapun diperbolehkan untuk membuka mata. Ternyata mereka telah kembali berada di jalanan desa dekat hutan tempat mereka tadi berangkat, dan udara kembali terasa sejuk... Sewaktu bertemu Emak, Abah pun menyerahkan ikan yang mereka beli di pasar tadi, sambil berujar dengan bangga; "tah dengeun na, ti Cirebon" (nih lauknya, dari Cirebon).(bay)
foto dari: http://www.ethereal3d.com/
hueheheheh enak ada teleport. ada cerita juga dari garut katanya ada gua (cave) yang bisa tembus ke mekkah....
ReplyDeletewaktu si asep disuruh tutup mata, abah berubah jadi buroq yah...?
ReplyDeletejadi inget cerita bus hantu :)
ReplyDeletekerren lah...
ReplyDeleteKang bagus ih pic nya...
aku ngecengin...
wahh... bukan rico, kalo buroq itu mahluk legendaris di sejarah Islam =) simply... some short of warp tunnel atau warp gate =D
ReplyDeleteceritain doooong
ReplyDeleteyang gw denger malah dari Cirebon Win =) haha... keliatannya tiap daerah punya cerita ginian ya?
ReplyDeletekirain dah tahu :)
ReplyDeleteini legenda cukup terkenal di kalangan mahasiswa jawa (jogja) yang tinggal di bandung.
alkisah ada mahasiswa yang mau pulang ke jogja dari bandung. karena tidak persiapan untuk pulang (tidak beli tiket sebelumnya) dan untuk mempersingkat waktu dia nggak ke terminal tapi naik dari luar terminal. kebetulan ada bus ke jogja dan dia naik. cuman pas dia naik bus dia ngerasa aneh melihat penumpangnya yang diem aja tanpa ekspresi. berhubung dia udah ngantuk, jadi cuek aja dan langsung tidur.
tak lama kemudian ternyata dia dibangunkan oleh orang2 dan ... sudah sampai di jogja. diperkirakan cuman butuh waktu 3-4 jam dari bandung sampai ke jogja (padahal normalnya sekitar 10 jam). orang2 yang membangunkan dia melihat dia katanya lari2 cepet banget (busnya gak keliatan). begitu ...
oh ya, kisahnya pernah dimuat di ANteve (tentang kisah2 misteri yang kemudian difilmkan), cuman mungkin versinya agak beda.
kebenarannya, wallahu a'lam bish shawab ...
Mirip cerita KA hantu di lintasan Jabodetabek. Korbannya konon dah ada beberapa orang, pernah juga dimuat di TV. Cuma sayang gak ada investigasi yang rada serius buat clarifying.
ReplyDeletekalo dibuktikan seru nih...
ReplyDeletegue kok curiga ini bukan sekedar cerpen... jgn2 true story...
ReplyDeletehaha... elemen apanya gung yang bikin elo curiga? =) kan bisa aja cerpen juga feels real...
ReplyDelete2 elemen:
ReplyDelete1. setting di jawa barat, ada kedekatan dengan penulis -)
2. kalo fiksi biasanya memilih perjalanan yang lebih bombastis, misalnya pergi ke arab, ketemu nabi Muhammad SAW, atau ke surga sekalian. Bukan ke cirebon! :-)
yeah, cukup reasonable... walau bisa juga those facts ditempatkan demikian justru emang sengaja....
ReplyDeletegw curiga lebih karena feeling elo gung =P
kalau cerita KA hantu aku pernah baca katanya ada KA KRL yang jalan sendiri padahal mesinnya udah dimatiin ... kalau gak salah beritanya masuk di detik (halah ...)
ReplyDeleterekaaaaaaaaan banget!
ReplyDeletengak seru ah... ;p
Iya, kalau di Jakarta hantunya lebih sophisticated ya? Bisa mindahin KRL, bisa bikin halusinasi berwujud KRL lengkap dengan penumpangnya... canggih euy
ReplyDeletegak seru karena terlalu mereka-reka? waduh, memang bukan cerpen drama... =)
ReplyDeleteAsepnya sebenarnya Kang Bayu :)
ReplyDelete