Sayangnya doi kemudian nggak nunggu lama-lama di tempat itu, karena pasangan wanitanya terus muncul dan mereka berdua jalan kearah Hypermart. Rada ragu mau "nodong", takut salah identifikasi dan salah tingkah, atau malah mengganggu. Ya sudah lah, nggak keliatan lagi anyway.
Eh tapi rupanya ternyata mereka masuk juga ke Hypermart! Dan mulailah gw maju-mundur antara nekad nanya atau let it go. Tapi kepenasaran gw ternyata menang. Apalagi keliatannya dari seisi toko nggak ada satupun yang kenal dia ini siapa. Setelah cerita sama isteri, dan dapet dorongan dari dia, jadilah nekad aja nanya, kapan lagi coba ketemu artis langka macem dia? Dan saat itu Mathias udah di ujung kasir siap-siap pulang. Langsung aja gw deketin...
"Excuse me", gw menegur disela-sela dia beresin belanjaan di kereta dorongnya.
Oom tinggi besar ini pun menoleh kearah gw dan menyambut ramah
"Are you Mathias Hues?", gw kemudian bertanya
"Ow, Yes!", sambutnya sambil rada keheranan
Gwpun nepok tangan sendiri dan nyalamin dia, puas!
"Glad to meet you" sambut gw gembira
"Thank you, how do you know my name?" sambut Mr. Hues ramah tapi penasaran
"Well, I recognize you from the movie... 'Dark Angel'" jawab gw
Mr. Hues pun mengangguk-angguk kecil, sambil mungkin dah rada lupa filmnya yang mana, secara itu taun 20 taunan silam bow!
Gwpun nanya apa dia sedang planning to do a movie here? Dan Mathias menjawab dengan santun kalau ia memiliki rencana kearah sana, karena dia suka dengan suasana di Bali.
[Walau gw belum bisa bayangin film action sangar macem apa bakalan cocok di-shoot di Bali?]
Gwpun kemudian nanya apa dia nggak keberatan kalau gw minta foto, dan dengan senang hati mengiyakan. Segera si kamera kesayangan berpindah tangan ke mbak tukang bungkusin belanjaan sambil ngasih dia instruksi gimana cara makenya.
Mathias dan gwpun berpose, dia ngangkat tinjunya, gw sih "V for victory" aja
"You must be very young when that movie played" sambung Mr. Hues, sambil berpose.
"Yes, very young" jawab gw sambil berusaha mengembangkan senyum, ditengah entah berapa pasang mata yang keheranan dengan adegan dadakan tersebut.
Selepas potret, dan hasilnya lumayan, gw ngucap terimakasih sama Mr. Hues dan sekali lagi ngejabat tangannya, lalu pamitan sama dia dan temen wanitanya (isterinya?) yang dari tadi udah senyum-senyum.
Haha, udahnya gw senyum-senyum sendiri juga sampe diledekin isteri. Yah selain puas bisa ketemu salahsatu tokoh yang gw kagumi dari taun 90an, yang juga bikin seneng adalah berhasilnya gw ngebuang segala keraguan dan negor Mr. Hues in the first place.
Karena bercermin dari pengalaman, keadaannya selalu sama... sesal karena nggak nyoba adalah jauh lebih parah daripada sesal karena nyoba dan gagal. (bay)